Sistem Saraf Pada Ikan
Vertebrata menanggapi rangsangan lingkungan melalui
organ-organ indera, lalu disampaikan ke otak atau sumsum tulang belakang
setelah itu baru ke otot atau kelenjar. Ikan memiliki variasi habitat dan
perbedaan anatomi yang lebih besar dari kelompok vertebrata lainya . hal inilah
yang menyebabkan sering menimbulkan informasi
simpang siur mengenai ikan yang meliputi informasi tentang sistem saraf dan
endokrinya. (Lagler, 1977)
Sel-sel saraf ikan mulai berkembang sejak permulaan
stadia embrio dan berasal dari lapisan germinal terluar (ectoderm). Unit
terkecil dari sistem saraf disebut neuron (sel saraf). Setiap neuron terdiri
atas inti dan jaringan (perpanjangan sel). Perpanjangan sel terdiri atas
dendrite (berfungsi sebagai penerima impuls) dan axon (berfungsi sebagai
penerus impuls). Pertemuan antara axon dan dendrite dari sel saraf lainnya
disebut synapse.
Sistem syaraf terbagi atas:
· Sistem saraf pusat (otak dan
sumsum tulang belakang)
· Sistem saraf tepi (otonom)
A. Sistem saraf pusat
1.
Otak
Otak memiliki fungsi utama yaitu:
o
menerima
input dan menginterpretasikan informasi dari semua organ-organ sensor, baik
intenal maupun eksternal
o
menghasilkan
output berupa perintah untuk koordinasi semua bagian badan sebagai impuls saraf
atau hormon integrasi antara kedua aspek fungsi otak.
Bagian-bagian otak dari muka ke belakang adalah sebagai
berikut:
a.
Telensefalon
Wilayah yang
paling anterior dari otak disebut juga otak depan. Pada ikan berfungsi untuk penerimaan, elaborasi, dan penghantar
impuls bau. Ukuran telensefalon bervariasi sesuai dengan kebutuhan ikan. Pada hiu (Elasmobranchii) dan ikan bertulang
sejati (Osteichthyes), saraf penciuman sebelah kiri disertai oleh sepasang
saraf yaitu saraf terminal kecil . Saraf ini diketahui memiliki vasomotor untuk fungsi sensorik. Pada
bagian anterior telencephalon terdapat sebuah
bulbus pencium dan dibagian caudalnya terdapat lobus penciuman dan dua bagian internalnya berupa
rongga
ventrikel otak I dan II. Pada bagian ventrolateral lobus ini terdapat ganglion
besar dan korpus striatum, yang
merupakan pusat korelasi terutama untuk menyampaikan impuls bau pada posterior
sensorik. Meskipun penciuman merupakan fungsi yang jelas dari telensefalon , tetapi
itu bukanlah satu-satunya fungsi dari
telensefalon seperti yang terdapat pada ikan rayfin yang diduga melayani tambahan kegiatan fungsi fasilitasi umum
lebih rendah
Perusakan dari otak depan telah menunjukkan kurangnya spontanitas dari ikan
mas koki (Carassius auratus) dalam mengeksplorasi lingkungan mereka. Ikan
tilapia (Tilapia) kehilangan kemampuan
untuk merawat anaknya sendiri ketika otak
depan nya dirusak. Pada ikan mas (Cyprinidae)menunjukan
prilaku kurang waspada dan tidak bisa membaca situasi baru dari keadaan
sekitarnya. Ikan tilapia tertentu yang biasa memberikan perhatian dan perlindungan terhadap
anaknya, setelah telencephalonnya
dirusak menjadi bersifat tidak acuh
terhadap anak-anaknya. Ikan Betta
splendens akan kehilangan tingkah laku
seksnya akibat pengrusakan telencephalon. Perusakan otak depan dapat menyebabkan terjadinya penekanan
perilaku agresif, seksual, dan sifat keibuan pada ikan Gasierosreus aculearus
(Lagler, 1967)
a.
Diencephalon
Diensefalon
terletak di sebelah belakang dari telencephalon bagian ventral. Bersama-sama
dengan telencephalon termasuk bagian dari otak muka (prosencephalon). Pada
diencephalon terdapat thalamus, hypothalamus, lobus inferior, dan saccus
vasculosus. Dalam
beberapa ikan seperti lamprey (Lamperra), gars (Lepisosreus), dan bowtin
(Amia), dorsalis saccus meluas lateral dan frontal, bahkan lebih besar dari telencephalon. Pada lamprey
(Petrornyzonidae), parapineal dan organ pineal, juga dikenal sebagai organ
epiphysial, merupakan organ organ yang berkembang. Namun, pada hiu dewasa (Elasmobranchii)
dan ikan bertulang sejati hanya organ pineal saja yang berkembang. Embrio
beberapa ikan bertulang sejati , seperti pada whitefishes (Coregonus),
menunjukkan jika kedua organ tersebut berkembang selama fase embrio awal, tetapi parapineal ini kemudian
hilang dan hanya menyisakan pineal saat dewasa. Pada Lamprey dan hagfishes (Cyclostomata),
organ pineal terhubung ke ganglion habenular yang memiliki retina, pigmen sel, dan struktur seperti
lensa. Pada hiu umumnya organ pineal
kurang berkembang dengan baik pada kelas cyclostomes begitu juga dengan ikan
bertulang sejati . Organ pineal akan berkembang
dengan baik jika jenis ikan tersebut merupakan ikan yang melakukan migrasi
secara vertikal. Seperti yang terdapat pada ikan hatchetfishes (Argyropelecus),
lele (seperti Anus dan Macnones), dan pada halibeaks (Hemiramphus). Organ pineal
adalah struktur yang berfungsi sebagai photosensory, kemoreseptor terhadap
tekanan dan mediator dalam respon penciuman untuk exohormones. Dalam sekretori peran
kelenjar pineal terutama kelenjar sekresi eksternal
Diencephalon
dapat dibagi menjadi wilayah epitalamus dengan ganglia yang habenularnya yang meliputi thalamus dan hypothalamus. Di bawah
hipotalamus terdapat hipofisis atau kelenjar pituitari. Kelenjar pituitari ini melekat
pada bagian dasar otak lamprey. Thalamus berfungsi sebagai pusat estafet untuk
rangsangan penciuman.
b.
Mesencephalon
mesencephalon
atau otak tengah ikan mempunyai ukuran relatif besar. Mesensefalon
terdiri dari tectum RSAL optik, pada dorsal terdapat dua lobus
optik, dan pada ventral terdapat tegmentum. Tectum terdiri dari zona sel-sel
saraf atau neuron. Sebagian besar serat-serat saraf optik berakhir di tectum.
Ikan, seperti lainnya vertebrata, lensa cembung di mata mereka membuat efek
gambar terbalik pada retina, tetapi dengan menggunakan pola tectal gambar
diproyeksikan seperti aslinya.
Stimulasi
listrik dan perusakan dari otak tengah menunjukkan kurusakan visual dan
tanggapan otot . Misalnya Ikan mas
Crucian (Carassius Carassius) tidak dapat membedakan posisi cahaya (orientasi
spasial). ikan mas juga akan mengalami
kesulitan dalam menemukan posisi stimulus suara.
c.
Metencephalon
Pada metencephalon terdapat
bagian menonjol yang disebut Cerebellum, memiliki fungsi utama yaitu mengatur
kesetimbangan tubuh dalam air, mengatur tegangan otot dan daya orientasi
terhadap ruang. Pada ikan bertulang sejati cerebellum terbagi atas dua bagian
besar, yaitu valvula membrane dan corpus membrane yang besarnya tergantung
spesiesnya. Beberapa jenis ikan yang memiliki cerebellum dengan ukuran besar,
terutama pada ikan yang menghasilkan listrik (mormyridae) dan ikan perenang
cepat (mackerel dan tuna).
Ukuran otak kecil pada ikan hiu dan pari (Elasmobranchii) meningkat
dengan ukuran spesies. Seperti terlihar pada perbandingan gambar berikut:
Gambar.
Ukuran relatif dan pengembangan otak antara hiu seperti yang terlihat dalam gambar (a) cal hiu
(Prisriurus); (b) dogfish (Mustelus); (C) hiu pasir (Carcharias).
Pada ikan lele (Siluroidei), otak kecil juga berkembang dengan baik. Otak
kecil pada lele dibutuhkan untuk menanggapi arus listrik lemah. Ventrikel otak
kecil masih terlihat menonjol dalam hiu dan pari (Elasmobranchii) tetapi telah
hampir sepenuhnya hilang pada otak kecil ikan bertulang sejati.
a.
Myelencephaion
Myelencephalon
merupakan bagian otak paling belakang (posterior), dengan membran oblongata
sebagai komponen utamanya. Komponen ini merupakan pusat untuk menyalurkan
rangsangan keluar melalui saraf cranial. Myelencephalon merupakan pusat dari
saraf sensorik kecuali pada saraf kranial penciuman (I) dan penglihatan ( II )
. Pada ikan Clupea pallasi, dan Trichiurus sp, medulla oblongata
membesar, dibagian ini terdapat organ yang dinamakan cristae membrane yang
diduga ada hubungannya dengan kecendrungan ikan untuk berkelompok
b. Saraf Cranial
Dari otak, terdapat 11 saraf otak (nervi cerebralis) yang
menyebar ke organ-organ sensori tertentu dan otot-otot tertentu. Sebagian
besar saraf otak
tersebut berhubungan dengan bagian-bagian kepala, tetapi ada juga yang
berhubungan dengan bagian-bagian tubuh.
1. Nervus terminalis (NC 0), saraf kecil yang
bergabung dengan NC I, berhubungan dengan otak depan, serabut-serabut sarafnya
tersebar mengelilingi bulbus olfactorius.Fungsinya mungkin meliputi sensori somati dan sensori khusus.
2. Nervus olfactorius (NC I), menghubungkan organ
olfactorius dengan pusat olfactorius otak depan, berfungsi membawa impuls bau-bauan.
3. Nervus opticus (NC II), menghubungkan retina
mata dengan tectum opticum,berfungsi
membawa impuls penglihatan.
4. Nervus oculomotoris (NC III), merupakan saraf
motor somatik yang mengatur otot mata musculus obliquus inferior, muculus
rectus superior, musculus rectus inferior, dan musculus rectus internal.
Berhubungan dengan otak mesencephalon.
5. Nervus trochlearis (NC IV), berhubungan dengan
otak mesencephalon, merupakan saraf motor somatik yang menginervasi otot mata musculus obliquus superior.
6. Nervus trigeminalis (NC V), terbagi atas tiga cabang
yaitu nervus ophthalmicus dan nervus maxillaris (merupakan saraf sensori
somatik) serta nervus mandibularis (saraf sensori somatik dan saraf motor
somatik). Nervus ini menghubungkan bagian kepala dan rahang dengan medulla
oblongata. Fungsinya berkaitan dengan kepekaan kulit
terhadap panas dan sentuhan.
7. Nervus abducens (NC VI), merupakan saraf motor
somatik yang menghubungkan bagian depan medulla oblongata dengan otot mata
musculus rectus external. Fungsinya berhubungan dengan penarikan otot
penggerak biji mata.
8. Nervus facialis (NC VII), tersusun atas tiga
cabang yaitu nervus ophthalmicus superficialis, nervus buccalis, dan nervus
hyomandibularis. Saraf cabang ini berkaitan dengan saluran garis rusuk (linea
lateralis) di atas kepala, penerima rasa pada kepala dan tubuh, serta penerima
rangsangan sentuhan. Berhubungan dengan NC V dan NC VIII pada medulla
oblongata. Saraf ini punya komponen yang berkaitan dengan sensori somatik,
sensori visceral, dan fungsi motor visceral.
9. Nervus acousticus (NC VIII), sering dianggap
sebagai cabang dari nervus acousticofacialis pada ikan, mempunyai fungsi sensori somatik yang berkaitan dengan telinga bagian dalam.
10.Nervus glossopharyngeal (NC IX), terdiri dari komponen
sensori dan motoris yang melayani bagian insang pertama. Fungsinya berkaitan dengan garis rusuk, organ pengecap pada pharynx dan
otot-otot insang.
11.Nervus vagus (NC X), memiliki beberapa percabangan.
Cabang supratemporal dan cabang garis rusuk melayani sistem garis rusuk. Cabang branchial menuju ke bagian
posterior celah insang. Cabang visceral melayani organ-organ internal.
Cabang dorsal recurrent menginervasi penerima rasa.
2. Sumsum Tulang Belakang
Sumsum tulang belakang,
bersama dengan otak, membentuk sistem saraf pusat (SSP). Ini menyerupai, tali
berwarna krem yang tebal dan terdiri dari saraf yang menyampaikan pesan antara
otak ke seluruh tubuh. Sumsum tulang belakang membentang dari medulla oblongata
yang terletak pada bagian bawah otak ke punggung bawah dan ditempatkan di
sebuah terowongan yang dibuat oleh tulang vertebra tulang belakang.
Ikan berahang pada umumnya memiliki ganglia
tulang belakang pada neuron sensorik
dari saraf dorsal walaupun pada banyak family, seperti ikan mas (Cyprinidae),
cods (Gadidae), Percidae, dan Sciaenidae, beberapa serat aferen merupakan
penghantar dari ganglia supramedullary dan inframedullary. Pada hiu
(Squaliformes) sampai ikan bertulang sejati (Osteichthyes), terdapat diferensiasi
dan pembagian saluran serat antara otak dan sumsum tulang belakang. Pada searobins
(Triglidae), bagian anterior yang panjang
dan terpisah dari sirip dada membawa
reseptor khusus, taktil dan kimia. Saraf
sensorik dari bagian anterior ini ditandai oleh adanya pembengkakan pada sumsum tulang belakang.
Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk
ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari
sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk
dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan
menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf
motor.
A. Sistem
saraf otonom
Sistem syaraf otonom merupakan bagian dari
membran periferi, mempengaruhi otot polos dan kelenjar. sistem saraf
otonom berupa susunan saraf otonom terdiri atas saraf simpatis dan
parasimpatis. Saraf otonom mengontrol fungsi vegetatif badan, antara lain:
o mengatur kegiatan jantung dan pembuluh darah,
o mengatur kerja urat daging licin, dan
o mengatur kerja kelenjar-kelenjar. Sifat kedua
saraf tersebut dikenal sebagai sifat yang berlawanan. Saraf simpatis aktif bila
tubuh memerlukan energi dan saraf parasimpatis aktif pada tubuh organisme
sedang istirahat.
Daftar pustaka
Lagler,
K.F., J.E. Bardach, R.R. Miller, dan D.R.M. Passino. 1977. Ichthyology. Second edition. John Wiley and Sons, Inc. New York.
Komentar
Posting Komentar