SITOKIN
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Sistim imun
ialah semua mekanisme yang digunakan tubuh untuk mempertahankan keutuhan
tubuh sebagai perlindungan terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan
di lingkungan. Fungsi sistem imun antara lain adalah, melindungi tubuh dari
invasi penyebab penyakit,menghancurkan & menghilangkan mikroorganisme atau
substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan virus, serta tumor) yang masuk ke dalamtubuh, menghilangkan jaringan
atau sel yg mati atau rusak (debris sel)untuk perbaikan jaringan, mengenali dan
menghilangkan sel yang abnormal.
Sistem imun membutuhkan waktu untuk mengenal
antigen terlebih dahulu sebelum dapat
memberikan responnya. Sel-selnya terdiri dari sel-sel limfosit T dan B. Sel
makrofag sebagai sel APC (Antigen Presenting Cell) mempunyai molekul MHC klas II. Melalui MHC klas II, sel
B akan menerima antigen, kemudian antigen
ini disajikan ke permukaan sel untuk mengaktivasi sel T helper.sel sel ini akan
mensekresikan sitokin. Produksi sitokin
yang tepat merupakan dasar untuk perkembangan perlindungan
Sitokin adalah protein yang dibuat oleh sel-sel
yang mempengaruhi perilaku sel-sel lain. Sitokin diproduksi oleh berbagai sel, termasuk sel-sel
kekebalan tubuh seperti makrofag , limfosit B , limfosit T dan sel mast , serta sel-sel endotel , fibroblas , dan berbagai sel stroma. Sitokin
merupakan protein-protein kecil sebagai mediator dan pengatur immunitas,
inflamasi dan hematopoesis. Sitokin adalah salah satu dari sejumlah zat
yang disekresikan oleh sel-sel tertentu dari sistem kekebalan tubuh yang
membawa sinyal antara sel-sel lokal, dan dengan demikian memiliki efek pada
sel-sel lain Sitokin dihasilkan sebagai respon terhadap stimulus sistem
imun.
1.2
Identifikasi masalah
1. Apa yang dimaksud sitokin
2. Bagaimana klasifikasi sitokin
3. Apa saja bentuk dari interleukin, MIP,, IFN,
TGF
1.4 Maksud Dan Tujuan
Maksud dari penyusunan majalah ini adalah
untuk mengetahui peranan sitokin dalam sitem imun. Sedangkan tujuanya adalah
sebagai berikut:
1.
Mengetahui
definisi dari sitokin
2.
Mengetahui
klasifikasi sitokin
3.
Mengetahui
bentuk dari interleukin
, MIP,IFN dan TGF
1.5 Metodologi penulisan
Makalah ini disusun dengan acuan studi literatur dari jurnal dan sumber informasi online
BAB
II
ISI
2.1 Definisi Sitokin
Sitokin berasal dari
bahasa yunani yaitu cyto yang artinya sel dan kinos yang artinya gerakan. Secara harfiah sitokin
merupakan salah satu dari sejumlah zat
yang disekresikan oleh sel-sel tertentu dari sistem kekebalan tubuh yang
membawa sinyal antara sel-sel lokal, sehingga memiliki efek pada sel-sel lain.
Sitokin meliputi
kemokin , interferon , interleukin , limfokin dan tumor
necrosis factor . Sitokin diproduksi oleh berbagai sel, termasuk sel-sel
kekebalan tubuh seperti makrofag , limfosit B , limfosit T dan sel mast , endotel , fibroblas , dan
berbagai sel stroma (Lackie,2010). Sitokin dihasilkan sebagai
respon terhadap stimulus sistem imun. Sitokin bekerja dengan mengikat
reseptor-reseptor membran spesifik, yang kemudian membawa sinyal ke sel melalui
second messenger (tirosin kinase), untuk mengubah aktivitasnya (ekspresi gen). Respon-respon
terhadap sitokin diantaranya meningkatkan atau menurunkan ekspresi
protein-protein membran termasuk reseptor-reseptor sitokin, proliferasi, dan sekresi
molekul-molekul efektor (Horst ,2013). Sitokin bisa bereaksi pada sel-sel yang mensekresikanya disebut juga
aksi autokrin, atau pada sel-sel
terdekat dari sel sel yang mensekresikanya atau disebut juga aksi parakrin.
Sitokin bisa juga beraksi secara sinergis jika dua atau lebih sitokin beraksi
secara bersama-sama atau secara antagonis jika aktivitas sitokinya berlawanan.
2.2 Klasifikasi
a. Berdasarkan
sel yg mensekresikanya, sitokin
diklasifikasikan sebagai
berikut yaitu:
1. limfokin (sitokin yang dihasilkan
limfosit)
2. monokin (sitokin yang dihasilkan
monosit)
3. kemokin (sitokin dengan aktivitas
kemotaktik)
4. interleukin (sitokin yang dihasilkan oleh satu
leukosit dan beraksi pada leukosit lainnya).
b.
Berdasarkan fungsi , sitokin dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. tipe
1 (Inf-γ, TNF, dll),
2. tipe
2 (TGF-β, IL-4 , IL-10 , IL-13 , dll),
yang mendukung respon antibodi .
c.
Berdasarkan struktur tiga dimensi
, sitokin dapat diklasifikasikan sebagai berikut:.
·
superfamili Imunoglobulin (Ig) ,ada di seluruh
beberapa sel dan jaringan tubuh vertebrata. Strukturnya homologi dengan imunoglobulin (antibodi ), molekul adhesi sel , dan bahkan
beberapa sitokin. Contoh tipe reseptor: IL-1.
·
Family Hemopoietic Growth Factor (tipe 1),
·
Family Interferon (tipe 2), yang
anggotanya adalah reseptor untuk IFN β dan γ.
- Family
Tumor Necrosis Faktor (TNF) (tipe 3), yang anggotanya
berbagi sistein domain ekstraselular mengikat
beberapa non-sitokin lainnya seperti CD40 , CD27 dan CD30 , selain ligan yang keluarga TNF.
·
Family Reseptor interleukin-17 (IL-17R), sedikit
homolog dengan keluarga reseptor sitokin lainnya. Para anggota family
ini dikenal adalah sebagai berikut: IL-17RA, IL-17RB, IL-17RC, IL17RD dan
IL-17RE.(gaffen, 2009)
Interleukin-12 (IL-12), yang disekresikan oleh makrofag dan
bertindak pada T H 0 (T-helper sel 0) dan mengkonversi menjadi T H 1 (T-helper sel 1) yang menghasilka IFN γ. IFN γ mengaktifkan makrofag, sehingga memulai
respon imun diperantarai sel.
2.3.1
Interleukin
Interleukin
merupakan kelompok sitokin ( disekresi hormon ) yang pertama kali diekspresikan
oleh sel darah putih (leukosit). Fungsi dari sistem kekebalan tubuh tergantung
pada interleukin. Mayoritas interleukin
disintesis oleh helper CD4+ T lymphocytes, serta melalui monosit, makrofag, dan
sel endotel. Interleukin mempromosikan pengembangan dan diferensiasi T, B, dan
sel-sel hematopoietik. Peran interleukin didasarkan pada
sinyal dari beberapa jenis sel yang berbeda. Mereka
berinteraksi untuk mengontrol sistem kekebalan tubuh sel.
Secara garis besar peranan sitokin
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Nama |
Penghasil
|
Target
receptors
|
Sel Target
|
Fungsi
|
IL-1
|
magrofag,
sel B, monosit ,sel dendritik
|
CD121a/IL1R1,
CD121b/IL1R2
|
Sel T
helper
|
co-stimulasi
|
Sel B
|
maturasi
& proliferasi
|
|||
Sel
NK
|
Aktivasi
|
|||
makrofag,
endothelium, dan lainya
|
sejumlah
kecil peradangan menyebabkan reaksi fase akut, sedangkan dalam jumlah besar
menyebabkan demam
|
|||
IL-2
|
Sel
Th1
|
CD25/IL2RA,
CD122/IL2RB, CD132/IL2RG
|
Aktifasi
sel t dan sel b , sel NK, makrofag,
oligodendrocytes
|
merangsang
pertumbuhan dan diferensiasi respon sel T. Juga dapat digunakan dalam
immunotherapy untuk mengobati kanker. Selain itu telah digunakan dalam uji
klinis (ESPIRIT. Stalwart) untuk meningkatkan jumlah CD4 pada pasien positif
HIV
|
IL-3
|
sel
mast, sel NK, endotelium, eosinofil
|
CD123/IL3RA,
CD131/IL3RB
|
sel
induk hematopoietik
|
diferensiasi
dan proliferasi sel-sel progenitor myeloid misalnya eritrosit, granulosit
|
Sel
mast
|
pertumbuhan
dan histamin
|
|||
IL-4
|
Sel
Th2, , memori CD4 + sel, sel mast, makrofag
|
CD124/IL4R,
CD132/IL2RG
|
Sel b
aktif
|
proliferasi
dan diferensiasi, sintesis IgG1 dan IgE. respon alergi (IgE)
|
Sel T
|
Proliferasi
|
|||
endothelium
|
||||
IL-5
|
Sel
Th2, sel mast, eosinofil
|
CD125/IL5RA,
CD131/IL3RB
|
Eosinofil
|
Produksi
|
Sel B
|
Diferensasi
, produksi IgA
|
|||
IL-6
|
makrofag,
sel Th2, sel B, astrosit, endothelium
|
CD126/IL6RA,
CD130/IR6RB
|
Sel B
aktif
|
diferensiasi
menjadi sel plasma
|
Plasma
sel
|
Sekresi
antibodi
|
|||
Sel
induk hematopoitik
|
Diferensasi
|
|||
Sel T
|
menginduksi
reaksi fase akut, hematopoiesis, diferensiasi, inflamasi
|
|||
IL-7
|
Sel
sumsum tulang stroma dan sel stroma thymus
|
CD127/IL7RA,
CD132/IL2RG
|
pre/pro-sel
B, pre/pro- sel T, sel NK
|
diferensiasi
dan proliferasi sel progenitor limfoid, terlibat dalam kelangsungan hidup sel
B, T, dan sel NK, dan homeostasis, meningkatkan proinflamasi sitokin
|
IL-8
or CXCL8
|
makrofag,
limfosit, sel-sel epitel, sel endotel
|
CXCR1/IL8RA,
CXCR2/IL8RB/CD128
|
neutrofil,
basofil, limfosit
|
Kemotaksis
neutrofil
|
IL-9
|
Sel
Th2, khususnya oleh sel-sel helper CD4 +
|
CD129/IL9R
|
Sel T
,sel B
|
Merangsang
sel mast
|
IL-10
|
monosit,
sel Th2, sel CD8 + T, sel mast, makrofag, bagian sel B
|
CD210/IL10RA,
CDW210B/IL10RB
|
Macrofag
|
Produksi
sitokin
|
Sel B
|
Aktivasi
|
|||
Sel
mast
|
||||
Sel
Th1
|
menghambat
produksi sitokin Th1 (IFN-γ, TNF-β, IL-2)
|
|||
Sel
Th2
|
Stimulasi
|
|||
IL-11
|
sumsum
tulang stroma
|
IL11RA
|
sumsum tulang stroma
|
produksi
protein fase akut, pembentukan osteoklas
|
IL-12
|
sel
dendritik, sel B, sel T, makrofag
|
CD212/IL12RB1,
IR12RB2
|
Sel T
aktif,
|
diferensiasi
menjadi sel T sitotoksik dengan IL-2, merangsang pembentukan IFN-γ, TNF-α,
menurunkan IL-10
|
Sel
NK
|
Merangsang IFN-γ dan TNF-α
|
|||
IL-13
|
sel
Th2 aktif, sel mast, sel NK
|
IL13R
|
Sel
TH2, sel B, makrofag
|
Merangsang
pertumbuhan dan diferensiasi sel-sel B (IgE), menghambat sel-TH1 dan
menghambat produksi sitokin inflamasi makrofag (misalnya IL-1, IL-6), ↓ IL-8,
IL-10, IL-12
|
IL-14
|
Sel T
dan sel B tertentu
|
Sel B
aktif
|
mengontrol
pertumbuhan dan proliferasi sel B, menghambat sekresi Ig
|
|
IL-15
|
fagosit
mononuklear (dan beberapa sel lainnya), terutama makrofag setelah diinfeksi
oleh virus
|
IL15RA
|
Sel
T, sel B aktif
|
Menginduksi
produksi sel-sel NK
|
IL-16
|
limfosit,
sel epitel, eosinofil, sel CD8 + T
|
CD4
|
CD4+
sel T (Th-cells)
|
CD4+
chemoattractant
|
IL-17
|
T
helper 17 (Th17)
|
CDw217/IL17RA,
IL17RB
|
epitel,
endothelium, lainnya
|
osteoklastogenesis,
angiogenesis, meningkatkan inflamasi sitokin
|
IL-18
|
Magrofag
|
CDw218a/IL18R1
|
Sel
Th1 , sel NK
|
Menginduksi
produksi IFNγ, meningkatkan aktivitas
sel NK
|
IL-19
|
-
|
IL20R
|
-
|
|
IL-20
|
-
|
IL20R
|
mengatur
proliferasi dan diferensiasi keratinosit
|
|
IL-21
|
sel T
helper, sel NKT
|
IL21R
|
Semua
limfosit, sel dendritik
|
proliferasi sel CD8 + T, menambah
sitotoksisitas NK, menambah proliferasi sel B CD40-driven, diferensiasi sel
Th17
|
IL-22
|
-
|
IL22R
|
Mengaktifkan
STAT1 dan STAT3 dan meningkatkan produksi protein fase akut seperti serum
amyloid A, Alpha 1-antichymotrypsin dan haptoglobin dalam sel hepatoma
|
|
IL-23
|
-
|
IL23R
|
Meningkatkan
angiogenesis tetapi mengurangi infiltrasi CD8 T-sel
|
|
IL-24
|
-
|
IL20R
|
Memainkan
peran penting dalam supressor tumor, penyembuhan luka dan psoriasis dengan
mempengaruhi kelangsungan hidup sel.
|
|
IL-25
|
-
|
LY6E
|
Menginduksi
produksi IL-4, IL-5 dan IL-13, yang merangsang ekspansi eosinofil
|
|
IL-26
|
-
|
IL20R1
|
Meningkatkan
sekresi IL-10 dan IL-8 dan ekspresi permukaan sel CD54 pada sel epitel
|
|
IL-27
|
-
|
IL27RA
|
Mengatur
aktivitas limfosit B dan limfosit T
|
|
IL-28
|
-
|
IL28R
|
Berperan
dalam pertahanan kekebalan tubuh terhadap virus
|
|
IL-29
|
-
|
Berperan
dalam pertahanan inang terhadap mikroba
|
||
IL-30
|
-
|
Membentuk
rantai IL-27
|
||
IL-31
|
-
|
IL31RA
|
berperan
dalam peradangan kulit
|
|
IL-32
|
-
|
Menginduksi
monosit dan makrofag untuk mengeluarkan TNF-α, IL-8 dan CXCL2
|
||
IL-33
|
-
|
Menginduksi
sel T helper untuk menghasilkan sitokin tipe 2
|
||
IL-35
|
regulatory
T cells
|
Supressor
T helper sel
|
Dari 35 bentuk
interleukin ada 17 interleukin yang
telah di identifikasi (keterangan tabel) yaitu:
a.
Interleukin 1
Interleukin
1 dihasilkan oleh sel B,
monosit ,sel dendritik ,
magrofag pada sel Kupfer, sel Langerhans, maupun makrofag yang terdapat pada
paru-paru, limpa dan tempat lain bahkan hampir semua sel berinti, tetapi IL-1 tidak diproduksi oleh
eritrosit. Pada manusia makrofag
terutama mensekresikan IL-1-beta, sedangkan sel lain memproduksi
IL-1-alfa. Sifat substansi stimulan
menentukan apakah IL-1 yang dibentuk akan dilepaskan atau tetap berada
intraselular. Lateks dan lipopolisakarida meningkatkan pembentuan IL-1 baik
intraseluler maupun pelepasan IL-1. Faktor yang mengatur pelepasan IL-1 belum
jelas tetapi diduga kerusakan sel merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
pelepasan IL-1 oleh sel-sel tersebut.
Beberapa substansi diketahui menghambat
produksi IL-1 yaitu hidrokortison, obat imunosupresif lain yaitu siklosporin
yang mengintervensi fungsi limfosit T, tetapi obat tersebut tidak dapat
menghambat produksi IL-1 yang dirangsang oleh
Dampak
IL-1 pada sel T
Diketahui bahwa IL-1 yang diproduksi oleh
makrofag akan merangsang ekspresi reseptor IL-2 pada permukaan limfosit T
(resting T) sehingga limfosit T tersebut dapat memberikan respon terhadap
IL-2. Memacu pembentukan IL-2 baik oleh
sel T yang sama maupun oleh sel T yang lain, sehingga sel T berproliferasi dan
berdiferensiasi lebih lanjut. Ekspresi reseptor IL-2 dapat terjadi dalam kurun
waktu kurang lebih 6 jam, mencapai jumlah maksimum dalam waktu 2-3 hari,
kemudian menurun dan pada hari ke-14 jumlah reseptor IL-2 sudah sangat menurun
sehingga sel T tidak dapat memberikan respon lagi terhadap IL-2. Sel T kemudian
tidak dapat berdiferensiasi dan kembali dalam keadaan istirahat. Untuk
mengekspresikan kembali reseptor IL-2 harus ada rangsangan baru. Beberapa percobaan juga mengungkapkan bahwa
IL-1 diperlukan untuk meningkatkan fungsi sel T sitotoksik, misalnya untuk
membunuh sel tumor. Selain itu IL-1
dapat mengurangi aktivitas sel T penekan dengan cara meningkatkan aktivitas sel
T penolong atau menekan fungsi sel T penekan sendiri. Pada keadaan lain IL-1
dapat meningkatkan aktivitas sel penekan.
Dampak
IL-1 pada sel B
Memberikan rangsangan pada sel B sehingga
terjadi proliferasi dan diferensiasi yang disusul dengan produksi antibodi.
Rangsangan produksi antibodi di atas terjadi baik secara langsung kepada sel B
maupun melalui peningkatan aktivitas sel T helper yang memproduksi BCGF. Karena
sel B sendiri mampu memproduksi IL-1, maka IL-1 diduga berperan sebagai sinyal
untuk fungsi autoregulasi pada sel B. Stimulasi
IL-1 pada sel pre-B mengakibatkan ekspresi sIg pada permukaan sel. Selain mempunyai dampak terhadap limfosit,
IL-1 juga mempunyai dampak terhadap
sel-sel non limfosit. Dampakya pada makrofag banyak yaitu mengiduksi
pembentukan prostaglandin E2 (PGE2), colony stimulating factor (CSF) dans
sitokin lain, serta pembentukan kolagenase disamping memacu sitotoksisitas.
Fungsi lainya :
o meningkat pada gingiva periodontitis
dewasa dibandingkan dengan individu yang secara klinis sehat atau mengalami
gingivitis ringan
o meningkat pada periodontitis aktif
dibandingkan dengan inflamasi yang stabil.
o Sitokin-sitokin ini meningkatkan
ekspresi faktor-faktor adhesi pada sel-sel endotel untuk memungkinkan
transmigrasinya leukosit-leukosit, sel-sel yang melawan patogen, ke tempat
infeksi dan berkumpul di pusat pengatur suhu hipotalamus, dan menyebabkan
peningkatan suhu tubuh atau demam
o pengaturan hematopoesis
o
menstimulasi fibroblas untuk menghasilkan kolagenase
b.
Interleukin 2
IL-2 diproduksi terutama oleh sel Th atas
rangsangan IL-1 yang dilepaskan makrofag. Selain diproduksi oleh sel Th, IL-2
juaga dapat diproduksi oleh Ts dan Tc atas rangsangan yang sesuai misalnya
rangsangan PHA atau MHC kelas I. Demikian pula timosit imunokompeten yang
terdapat dalam medula kelenjar timus dapat memproduksi IL-2 bila dirangsang
oleh PHA.
Interleukin-2 adalah sejenis sitokin yang disebut hormon leukositotropik, yang
berperan sebagai stimulan dalam proliferasi sel B dan sel T. IL-2 ditelisik mempunyai fungsi yang serupa dengan IL-15. IL-2 berperan dalam apoptosis sel T yang teraktivasi bukan oleh antigen, hal
ini penting untuk mencegah autoimunitas,
sedangkan IL-15 berperan dalam pemeliharaan sel T memori . IL2 adalah protein yang mengatur aktivitas sel-sel darah putih (leukosit, sering limfosit ) yang bertanggung
jawab untuk kekebalan. IL-2 merupakan bagian dari respon alami tubuh terhadap mikroba infeksi. IL-2 menengahi efek dengan carac mengikat reseptor IL-2 , yang diekspresikan
oleh limfosit.
IL-2
berfungsi untuk pertumbuhan, proliferasi, dan diferensiasi limfosit thymus. IL-2 biasanya
diproduksi oleh sel T selama respon imun (Cantrell, 2004). Selain itu IL-2 juga diperlukan selama pengembangan sel T di timus untuk
pematangan subset sel T yang disebut regulatory
sel T (T-regs) ( Saguchi
et al, 1995). Setelah keluar dari timus, T -Regs berfungsi untuk mencegah sel T
lainnya dari mengenali dan bereaksi terhadap antigen diri, yang dapat
mengakibatkan autoimunitas. IL-2 dapat menginduksi proliferasi sel T dengan cara autocrine sehingga
dengan adanya kemampuan ini sel T dapat dirangsang untuk membentuk klon sel T
in vitro.
IL-2
ternyata juga memberikan rangsangan pada sel-sel non T, misalnya meningkatkan
proliferasi dan diferensasi sel B dan produksi antibodi, serta meningkatkan
aktivitas sel NK. IL-2 memerlukan
bantuan limfokin lain. Konsentrasi IL-2 turut menentukan sel B mana yang lebih
responsif, walaupun sel B yang teraktivasi mempunyai lebih banyak kemungkinan
untuk bereaksi.
IL-2 dapat dideteksi dalam cairan sendi
penderita arthritis rheumatoid. Pada keganasan sel T dapat dijumpai kadar IL-2
yang cukup tinggi dalam serum. Penurunan produksi IL-2 dijumpai pada
imunodefisiensi selular misalnya pada AIDS dan SLE . Reseptor IL-2 dalam bentuk
terlarut telah dijumpai dalam serum penderita dengan penyakit autoimun,
penyakit alergi dan penderita yang mengalami reaksi graft versus host. Adanya
reseptor IL-2 bentuk terlarut dalam serum merefleksikan aktivasi sel T dan fase
aktivasi penyakit
c.
Interleukin
3
IL-3 diproduksi oleh sel T, sel NK dan
mastosit, dan mempunyai pengaruh yang jelas pada pertumbuhan dan diferensiasi
semua lineage sel hemopoetik. Umumnya IL-3 disekresi oleh sel T yang
teraktivasi sebagai respon imunitas untuk menstimulasi lebih banyak sel T dari
sumsum tulang. Interleukin-3
adalah sebuah hormon berjenis sitokina dari kelompok interleukin yang mempunyai potensi untuk memicu proliferasi beragam sel hemotopoetik menjadi sel
progenitor mieloid, termasuk memicu proliferasi beragam sel
mieloid seperti eritrosit, megakariosit, granulosit, monosit dan sel
dendritik. IL-3 berperan
dalam pelbagai aktivitas selular, seperti perkembangan sel, diferensiasi sel
dan apoptosis, serta memiliki potensi neurotropik.
Fungsi
Interleukin-3 (IL-3) lainya adalah dalam
meningkatkan respon alami tubuh terhadap penyakit sebagai bagian dari sistem
kekebalan tubuh. IL-3 juga merangsang diferensiasi sel induk hematopoietik
multipoten menjadi sel progenitor myeloid dengan penambahan
IL-7 pada sel-sel progenitor limfoid . Selain itu
mengatur hubungannya dengan sitokin lain, misalnya, Erythropoietin (EPO), granulosit
macrophage colony-stimulating factor (GM-CSF), dan IL-6 .
d.
Interleukin 4
Interleukin-4 adalah sitokina pleiotropik yang disekresi oleh sel T yang telah
teraktivasi menjadi sel TH2,
bersama-sama dengan IL-5 dan IL-13. IL-4
berperan dominan dalam sistem kekebalan dan merupakan faktor yang penting dalam perkembangan hipersensitivitas, dengan fungsi selular yang banyak
tumpang-tindih dengan IL-13 (Kraich,2010).
Reseptor untuk Interleukin-4 dikenal
sebagai IL-4Rα . Reseptor ini ada
dalam 3 kompleks yang berbeda di seluruh tubuh. Reseptor tipe 1
terdiri dari subunit IL-4Rα dengan rantai γ umum dan secara khusus mengikat
IL-4. Reseptor tipe 2 terdiri dari subunit IL-4Rα terikat baik lain IL-4Rα,
atau subunit yang berbeda yang dikenal sebagai IL-13Rα1. Reseptor tipe 2 Ini memiliki
kemampuan untuk mengikat IL-4 dan IL-13, dua sitokin dengan fungsi biologis
yang terkait erat. (Maes et al, 2012)
Peran biologis dari interleukin 4 adalah proliferasi sel T, dan diferensiasi sel B menjadi sel plasma . IL-4 mengatur
sistem kekebalan humoral dan kekebalan adaptif , menurunkan
produksi sel Th1, makrofag, IFN-gamma, dan sel dendritik IL-12. Kelebihan
produksi IL-4 berhubungan dengan alergi . (Hershey,1997). Selain itu IL-4 memegang peran penting pada proses class
switching imunoglobulin, memudahkan class switch menjadi IgG1 dan IgE,sementara
menekan pembentukan IgM, IgG3, IgG2a dan IgG2b.
IL-4 juga meningkatkan ekspresi MHC kelas II dan reseptor IgE afinitas
rendah pada sel B yang tidak teraktivasi.
e.
Interleukin 5
Interleukin-5 adalah sitokina sekresi sel TH yang berperan dalam perkembangan dan
diferensiasi sel B dan eosinofil. Peningkatan rasio IL-5 dilaporkan terkait
dengan asma dan sindrom hipereosinofilik , seperti eosinofilia. Tingginya
rasio IL-5 juga ditemukan pada penderita penyakit Graves dan tiroiditis
Hashimoto.
Reseptor IL-5 terdiri dari α dan rantai βc. subunit α spesifik untuk molekul IL-5, sedangkan
subunit βc juga dihasilkan oleh interleukin 3 (IL-3) dan granulocyte-macrophage
colony. Peran IL-5 adalah
dalam meningkatkan produksi IgA oleh sel B yang dirangsang oleh LPS, sebaliknya
dari IL-4, IL-5 tidak menginduksi class-swiching tetapi dapat mempercepat maturasi sel B yang telah diprogramkan untuk
membentuk IgA. Selain itu, IL-5 dapat meningkatkan ekspresi reseptor IL-2 pada
sel B teraktivasi maupun sel B dalam keadaan istirahat , meningkatkan ekspresi
reseptor IL-2 pada permukaan subpopulasi timosit dan menginduksi sel tersebut
untuk berdiferensiasi menjadi sel T sitotoksik.
f.
Interleukin 6
Interleukin 6 (IL6) adalah
sitokin pleiotropic ampuh yang mengatur pertumbuhan sel dan diferensiasi dan
memainkan peran penting dalam respon imun. IL-6 disekresikan oleh sel T, magrofag, osteoblas,
pembuluh darah, sel sel otot halus dalam tunika media. receptor Interleukin 6 (IL6R) juga dikenal
sebagai CD126 yang merupakan tipe I reseptor sitokin .
Pada IL-6 yang disekresikan oleh sel T dan makrofag peranya adalah untuk merangsang respon kekebalan tubuh, misalnya
selama infeksi dan setelah trauma, terutama luka bakar atau kerusakan jaringan
yang mengarah ke peradangan. Selain itu, osteoblas mensekresikan IL-6 untuk
merangsang pembentukan osteoklas, sel-sel otot halus dalam tunika media dan juga
memproduksi IL-6 sebagai pro-inflamasi sitokin
Peran lainya yaitu sebagai mediator penting dari demam dan respon fase akut . IL-6 ini mampu melintasi penghalang darah ke otak dan memulai sintesis PGE 2 di hipotalamus (Banks et al, 1994) , sehingga mengubah
setpoint suhu tubuh. Dalam jaringan otot dan lemak, IL-6 merangsang
mobilisasi energi yang mengarah pada peningkatan suhu tubuh. IL-6 dapat
disekresikan oleh makrofag sebagai respons terhadap
mikroba tertentu, yang disebut dengan pathogen-associated molecular patterns ( PAMPs ). PAMPs ini mengikat pattern recognition
receptors (PRRs) dan Toll-like receptors ( TLRs ).
IL-6 juga penting
untuk pertumbuhan hibridoma dan ditemukan di banyak
media kloning tambahan seperti briclone . Inhibitor dari IL-6
(termasuk estrogen ) yang digunakan untuk
mengobati postmenopause osteoporosis . IL-6 juga diproduksi
oleh adipocytes dan dianggap menjadi alasan
mengapa orang obesitas memiliki tingkat endogeneous lebih tinggi CRP . (Bastard, 1999)
Selain itu IL-6 bertanggung jawab untuk merangsang
sintesis protein fase akut, serta produksi neutrofil di sumsum tulang. IL-6 mendukung pertumbuhan sel B juga berperan Sebagai myokine (sitokin yang dihasilkan dari otot) yang kerjanya meningkat pada respon terhadap kontraksi otot dan anti-inflamasi. (Febbraio MA, Pedersen BK (2005)..
g. Interleukin 7
Interleukin 7 (IL-7) adalah protein yang pada manusia
dikodekan oleh gen IL7(Sawa et al, 2009) . IL -7 merupakan hematopoietik faktor
pertumbuhan yang disekresikan oleh sel-sel stroma di sumsum tulang dan timus . IL-7 juga diproduksi oleh keratinosit , sel dendritik , hepatosit , neuron , dan sel epitel, tetapi tidak diproduksi oleh limfosit . (Fry dan
Mackall ,2002).
IL-7
memiliki peran merangsang diferensiasi multipoten
(pluripotent) hematopoietic sel induk menjadi sel progenitor limfoid. Selain itu juga dapat merangsang proliferasi dari semua sel di garis
keturunan limfoid ( sel B , sel T dan sel NK ). Hal ini penting untuk proliferasi selama
tahap-tahap tertentu
sepert pematangan sel-B, kelangsungan hidup T dan NK sel, pengembangan dan homeostasis .
IL-7
merupakan sitokin penting bagi pengembangan sel B dan sel T. Sitokin ini
dan hepatocyte growth factor ( HGF ) membentuk heterodimer yang
berfungsi sebagai faktor pertumbuhan sel-merangsang pre-pro-B. Sitokin ini
dapat diproduksi secara lokal oleh epitel usus dan epitel sel goblet, dan dapat berperan sebagai
faktor regulasi untuk limfosit mukosa usus. Studi Knockout yang dilakukan pada tikus
menunjukkan bahwa sitokin ini memainkan peran penting dalam kelangsungan hidup
sel limfoid.
IL-7
berikatan dengan reseptor IL-7 , yaitu berupa heterodimer terdiri dari Interleukin-7 alpha reseptor dan rantai gamma reseptor (Naguchi
et al, 1994) . Reseptor
Interleukin-7 telah terbukti memainkan peran penting dalam perkembangan sel-sel
kekebalan yang disebut limfosit.
Penyakit yang berkaitan dengan IL7 adalah kanker , infeksi virus dan
tlansplantasi
h. Interleukin 8
Interleukin 8 adalah hormon golongan kemokina berupa polipeptida dengan massa sekitar 8-10 kDa yang digunakan untuk proses dasar,
pengikatan heparin, peradangan dan perbaikan jaringan (Hedges JC, Singer CA, Gerthoffer WT.2008]. IL-8 diproduksi oleh berbagai macam sel,
termasuk monosit, neutrofil, sel T, fibroblas, sel
endotelial dan sel epitelial,
Ada banyak reseptor pada permukaan membran yang mampu mengikat IL-8. jenis yang paling sering
dipelajari adalah CXCR1 dan CXCR2 . Ekspresi dan afinitas
untuk IL-8 berbeda antara dua reseptor (CXCR1> CXCR2). Toll-like reseptor adalah reseptor dari
sistem kekebalan tubuh bawaan. Reseptor ini mengenali pola antigen (seperti LPS pada
bakteri gram negatif). Melalui rantai reaksi biokimia, sekresi IL-8 merupakan mediator penting dari reaksi kekebalan
tubuh dalam respon sistem kekebalan tubuh bawaan. sel target utama dari IL-8 adalah granulosit neutrofil, sel target lainya
seperti sel endotel , makrofag , sel mast , dan keratinosit .
Peran IL-8 sebagai faktor kemotaktik
neutrofil, memiliki dua fungsi utama. Pertama menginduksi reaksi kemotaksis dalam sel target,
terutama neutrofil dan granulosit lalu menyebabkan sel tersebut bermigrasi ke tempat infeksi.. IL-8 juga menginduksi fagositosis. IL-8 juga dikenal
sebagai promotor ampuh angiogenesis . Dalam sel target, IL-8
menginduksi serangkaian respon fisiologis yang diperlukan untuk migrasi dari fagositosis, seperti peningkatan kandungan Ca 2 +, intraseluler eksositosis
(misalnya histamin).. Selain itu IL-8 diyakini memainkan peran
dalam patogenesis bronchiolitis (penyakit saluran
pernapasan umum yang disebabkan oleh infeksi virus).
Produksi IL-8 yang berlebihan selalu dikaitkan dengan
penyakit peradangan, seperti asma, leprosy, psoriasis dll.
IL-8 juga dapat menginduksi perkembangan tumor sebagai salah satu efek
angiogenik yang ditimbulkan, selain vaskularisasi. Dari beberapa kemokina yang memicu kemotaksis neutrofil, IL-8 merupakan chemoattractant yang
terkuat. Sesaat setelah terpicu, neutrofil menjadi aktif dan berubah bentuk
oleh karena aktivasi integrin dan sitoskeleton aktin.
i. Interleukin 9
Interleukin 9 adalah sitokin yang dikode oleh gen IL-9. Protein yang dikode oleh gen ini adalah sitokin yang diproduksi oleh sel-T dan secara khusus oleh sel-sel helper
CD4+ yang bertindak sebagai pengatur berbagai sel
hematopoietik . Sitokin ini merangsang proliferasi sel dan mencegah apoptosis . Fungsi ini dilakukan melalui interleukin-9
reseptor (IL9R), yang mengaktifkan transduser sinyal yang berbeda
dan aktivator ( STAT ) protein dan dengan
demikian menghubungkan sitokin ini untuk berbagai proses biologis. Gen yang mengkode
sitokin ini telah diidentifikasi sebagai gen yang berperan dalam asma . Penelitian genetik pada model tikus asma menunjukkan
bahwa sitokin ini merupakan faktor penentu dalam patogenesis hyperresponsiveness
bronkial .
Reseptor Interleukin 9 (IL9R) juga dikenal sebagai CD129 yang merupakan tipe I
reseptor sitokin . Protein yang dikode oleh
gen ini merupakan reseptor sitokin yang secara khusus menengahi efek biologis
dari interleukin 9.
j. Interleukin 10
Interleukin-10 adalah sitokin yang banyak disekresi oleh monosit,pada tingkat yang lebih rendah IL-10 terutama diproduksi oleh limfosit , yaitu T H 2, mastocytes , CD4 + CD25 + Foxp3 + sel
regulators T , dan dalam subset
tertentu sel T dan sel B yang aktif memiliki efek pleiotrofik pada sistem
kekebalan dan peradangan. Fungsi IL-10 terutama menghambat atau meniadakan
respon peradangan, juga pada mengendalikan
perkembangan dan diferensiasi sel B, sel NK, sel TH, sel T CD8, mastosit, granulosit, sel dendritik, keratinosit dan sel
endotelial, dan bersifat imunosupresif terhadap sel mieloid.( Pestka,2004)
IL-10 merupakan sitokin dengan pleiotropic efek di immunoregulation
dan peradangan.. fungsi ini diatur oleh ekspresi sitokin Th1 , penelitian Knockoutpada tikus menunjukkan sitokin ini juga berfungsi sebagai immunoregulator penting dalam saluran usus. Selain itu IL-10 juga penting untuk menangkal respon imun yang
hiperaktif dalam tubuh manusia (Braat et al, 2006) . Penelitian lain juga membuktikan bahwa IL-10 juga
diproduksi oleh sel mast , menangkal efek
inflamasi sel-sel ini memiliki peran dari reaksi alergi .
IL-10 mampu menghambat sintesis sitokin pro-inflamasi seperti IFN-γ , IL-2 , IL-3 , TNFa dan GM-CSF . IL-10 berinteraksi dengan reseptor Interleukin
10 yaitu
berupa alpha subunit (Ho As et al, 1993) Kompleks reseptor untuk
IL-10 juga memerlukan rantai IL10R2 untuk memulai sinyal. Kombinasi ligan-reseptor ini ditemukan pada burung dan katak, dan
juga mungkin pada ikan
k. Interleukin 11
Interleukin 11 (IL-11) adalah protein dikodekan oleh gen IL-11 . IL-11 adalah sitokin multifungsi pertama kali diisolasi
pada tahun 1990 dari sumsum tulang yang diturunkan oleh sel stroma. Sitokin ini adalah pengatur beberapa peristiwa dalam
hematopoiesis, terutama stimulasi pematangan megakaryocyte (Paul et al ,1990). IL-11 juga dikenal dengan nama Adipogenesis inhibitory factor
(AGIF) dan oprelvekin(Kawashima,1991) .
Fungsi IL-11 sebagai pemulihan trombosit setelah kemoterapi , memodulasi respon
antigen-antibodi, berpartisipasi dalam regulasi sel tulang proliferasi dan diferensiasi dan bisa digunakan
sebagai terapi untuk osteoporosis . IL-11 merangsang
pertumbuhan limfosit tertentu dalam model murine,
merangsang peningkatan ketebalan kortikal dan kekuatan tulang panjang. Selain itu memiliki fungsi lymphopoietic / hematopoietik dan pembentukan osteotrophic (Sims et al, 2005).
Pada penggunaan medis, Interleukin 11 diproduksi dengan menggunakan teknologi DNA rekombinan dan dipasarkan sebagai protein
terapeutik disebut oprelvekin , untuk pencegahan
trombositopenia pada pasien kanker.
l. Interleukin 12
Interleukin 12 (IL-12) adalah interleukin yang secara alami diproduksi oleh sel dendritik , makrofag dan sel lymphoblastoid ( NC-37 ) dalam menanggapi rangsangan antigen (Kalińsk et al, 1997). IL-12 yang terlibat dalam diferensiasi sel T menjadi sel Th1 IL-12 dikenal sebagai sel-stimulating factor T, yang dapat merangsang pertumbuhan sel T. Selain itu juga dapat merangsang produksi interferon-gamma (IFN-γ) dan tumor necrosis factor-alpha (TNF-α) dari sel T dan sel natural killer (NK) , dan mengurangi aktivitas IL-4 dimediasi oleh IFN-γ. Sel T yang memproduksi IL-12 memiliki coreceptor berupa CD30 , yang berhubungan dengan kegiatan.IL-12
Interleukin 12 (IL-12) adalah interleukin yang secara alami diproduksi oleh sel dendritik , makrofag dan sel lymphoblastoid ( NC-37 ) dalam menanggapi rangsangan antigen (Kalińsk et al, 1997). IL-12 yang terlibat dalam diferensiasi sel T menjadi sel Th1 IL-12 dikenal sebagai sel-stimulating factor T, yang dapat merangsang pertumbuhan sel T. Selain itu juga dapat merangsang produksi interferon-gamma (IFN-γ) dan tumor necrosis factor-alpha (TNF-α) dari sel T dan sel natural killer (NK) , dan mengurangi aktivitas IL-4 dimediasi oleh IFN-γ. Sel T yang memproduksi IL-12 memiliki coreceptor berupa CD30 , yang berhubungan dengan kegiatan.IL-12
IL-12 memainkan peran penting dalam kegiatan sel NK dan limfosit T. IL-12 dalam menengahi peningkatan aktivitas sitotoksik sel NK dan CD8 +limfosit T
sitotoksik. IL-12 merangsang ekspresi dari dua reseptor yaitu IL-12, IL-12R-β1 dan
IL-12R-β2, selain itu juga mempertahankan ekspresi
protein penting yang terlibat dalam sinyal IL-12 dalam sel NK . IL-12 juga memiliki aktivitas
anti- angiogenik , yang berarti dapat
memblokir pembentukan pembuluh darah baru. Hal ini dilakukan dengan
meningkatkan produksi interferon gamma.
IL-12 berikatan dengan reseptor IL-12, yang merupakan
reseptor heterodimeric dibentuk oleh IL-12R-β1 dan IL-12R-β2. Setelah berikatan, IL-12R-β2 menjadi tirosin lalu terfosforilasi dan menyediakan situs mengikat untuk
kinase, TYK2 dan JAK2. Hal Ini penting dalam
mengaktifkan kritis faktor
transkripsi protein seperti STAT4 yang terlibat dalam sinyal IL-12 dalam sel T dan sel NK. Jalur ini dikenal
sebagai jalur JAK-STAT .( Wang, Frank, Ritz 2000)
IL-12 dihubungkan dengan autoimunitas . IL-12 untuk orang yang
menderita penyakit
autoimun terbukti memperburuk fenomena autoimun. Hal ini diyakini karena
peranya dalam menginduksi respon imun Th1. .
m. Interleukin 13
Interleukin 13 (IL-13) adalah protein yang pada manusia yang dikode oleh IL13 . IL-13 dan IL-4 memiliki kesamaan
sekitar 30% dari urutan dan memiliki struktur yang
mirip. IL-13 adalah sitokin yang disekresi oleh
berbagai jenis sel, terutama T helper tipe 2 (Th2), yang merupakan mediator
dari alergi peradangan dan penyakit(morgan et al,
1992).
IL-13 memiliki efek pada sel-sel kekebalan yang mirip
dengan sitokin IL-4 . Namun, IL-13 diduga
menjadi mediator yang lebih sentral dari perubahan fisiologis yang disebabkan
oleh peradangan alergi pada banyak jaringan. IL-13 berhubungan
terutama dengan induksi penyakit saluran napas dan memiliki peranan sebagai anti-inflamasi . IL-13 menginduksi kelas
protein yang dikenal sebagai matriks
metalloproteinase (MMPs) pada di saluran nafas. Diantara faktor-faktor lain, IL-13 menginduksi MMP ini
sebagai bagian dari mekanisme perlindungan terhadap peradangan alergi yang berlebihan yang
merupakan predisposisi sesak napas.
IL-13 berperan dalam menginduksi perubahan hematopoietik sel, tetapi efek ini
mungkin kurang besar dibandingkan peran IL-4. Selain itu, IL-13 dapat
menginduksi sekresi imunoglobulin E (IgE) dari sel B .
Reseptor IL-13 terdiri dari rantai alpha reseptor
IL-4 (IL-4Rα) dan l IL-13 yang spesifik(Wynn TA ,2003).. Sebagian besar efek biologi
dari IL-13 terkait dengan satu faktor
transkripsi , sinyal transduser dan aktivator transkripsi 6 (Stat6). Hal ini dapat disebabkan
oleh reaksi alergi yang ditimbulkan ketika menghadapi gen Ala.
Keterkaitan IL-13 terhadap penyakit yaitu IL-13 menginduksi banyak fitur dari penyakit alergi paru-paru , termasuk sesak napas, sel goblet metaplasia dan hipersekresi lendir, yang semua berkontribusi terhadap jalan napas. (Wills-Karp,1998). IL-4 berkontribusi
terhadap perubahan fisiologis, tetapi tidak sebesar dibandingkan IL-13. IL-13 juga menginduksi
sekresi kemokin yang diperlukan untuk
perekrutan sel-sel efektor alergi terhadap paru-paru. , banyak polimorfisme pada gen IL-13 telah
terbukti memberi risiko seperti pernapasan atopik dan asma .
n. Interleukin -14
Alpha-taxilin atau dikenal juga sebagai interleukin-14 (IL-14) adalah protein yang pada manusia dikodekan
oleh gen TXLNA . Interleukin ini diproduksi terutama oleh sel T dan
beberapa sel
B.
Interleukin-14
adalah sitokin yang
mengontrol pertumbuhan dan proliferasi sel B normal maupun kanker
(ambrus et al, 1993). Molekul
ini juga baru ditunjuksebagai taxilin
(Nogami et al, 2003). IL-14
menginduksi proliferasi sel-B, menghambat sekresi antibodi ,
dan memperluas subkelompok sel-B yang dipilih.
o. Interleukin-15
Interleukin-15 adalah sitokin yang disekresikan dari beragam sel dan jaringan tubuh yang berperan dalam aktivasi dan proliferasi sel NK dan sel T. IL-15 mempunyai beberapa kemiripan dengan IL-2 dalam hal aktivitas selular. Kedua sitokin
ini mengikat sub-unit pencerap hematopoietin yang sama, walaupun masing-masing
memiliki fungsi yang berbeda. Rasio dari sel T dengan ekspresi CD8 dikendalikan oleh rasio
antara IL-15 dan IL-2. IL-15 juga menginduksi aktivasi enzim JAK kinase, selain aktivator transkripsi STAT-3, STAT-5, STAT-6, dan fosforilasi.
Defisiensi pada IL-15 ditemukan pada pasien
dengan rheumatoid arthritis, penyakit usus radangan dan penyakit yang disebabkan infeksi retrovirus seperti HIV dan HTLV-I ( Grabstein KH, 1994).
Sitokin ini dihasilkan dalam
bentuk protein matang terutama oleh sel dendritik , monosit dan makrofag. IL-15 disekresikan oleh fagosit
mononuklear (dan beberapa sel lain) setelah di infeksi oleh virus . Sitokin ini menginduksi proliferasi sel dari sel-sel NK yaitu sel-sel sistem
kekebalan tubuh bawaan yang berperan utama adalah untuk membunuh sel yang
terinfeksi virus.
Fungsi Interleukin 15 (IL-15) adalah mengatur aktivasi sel T dan sel natural killer (NK) selain itu juga
untuk proliferasi. Sitokin ini juga
terlibat dalam pengembangan sel NK. Dalam limfosit tikus,
IL-15 mencegah apoptosis dengan menginduksi
inhibitor apoptosis, BCL2L1 / BCL-x (L) (Sauce D et al, 2006). Pada manusia yang mempunyai penyakit celiac, IL-15 menekan apoptosis di limfosit T dengan menginduksi Bcl-2 dan / atau Bcl-xL (Malamut G, 2010).
p. Interleukin 16
Protein yang dikode
oleh gen IL16 ini merupakan
sitokin pleiotropic yang berfungsi sebagai chemoattractant, modulator aktivasi
sel T, dan penghambat replikasi HIV. Proses sinyal dari
sitokin ini dimediasi oleh CD4. Produk dari gen ini mengalami proses
proteolitik untuk menghasilkan dua protein fungsional. Interleukin 16
(IL-16) adalah sitokin yang dirilis oleh
berbagai sel (termasuk limfosit dan beberapa sel epitel ) yang telah
ditandai sebagai molekul kimia untuk sel kekebalan
tertentu mengekspresikan molekul permukaan sel CD4 . Interleukin ini
juga merekrut dan mengaktifkan banyak
sel-sel lain dengan mengekspresikan molekul CD4, termasuk monosit , eosinofil , dan sel dendritik .( Cruikshank, 2000)
q. Interleukin 17
Interleukin 17 merupakan sitokin yang bertindak sebagai
mediator ampuh dalam menunda ekspresi dengan
meningkatkan produksi kemokin dalam berbagai jaringan, mirip dengan Interferon
gamma. IL-17 yang diproduksi oleh sel T-helper dan diinduksi
oleh IL-23(Kubi et al, 2007). Interleukin 17 berperan sebagai sitokin
proinflamasi yang merespon invasi sistem kekebalan tubuh oleh patogen
ekstraseluler dan menginduksi kerusakan matriks seluler patogen.Interleukin 17 bertindak sinergis dengan tumor necrosis
factor dan interleukin-1 (Chiricozzi A, 2010)
IL-17 berikatan dengan reseptor permukaan sel yang
disebut tipe I IL-17R yang mempunyai tiga varian IL17RA , IL17RB , dan IL17RC (Starnes T et al, 2002). . IL-17 berfungsi meregulasi imun. Peran paling penting
dari IL-17 adalah keterlibatannya dalam mendorong dan mediasi respon
proinflamasi. IL-17 umumnya terkait dengan respon alergi. IL-17 menginduksi
produksi sitokin lainnya (seperti IL-6 ,G-CSF , GM-CSF , IL-1β , TGF-β , TNF-α ), kemokin (termasuk IL-8 , GRO-α, dan MCP-1), dan prostaglandin (misalnya,PGE 2) dari banyak jenis sel ( fibroblast , sel-sel endotel , sel epitel , keratinosit , dan makrofag ). Pelepasan sitokin
menyebabkan banyak peran, seperti remodeling
saluran napas. Fungsi IL-17 juga penting untuk subset dari CD4 + T-Sel yang disebut T helper 17 (T h 17) sel. IL-17 telah dikaitkan
dengan banyak penyakit kekebalan autoimun terkait termasuk rheumatoid
arthritis , asma , lupus , allograft penolakan, kekebalan
anti-tumor dan baru-baru Psoriasis .
2.3.2.
interferon
Interferon adalah hormon berbentuk sitokin berupa protein berjenis glikoprotein yang disekresi oleh sel vertebrata diakibatkan rangsangan biologis,
seperti virus, bakteri, protozoa, mycoplasma, mitogen, dan senyawa lainnya. Sejarah penemuan interferon dimulai
pada tahun 1954 ketika Nagano dan Kojima menemukannya pada virus di kelinci. Tiga tahun kemudian Isaacs dan Lindenmann berhasil
mengisolasi molekul yang serupa dari sel ayam dan molekul tersebut disebut
interferon.
Macam macam interferon adalah:
Sifat
|
IFN Alfa (α)
|
IFN Beta (β)
|
IFN Gamma (γ)
|
Nama lain
|
Leukosit IFN atau
Tipe I
|
Fibroblas IFN atau
Tipe I
|
Imun IFN atau tipe
II
|
Gen
|
>20
|
1
|
1
|
Stabilitas pH
|
Stabil
|
Stabil
|
Labil
|
Induser (pengimbas)
|
Viruses
(RNA>DNA), dsRNA
|
Viruses
(RNA>DNA), dsRNA
|
Antigen, Mitogen
|
Sumber utama
|
Leukosit, Epitelium
|
Fibroblas
|
Limfosit
|
a.
Interferon –alfa (α)
Interferon-α dihasilkan oleh leukosit dan berperan sebagai molekul anti-viral (Larry, 2004). Penggunaan interferon-α untuk
perawatan penderita hepatitis B dan hepatitis C dapat menginduksi hipotiroidisme atau hipertiroidisme, tiroiditismaupun disfungsi kelenjar tiroid IFN-α memiliki efek anti-proliferatif dan
anti-fibrosis pada sel mesenkimal
b.
Interferon- Beta (β)
Merupakan
protein tunggal, yang diproduksi olehfibroblast dan sel yang lainnya dalam
merespon virus. IFN-alfa danIFN-beta, keduanya menghambat replikasi sel dan
meningkatkan ekspresi MHC klas I pada sel viral.
c.
Interferon
gamma (γ)
IFN-γ, merupakan sitokin yang kritis terhadap
imun alami dan imun adaptif dalam melawan virus dan infeksi bakteri
intraselluler dan untuk mengontrol tumor. Ekspresi IFN-γ dihubungkan dengan
sejumlah penyakit autoinflamatori dan autoimun. Hal yang paling penting dari
IFN-γ dalam sistem imun adalah kemampuannya untuk menghambat replikasi virus
secara langsung, Namun, yang paling terpenting, adalah pengaruh
immunostimulator dan immunomodulatornya.IFN-γ berbeda dalam hal biokimia dan
biologiknya dibandingkan dengan IFN-α dan IFN-β, dimana keduanya dihasilkan
oleh sel-sel yang terinfeksi virus, IFN-γ dihasilkan selama respon imun
berlangsung oleh adanya antigen spesifik sel-sel T dan natural killer cells
(sel-sel NK) yang dikumpulkan oleh IL-2. Pengaruh yang ditimbulkannya termasuk
mengaktifkan makrofag untuk meningkatkan fagositosis dan kemampuan membunuh
sel-sel tumor seperti juga mengaktifkan dan meningkatkan pertumbuhan sel-sel T
sitolitik dan sel-sel NK.
Contoh aktivitas IFN-γ adalah:
- Meningkatkan
presentasi antigen oleh makrofag
- Mengaktifkan
dan meningkatkan aktivitas lisosom di dalam makrofag
- Meningkatkan
aktivitas sel Th2
- Mempengaruhi
sel-sel normal untuk meningkatkan ekspresi molekul-molekul MHC klas I
- Mempromosikan
adhesi dan mengikat leukosit-leukosit yang bermigrasi
- Mempromosikan
aktivitas sel NK
- Mengaktifkan
APCs dan merangsang differensiasi Th1 dengan pengaturan transkripsi faktor
T.
IFN-γ
meregulasi ekspresi antigen MHC klas I, dan menginduksi MHC klas II dan
ekspresi reseptor Fcγ pada makrofag dan sel-sel lainnya termasuk sel-sel limfoit,
sel-sel endotel, sel-sel mast dan fibroblas sehingga IFN-γ mempengaruhi
kemampuan sel-sel tersebut untuk menyajikan antigen. Dengan diaktifkannya MHC
klas II pada sel-sel endotel, sel-sel ini kemudian menjadi peka terhadap aksi
sel-sel T sitolitik spesifik klas II.
Secara fisiologi pembentukan osteoklas diatur oleh sitokin-sitokin utama osteoklastogenik M-CSF dan RANKL. Bagaimanapun, kondisi fisiologik yang terjadi, seperti selama berlangsungnya inflamasi, infeksi, dan defisiensi estrogen, resorpsi tulang secara signifikan distimulasi sehubungan dengan penambahan produksi faktor-faktor disregulasi pro- dan anti- osteoklastogenik, termasuk IFN-γ, yang menjadi pusat mediator imun adaptif.
Secara fisiologi pembentukan osteoklas diatur oleh sitokin-sitokin utama osteoklastogenik M-CSF dan RANKL. Bagaimanapun, kondisi fisiologik yang terjadi, seperti selama berlangsungnya inflamasi, infeksi, dan defisiensi estrogen, resorpsi tulang secara signifikan distimulasi sehubungan dengan penambahan produksi faktor-faktor disregulasi pro- dan anti- osteoklastogenik, termasuk IFN-γ, yang menjadi pusat mediator imun adaptif.
2.3.3. MIP
Makrofag inflamasi Protein (MIP) dikenal juga
sebagai kemokin . Pada manusia,
ada dua bentuk utama, MIP-1α dan MIP-1β yang sekarang bernama CCL3 dan CCl4 . CCL3 dan CCl4 merupakan
faktor utama yang dihasilkan oleh makrofag setelah
dirangsang dengan bakteri endotoksin . Peranya
adalah dalam respon kekebalan terhadap
infeksi dan peradangan (ren et al, 2010). Peran lainya
adalah mengaktifkan granulosit ( neutrofil , eosinofil dan basofil ) yang dapat
menyebabkan peradangan akut neutrophilic . selain itu, CCL3 dan CCl4 juga menginduksi
sintesis dan pelepasan sitokin pro-inflamasi lainnya seperti interleukin
1 (IL-1), IL-6 dan TNF-α dari fibroblas dan makrofag. Gen untuk yang
mengkode keduanya terletak pada manusia kromosom 17 (Irving
SG et al, 1990). CCL3 dan CCl4 diproduksi
oleh banyak sel, terutama makrofag, sel dendritik, dan limfosit (Maurer
M dan von
Stebut E, 2004). MIP-1 dikenal untuk chemotactic dan efek proinflamasi
tetapi juga dapat untuk homoeostasis.
2.3.4.TGF
TGF (: tumor
growth factor) adalah senyawa hormon yang diturunkan dari keping darah selain EGF dan PDGF, dan memiliki dua jenis subtipe yaitu TGF-α dan TGF-β.
TGF-α merupakan hormon mitogenik yang disekresi oleh sel kanker dan fibroblas yang termodifikasioleh infeksi retroviral dan memiliki panjang 50 AA dengan gugus disulfidayang menghubungkan deret 8-Cys-Cys-21, 16-Cys-Cys-32,
34-Cys-Cys-43; dan memiliki gugus fungsional lain yaitu Phe-15, Arg-42, dan Leu-48.[2] Hormon ini bersinergisdengan faktor pertumbuhan yang lain seperti TGF-β dan mengaktivasi perubahan fenotipe pada sel, seperti transisi epitelial-mesenkimal, sehingga berperan dalamonkogenesis selain dalam penyembuhan. Peningkatan rasio kompleks pencerap
TGF-α dan EGF terjadi pada kasus kanker.
a. TGF-α
TGF-α
disintesis secara internal sebagai bagian dari asam amino ke 160 (manusia)
prekursor transmembran. Prekursor ini terdiri dari bagian
ekstraseluler yang mengandung transmembran bersifat hidrofobik, panjangnya
sekitar 50 asam amino. TGF-α memiliki enam sistein yang dihubungkan oleh tiga jembatan disulfida.
TGF-α secara tidak langsung berhubungan
dengan TGF-β. Dalam perut, TGF-α diproduksi dalam mukosa
lambung. TGF-α berperan dalam menghambat sekresi asam lambung.
TGF-α
dapat disintesis oleh makrofag , sel-sel
otak , dan keratinosit . TGF-α
menginduksi pembentukan epitel. . Ketika
TGF-α berikatan dengan EGFR efeknya adalah dimulainya peristiwa proliferasi sel. Selain
itu ikatan ini akan mempengaruhi dari penyembuhan luka dan embriogenesis. TGF-α
juga terlibat dalam tumerogenesis dan pembentukan angiogenesis.
b. TGF- β
(TGF-β) adalah protein yang
mengontrol proliferasi , diferensiasi
sel , dan fungsi lainnya dalam sebagian
besar sel. Ini adalah
jenis sitokin yang berperan
dalamimunitas , kanker , asma
bronkial , penyakit
jantung , diabetes , herediter telangiectasia hemoragik , sindrom
Marfan , sindrom Ehlers-Danlos Vascular, Sindrom
Loeys-Dietz , penyakit
Parkinsondan AIDS .
TGF-β menstimulasi pertumbuhan pembuluh darah walaupun menghambat proliferasi sel endotelial dan merupakan senyawa kemotaktis yang kuat bagi makrofaga, sehingga pada sel tumor sering dijumpai rasio makrofaga
yang sangat tinggi. Walaupun bersifat imunosupresif, TGF-β menghambat
pertumbuhan kanker
ovarium dan bersama faktor osteoinduksi menstimulasi pembentukan tulang.
TGF-β
disekresi oleh berbagai jenis sel, termasuk makrofag, dalam bentuk laten di
mana ia kompleks dengan dua polipeptida lainnya, protein laten TGF-beta mengikat (LTBP) dan
latency terkait peptida (LAP). Serum proteinase seperti plasmin mengkatalisis
pelepasan TGF-β aktif dari kompleks. Hal ini sering
terjadi pada permukaan makrofag di mana laten kompleks TGF-β terikat untukCD36 melalui ligan, thrombospondin-1 (TSP-1). Rangsangan
inflamasi yang mengaktifkan makrofag meningkatkan pelepasan aktif TGF-β dengan
mempromosikan aktivasi plasmin. Makrofag juga
dapat endocytose IgG-terikat kompleks TGF-β laten yang disekresikan oleh
sel-sel plasma dan kemudian lepaskan aktif TGF-β ke dalam cairan ekstraselular.
Beberapa sel
yang mengeluarkan TGF-β juga memiliki reseptor untuk TGF-β. Hal ini
dikenal sebagai sinyal
autokrin . Sel-sel kanker
meningkatkan produksi TGF-β, yang juga bekerja pada sel-sel di sekitarnya.
Berikut
ini adalah GARIS BESAR peranan
sitokin, IFN, MIP, dan TNF
Sitokin
|
Sel penghasil
|
Sel target
|
Fungsi
|
|||
IFN-α
|
Leukosit
|
Bervariasi
|
Replikasi
virus, ekspresi MCH I
|
|||
IFN-β
|
Fibroblas
|
Bervariasi
|
Replikasi
virus, ekspresi MCH I
|
|||
IFN-γ
|
Sel-sel Th1
|
Bervariasi
|
Replikasi
virus
|
|||
Makrofag
|
Respon
MHC
|
|||||
Sel-sel Tc,
sel-
|
||||||
Pengaktifan
sel B
|
Perubahan
Ig menjadi IgG2a
|
|||||
sel NK
|
||||||
Sel-sel
Th
|
Proliferasi
|
|||||
Makrofag
|
Eliminasi
patogen
|
|||||
MIP-1α
|
Makrofag
|
Monosit,
sel-sel T
|
Kemotaksis
|
|||
MIP-1β
|
Limfosit
|
Monosit,
sel-sel T
|
Kemotaksis
|
|||
Monosit,
Makrofag
|
Kemotaksis
|
|||||
TGF-β
|
Sel T, monosit
|
Pengaktifan
|
Sintesis
IL-1
|
|||
makrofag
|
||||||
Pengaktifan
sel B
|
Sintesis
lgA
|
|||||
Bervariasi
|
Proliferasi
|
|||||
Makrofag
|
Makrofag
|
Ekspresi
CAM dan sitokin
|
||||
TNF-α
|
Sel
mast, sel-sel
|
|||||
Sel
tumor
|
Sel
mati
|
|||||
NK
|
||||||
TNF- β
|
Sel
Th1 dan Tc
|
Fagosit-fagosit
|
Fagositosis,
tidak ada produksi
|
|||
Sel tumor
|
Sel mati
|
BAB
III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
1. Sitokin adalah salah satu dari sejumlah zat yang disekresikan oleh sel-sel
tertentu dari sistem kekebalan tubuh yang membawa sinyal antara sel-sel lokal,
sehingga memiliki efek pada sel-sel lain.
2.
Klasifikasi
sitokin bisa dibedakan berdasarkan fungsi , stuktur, dan jenis sel yang
mensekresikanya
3. Bentuk Interleukin terdiri atas interleukin 1
sampai interleukin 36. MIP terdiri atas MIP-1α dan
MIP-1β. TNF terdiri dari TGF-α dan TGF-β. Sedangkan interferon
terbagi atas Interferon alfa (α), Interferon Beta (β) dan IFN-γ.
1.2 Saran
Kritik dan saran
sangat penulis butuhkan demi membuat makalah ini semakin baik dan dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk
melengkapi data ini
DAFTAR PUSTAKA
Ambrus JL, Pippin J, Joseph A, Xu C,
Blumenthal D, Tamayo A, Claypool K, McCourt D, Srikiatchatochorn A, Ford RJ
(July 1993). "Identification of a cDNA for a human
high-molecular-weight B-cell growth factor" . Proc. Natl. Acad. Sci. USA 90 (13): 6330–4.
Banks WA, Kastin AJ, Gutierrez EG .1994.
"Penetration of interleukin-6 across the murine blood–brain barrier". Neurosci. Lett. 179 (1–2): 53–6.
Bastard J, Jardel C, Delattre J, Hainque B et al. 1999.
"Evidence for a Link Between Adipose Tissue Interleukin-6 Content and
Serum C-Reactive Protein Concentrations in Obese Subjects". Circulation 99 (16): 2219–2222.
Braat H, Rottiers P, Hommes DW, Huyghebaert
N, Remaut E, Remon JP, van Deventer SJ, Neirynck S, Peppelenbosch MP, Steidler
L .2006. "A phase I trial with transgenic bacteria expressing
interleukin-10 in Crohn's disease". Clin. Gastroenterol. Hepatol. 4 (6): 754–9.
Cantrell DA and Smith KA .1984. "The interleukin-2
T-cell system: a new cell growth model". Science 224 (4655): 1312–6.
Febbraio MA, Pedersen BK .2005. "Contraction-induced myokine
production and release: is skeletal muscle an endocrine organ?". Exerc
Sport Sci Rev 33 (3):
114–119.
Fry TJ, Mackall CL . 2002.
"Interleukin-7: from bench to clinic". Blood 99 (11): 3892–904.
Gaffen SL . 2009. "Struktur dan sinyal keluarga IL-17
reseptor" . Nat. Rev Immunol 9 (8):. 556-67.
Hedges JC, Singer CA, Gerthoffer WT .2000.. "Mitogen-activated
protein kinases regulate cytokine gene expression in human airway
myocytes". Am. J.
Respir. Cell
Mol. Biol. 23 (1): 86–94
Hershey GK, Friedrich MF, Esswein LA, Thomas ML,
Chatila TA .1997. "The association of atopy with a gain-of-function
mutation in the alpha subunit of the interleukin-4 receptor". N. Engl. J. Med. 337 (24): 1720–5.
Ho AS, Liu Y, Khan TA, Hsu DH, Bazan JF,
Moore KW .1993. "A
receptor for interleukin 10 is related to interferon receptors". Proc. Natl. Acad. Sci. U.S.A. 90 (23): 11267–71.
Horst Ibelgaufts. 2013. Sitokin Sitokin & cell in online Pathfinder Encyclopedia
Versi 31,4
Irving SG, Zipfel PF, Balke J,
McBride OW, Morton CC, Burd PR, Siebenlist U, Kelly K .1990. "Two inflammatory mediator cytokine
genes are closely linked and variably amplified on chromosome 17q".
Nucleic Acids Res. 18 (11): 3261–70
Kaliński P, Hilkens CM, Snijders A,
Snijdewint FG, Kapsenberg ML .1997.. "IL-12-deficient
dendritic cells, generated in the presence of prostaglandin E2, promote type 2
cytokine production in maturing human naive T helper cells". J. Immunol. 159 (1): 28–35. PMID 9200435.
Kawashima I, Ohsumi J, Mita-Honjo K,
Shimoda-Takano K, Ishikawa H, Sakakibara S,
Miyadai K, Takiguchi Y .1991..
"Molecular cloning of cDNA encoding adipogenesis inhibitory factor and
identity with interleukin-11". FEBS Lett. 283 (2): 199–202.
Kraich M, Klein M, Patiño E,
Harrer H, Nickel J, Sebald W, Mueller TD. 2010. "A modular interface of IL-4 allows for scalable
affinity without affecting specificity for the IL-4 receptor". Lehrstuhl
für Physiologische Chemie II, Theodor-Boveri Institut für Biowissenschaften
(Biozentrum) der Universität Würzburg; Germany
Kuby, Janis; Kindt, Thomas J.;
Goldsby, Richard A.; Osborne, Barbara A. .2007. Imunologi Kuby. San Francisco: WH Freeman.
Lackie , J A. 2010. Dictionary of Biomedicine. Oxford University
Press. England
Larry W. Moreland .2004. Rheumatology and immunology therapy: A to
Z essentials. Springer.
Maes T, Joos GF, Brusselle GG. 2012. "Target interleukin-4 pada asma. Biol 47
(3):. 261-70
Nogami S, Satoh S, Nakano M, Shimizu H,
Fukushima H, Maruyama A, Terano A, Shirataki H (January 2003). "Taxilin; a
novel syntaxin-binding protein that is involved in Ca2+-dependent exocytosis in
neuroendocrine cells". Genes
Cells 8 (1): 17–28.
Noguchi M, Nakamura Y, Russell SM, et al. 1994.
"Interleukin-2 receptor gamma chain: a functional component of the
interleukin-7 receptor". Science 262 (5141): 1877–80.
Maurer M, von Stebut E .2004. "Macrophage inflammatory
protein-1". Int. J. Biochem. Cell Biol. 36 (10): 1882–6.
Paul SR, Bennett F, Calvetti JA, Kelleher K, Wood CR, O'Hara RM, Leary
AC, Sibley B, Clark SC, Williams DA (1990). "Molecular
cloning of a cDNA encoding interleukin 11, a stromal cell-derived lymphopoietic
and hematopoietic cytokine". Proc. Natl. Acad. Sci. U.S.A. 87 (19): 7512–6.
Pestka S, Krause CD, Sarkar D, Walter MR, Shi Y, Fisher PB .2004.
"Interleukin-10 and related cytokines and receptors". Annu.
Rev. Immunol. 22:
929–79
Ren M, Guo Q, Guo L, et al. 2010.
"Polymerization of MIP-1 chemokine (CCL3 and CCL4) and clearance of MIP-1
by insulin-degrading enzyme". EMBO J. 29 (23): 3952–66.
Sakaguchi S, Sakaguchi N, Asano M, Itoh M, Toda M .1995.
"Immunologic self-tolerance maintained by activated T cells expressing
IL-2 receptor alpha-chains (CD25). Breakdown of a single mechanism of self-tolerance
causes various autoimmune diseases". J.
Immunol. 155 (3):
1151–64.
Sawa Y, Arima Y, Ogura H, et al. 2009. "Hepatic
interleukin-7 expression regulates T cell responses". Immunity 30 (3): 447–57.
Sims NA, Jenkins BJ, Nakamura A, Quinn JM, Li
R, Gillespie MT, Ernst M, Robb L, Martin TJ. 2005. "Interleukin-11
receptor signaling is required for normal bone remodeling.". Journal
of Bone and Mineral Research 20 (7):
1093–102.
Starnes T, Broxmeyer HE,
Robertson MJ, Hromas R .2002. "Cutting edge:
IL-17D, anggota baru dari IL-17 keluarga, merangsang produksi sitokin dan
menghambat hemopoiesis" . Journal of Immunology 169 (2): 642-6
bagus
BalasHapusGan,boleh minta nama makalah nya?
BalasHapusIFN-γ, merupakan sitokin yang kritis terhadap imun alami dan imun adaptif dalam melawan virus dan infeksi bakteri intraselluler dan untuk mengontrol tumor. Ekspresi IFN-γ dihubungkan dengan sejumlah penyakit autoinflamatori dan autoimun. Hal yang paling penting dari IFN-γ dalam sistem imun adalah kemampuannya untuk menghambat replikasi virus secara langsung, Namun, yang paling terpenting, adalah pengaruh immunostimulator dan immunomodulatornya.IFN-γ berbeda dalam hal biokimia dan biologiknya dibandingkan dengan IFN-α dan IFN-β, dimana keduanya dihasilkan oleh sel-sel yang terinfeksi virus, IFN-γ dihasilkan selama respon imun berlangsung oleh adanya antigen spesifik sel-sel T dan natural killer cells (sel-sel NK) yang dikumpulkan oleh IL-2. Pengaruh yang ditimbulkannya termasuk mengaktifkan makrofag untuk meningkatkan fagositosis dan kemampuan membunuh sel-sel tumor seperti juga mengaktifkan dan meningkatkan pertumbuhan sel-sel T sitolitik dan sel-sel NK.. sangat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan
BalasHapusSistem imun membutuhkan waktu untuk mengenal antigen terlebih dahulu sebelum dapat memberikan responnya. Sel-selnya terdiri dari sel-sel limfosit T dan B. Sel makrofag sebagai sel APC (Antigen Presenting Cell) mempunyai molekul MHC klas II. Melalui MHC klas II, sel B akan menerima antigen, kemudian antigen ini disajikan ke permukaan sel untuk mengaktivasi sel T helper.sel sel ini akan mensekresikan sitokin. Produksi sitokin yang tepat merupakan dasar untuk perkembangan perlindungan
BalasHapusEbobet merupakan situs slot online via deposit pulsa aman dan terpercaya, Dengan menggunakan Satu User ID bisa bermain semua game dari Bola, Live Casino, Slot online, tembak ikan, poker, domino dan masih banyak yang lain.
BalasHapusSangat banyak bonus yang tersedia di ebobet di antaranya :
Bonus yang tersedia saat ini
Bonus new member Sportbook 100%
Bonus new member Slot 100%
Bonus new member Slot 50%
Bonus new member ALL Game 20%
Bonus Setiap hari 10%
Bonus Setiap kali 3%
Bonus mingguan Cashback 5%-10%
Bonus Mingguan Rollingan Live Casino 1%
Bonus bulanan sampai Ratusan Juta
Bonus Referral
Minimal deposit hanya 10ribu
EBOBET juga menyediakan berbagai layanan transaksi deposit dan withdraw Bank Lokal terlengkap Indonesia seperti Bank BCA - Bank BNI46 - Bank BRI - Bank Mandiri - Bank Danamon - Bank Cimb Niaga, OVO, Deposit via Ovo. Deposit via Dana, Deposit via Go Pay, Telkomsel dan XL.
Situs :EBOBET
WA : +855967598801