Dibalik tulisan

Hai hai...

Sok imut nih gue (gak penting)

Yang pasti gue balik lagi buat menuliskan sesuatu, sisi lain dari dian latifa yang nggak banyak diketahui orang orang,

Ngomong ngomong soal nulis nih, sebenarnya beragam tujuan gue kenapa gue harus mengabadikan sesuatu lewat tulisan. Pertama, gue nggak suka foto foto karena gue punya trauma sendiri soal foto foto, tentunya setelah foto gue di angkatan yang tak berbingkai di tempelin dikaca sukses dicoret anak laki laki waktu gue sd, dan yang dicoret dikepala gue doang lagi (ini luput dari cerita dian part 2 nya, gue lupa), kedua karena gue ngerasa foto nggak bakal bisa menjelaskan banyak hal untuk orang orang yang mempunyai daya imajinasi yang tinggi sehingga segala sesuatunya harus versi dia, orang orang ini nih yang biasanya bakal rieweuh sendiri jika ada novel kesayangan dia di film kan dan bakal kecewa berat kalau nggak sesuai ekspektasi dia, dan yang ketiga, gue bukan termasuk tipe cewek yang narsis di foto makanya followers gue dimedia sosial apapun juga nggak banyak, padahal gue termasuk anak yang kehilangan urat malu, sangat berlainan sekali dengan media sosial yang gue punya umumnya tak ada isinya, malas ngupdate, dan menurut sebagian orang orang gue mungkin orang yang pasif

Nah, gue juga nggak pintar pintar amat menuliskan sesuatu dengan kata kata, bagaimana gue merangkai satu huruf menjadi sebuah kata lalu jadi kalimat dan berakhir berparagraf paragraf di lembaran demi lembaran kertas juga tak sesuai dengan aturan baku tata bahasa, gue hanya berusaha mengeluarkan apa yang ada di memori gue, sehingga sesuatunya itu bisa diabadikan, sampai suatu saat nanti gue bisa yakin dengan masa masa ini hari ini, yang akan gue ingat dimasa depan sebagai masa lalu, yang diabadikan secara lebih detail dari pada beberapa poto yang berbingkai kenangan.

Gue nggak ngerti apalah arti kumpulan tinta tinta yang bermakna itu bisa gue artikan sebagai pelipur lara, bagaimana dia bisa melarutkan kegalauan seperti gula di dalam secangkir kopi hangat, tapi itu terjadi, gue seakan disihiri setelah selesai menyetorkan berlembar lembar kalimat, lalu yang menyesakan itu seakan lebur, padahal dari kalimat kalimat itu tak ada satupun yang dia balas lagi ke gue, tak ada kalimat pembelaan atau apapun itu yang membuat gue seakan menjadi yang dibenarkan.
Tapi?

Ini hanya seperti seseorang yang mencintai sesuatu yang tidak ada, tetapi yang tidak ada itu membuat dia seseakan memiliki sesuatu, mungkin itu yang dinamakan kekuatan dari pemikiran positif. Dengan pikiran kita bisa menjadi apa yang kita mau

Ada yang nanya, ini misalnya lu nikah yan, dan bukan dengan orang yang sering lu ceritakan dari blog ini lu bakal hapus nggak bagian dia?

Gue nggak bakal ngehapus apapun coy dari blog ini, tak akan pernah, sebegitu besar gue menghargai tiap detik waktu yang dihadirkan tuhan untuk hidup gue, dan pemberian tuhan yang pernah mempertemukan gue dengan orang orang yang telah terabadikan disini, semuanya luar biasa, buruk atau baik itu luar biasa

Haha, yang sering hapus foto mantannya dari sosial media gue yakin bakal tersinggung denga kalimat gue yang barusan

Walaupun setiap rekam jejak yang gue tuliskan banyak sekali pengecualian, setiap sudut pandang yang gue berikan ke orang orang banyak juga yang tak terbaca dalam arti gue tertipu, atau setiap hal yang akan terjadi banyak sekali yang tak sesuai mimpi mimpi gue. Tapi  apapun gue serahkan ke waktu, dan dengan waktu itu juga gue akan mengkoreksi disana dan disini, memberi pelajaran, dan memberi makna dengan apa yang telah terjadi.

Baiklah, ngomong ngomong tentang mengkoreksi, untuk selanjutnya, gue akan menulis suatu masalah kepercayaan terbesar gue selama ini, gue akan menceritakan tentang seseorang yang mungkin namanya akan gue telanjangi, agar suatu kesalahan terbesar wanita yang berharap terlalu banyak terhadap seorang pria tak terulang lagi, supaya siapapun yang baca blog ini belajar, Kepercayaan itu nggak murah, kepercayaan itu seharga diri kamu yang memilih untuk mempercayai seseorang

Tunggu yaaa,,,,,




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sistem Saraf Pada Ikan

Filosofi barang antik