PENGARUH AIR TERHADAP PERTUMBUHAN TUMBUHAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jumlah air didalam tanaman berkisar antara 80-90 persen dari berat kering tanaman. Persentase ini akan menjadi lebih besar lagi pada bagian-bagian tanaman yang sedang aktif tumbuh.(Williams dan Joseph, 1973 dalam Harwati, 2007). Air sangat dibutuhkan pada tanaman karena merupakan  bahan penyusun utama dari pada protoplasma sel. Di samping itu, air adalah komponen utama dalam proses fotosintesis, pengangkutan assimilasi hasil proses ini kebagian - bagian tanaman hanya dimungkinkan melalui gerakan air dalam tanaman. Dengan peranan tersebut di atas, jumlah pemakaian air oleh tanaman akan berkorelasi posistif dengan produksi biomase tanaman, hanya sebagian kecil dari air yang diserap akan menguap melalui stomata atau melalui proses transpirasi (Dwidjoseputro, 1984 dalam Harwati, 2007).
            Pada  tanaman, air diserap oleh akar. Penyerapan air (water absorbtion) oleh akar ini sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yaitu air yang tersedia dalam tanah, temperature tanah, aerasi tanah dan konsentrasi larutan tanah. Air yang bisa diserap oleh akar disebut juga sebagai air kapiler yaitu air terdapat di pori mikro tanah, melapisi butiran tanah, diikat longgar oleh partikel tanah dan dapat dilepaskan oleh perakaran. Sedangkan jenis air lainya yait air gravitasi dan air higroskopis tidak dapat diserap oleh sistem perakaran.
Kebutuhan air pada tanaman didefinisikan sebagai jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman pada suatu periode untuk dapat tumbuh dan produksi secara normal. Kebutuhan setiap tumbuhan terhadap air berbeda beda tergantung pada bentuk, jenis, umur, media tanam, kondisi lingkungan sekitar tanaman dan musim sehingga setiap tumbuhan memiliki batas kadar air tertentu untuk pertumbuhanya .  Apabila kadar air dalam tumbuhan  terlalu banyak (menimbulkan genangan) sering menimbulkan cekaman aerasi dan jika jumlahnya terlalu sedikit, sering menimbulkan cekaman kekeringan
 1.2. Identifikasi Masalah
1. Jumlah air didalam tumbuhan
2. Sifat-sifat air yang bermamfaat untuk tumbuhan
3. jenis jenis air pada media tumbuh tumbuhan
4. Pengangkutan air pada tumbuhan
5. Peranan kadar air terhadap pertumbuhan tumbuhan
1.3            Maksud Dan Tujuan
Maksud dari pembuatan makalah adalah untuk mengetahui pengaruh air terhadap pertumbuhan tanaman dan tujuannya adalah mengetahui pengaruh air terhadap pertumbuhan tanaman dilihat dari kadar
1.4. Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi literatur yang diambil dari jurnal dan internet.
BAB II
ISI
2.1  AIR
2.1.1. Jumlah Air Pada Tanaman
Menurut Leopold dan Kriedemand (1975) dalam Harwati (2007) menyatakan bahwa total air dalam tanaman berkisar antara 80-90 persen dari berat kering tanaman. Persentase ini akan menjadi lebih besar lagi pada bagian-bagian tanaman yang sedang aktif tumbuh. Menurut Crafte et al tahun 1949 Air di dalam tubuh tanaman terdapat disemua sel dan jaringan yang kadarnya berbeda-beda tergantung pada jenis sel, jenis jaringan dan jenis tumbuhan. Yang  penting yaitu bukan banyaknya ir di dalam tubuh tanaman, tetapi status (water status) keseimbangan antara penyerapan dan penguapan, dan berapa air itu ada dalam phase-phase pertumbujhan (Crafte et al, 1949).
2.1.2. Sifat Sifat Air Yang Bermamfaat Untuk Tanaman
Tumbuhan dapat memamfaatkan air disebabkan oleh adanya sifat sifat air yang mendukung untuk kehidupanya. Diantara sifat sifat air tersebut adalah:
a.      Gaya Kohesi
Gaya Kohesi yang dimiliki oleh air berguna untuk penyerapan air secara vertikal dalam tumbuhan dapat dijelaskan dengan tiga elemen atau konsep kohesi yaitu adanya perbedaan potensi air antara tanah dan atmosfer sebagai tenaga pendorong, adanya tenaga hidrasi dinding pembuluh xilem yang mampu mempertahankan molekul air terhadap gravitasi dan adanya gaya kohesi antara molekul air yang menjaga keutuhan kolom air dalam pembuluh xilem (Gardner, 1991).
b.     Gaya adhesi
Gaya adhesi terjadi antara air dengan dinding xilem pada tumbuhan. Akibat dari adanya gaya ini terbentuknya kapilaritas. Kapilaritas menyebabkan naiknya cairan ke dalam tabung yang sempit, yang terjadi karena zat cair tersebut membasahi dinding tabung (dengan daya adhesi) lalu tertarik ke atas. Pembuluh xilem dapat dipandang sebagai pembuluh kapiler sehingga air naik di dalamnya sebagai akibat dari adhesi antar dinding xilem dan molekul air (Mudakir, 2004).
c.      Sifat polaritas ait
Sifat Polaritas air  memungkinkan air untuk mengubah bentuknya menjadi tetesan setelah melewati xilem pada tumbuhan
d.     Menguap pada panas yang tinggi
Sifat air yang menguap pada suhu yang tinggi menyebabkan tumbuhan melakukan transpirasi yang berfungsi untuk mengatur suhu pada tumbuhan
e.      Air sebagai Pelarut
Dalam Fitter and Hay (1991) disebutkan, air adalah pelarut yang sangat baik untuk tiga kelompok bahan (solute) biologis yang penting yaitu : bahan organik, ionion bermuatan (K+, Ca2+, NO3- dan molekul kecil. Bahan organik dan air dapat membentuk ikatan ion hidrogen termasuk asam amino, karbohidrat serta protein yang berat molekulnya rendah, mengandung hidroksil, amine atau gugus fungsional asam karbiksolat. Air juga membentuk dispersi koloida dengan karbohidrat dan protein dengan berat molekul tinggi.

2.1.3. Jenis Air Yang Berada Di Media Tumbuh  Tumbuhan
Kebutuhan air pada tanaman dapat dipenuhi melalui tanah dengan jalan penyerapan oleh akar. Besarnya air yang diserap, oleh akar tanaman sangat tergantung pada kadar air dalam tanah ditentukan oleh pF (Kemampuan partikel tanah memegang air), dan kemampuan akar untuik menyerapnya ( Jumin, 1992).
Oleh karena itu, ada 3 Jenis jenis air yang ada disekitar media tumbuh tanaman menurut Sri Anggraeni tahun 2010 yaitu:
1. Air Gravitasi
Air gravitasi adalah air yang bebas mengalir ke bawah melalui partikel tanah karena adanya gaya gravitasi. Dengan bergerak bebas jauh ke bawah, air gravitasi menyebabkan ‘pencucian’ mineral-mineral tanah, termasuk nutrien. Pada level tertentu, air gravitasi ini akan tertampung, dinamakan ‘water table’. Keberadaan ‘water table‘ ini dipengaruhi oleh musim curah hujan dan topografi.’Water table’ merupakan sumber air bagi tanaman yang hidup di atasnya., Air akan naik ke atas dengan adanya daya kapiler.
2. Air Higroskopis
Air Higroskopis adalah air yang terikat kuat melapisi partikel tanah. Pada partikel liat dan humus air ini berikatan dengan ikatan hidrogen yang berasosiasi dengan kation. Air higroskopis sukar digunakan oleh akar tumbuhan . Merupakan air yang paling akhir tersisa pada tanah kering.
3. Air Kapiler
Air kapiler adalah air yang mengisi pori-pori tanah. Sangat mudah menguap tapi yang paling mudah digunakan diserap oleh tumbuhan. Air yang dapat diikat oleh tanah yang kering atau jumlah total air yang dapat dipertahankan oleh tanah , yang bisa melawan gaya gravitasi dan kapiler dinamakan ‘field capacity’. Air tanah diperlukan oleh semua organisme hidup di dalam tanah. Masuk ke dalam sel-selhidup melalui osmosis. Selain itu juga penting sebagai pelarut nutrien yang akan diambil dalam bentuk larutan oleh tumbuhan.


2.1.4. Pengangkutan Air Pada Tanaman
1.     Pengangkutan Ekstravaskuler
Jenis-jenis pengangkutan ekstravaskular adalah sebagai berikut:
a.      Apoplas
Apoplas adalah suatu kontinum tak hidup yang terbentuk melalui jalur ekstraseluler yang disediakan oleh matriks kontinu dinding sel dan berfungsi untuk mengangkut air dari akar ke xilem (Campbell et al, 2002) Definisi lainnya menyebutkan bahwa apoplas adalah suatu sistem yang menyangkut antara dinding sel yang saling berhubungan dengan unsur xilem berisi air (Salisbury dan Ross CW. 1995). Apoplas meliputi semua dinding sel pada korteks akar (kecuali dinding endodermis dan eksodermis dengan pita kaspariannya karena kedua jaringan tersebut tidak permeabel terhadap air), semua trakeid dan pembuluh pada xilem, semua dinding sel daun, floem, dan sel lain.  Perambatan cairan dari bawah ke bagian atas tumbuhan dapat terjadi seluruhnya melalui apoplas, terutama di xilem.
b.     Simplas 
Simplas adalah kontinum sitoplasma yang berhubungan oleh plasmodesmata pada tumbuhan dan berfungsi untuk mengangkut air dan mineral dari akar ke xilem.. Simplas mencakup sitoplasma semua sel tumbuhan dan vakuola (Furqonita D. 2007). Simplas merupakan kesatuan unit karena protoplas sel yang berdampingan saling berhubungan melalui plasmodesmata. Bahan seperti glukosa dapat melewati plasmodesmata dari sel ke sel ribuan kali lebih cepat daripada dengan menembus membran dan dinding sel. Tapi partikel yang lebih besar dari 10 nm tidak dapat melewati plasmodesmata (Salisbury dan Ross CW. 1995).
1.     Pengangkutan Air Intraselular
Pengangkutan intravaskular berlngsung dari akar menuju bagian atas tumbuhan melalui berkas pembuluh, yaitu xylem. Ada beberapa teori tentang pengangkutan air dan mineral dari bawah ke atas tubuh tumbuhan oleh xylem, antara lain:
a.       teori tekanan akar menytakan bahwa air dan mineral terangkat keatas jika adanya tekanan akar;
b.      teori vital mengemukakan perjalanan air dari akar menuju daun dapat terlaksana karena pertolongan sel-sel hidup;
c.       teory dixion-joly, naiknya air ke atas dikarenakan tarikan dari atas, yaitu daun yang melakukan transpirasi.
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengangkutan air dan mineral di dalam tanah sampai ke tubuh
tumbuhan melalui lintasan berikut.
Rambut akar     epidermis       korteks    endodermis      xylem akar   xylem batang      di daun  parenkima mesofil daun.

.2. PERANAN AIR TERHADAP TUMBUHAN
2.2.1. Peranan Air Secara Umum Terhadap Tumbuhan
Dalam fisiologi tumbuhan air merupakan hal yang sangat penting, Jackson (1977) dalam Harwati, 2007 berpendapat, peranan air dalam pertumbuhan tanaman, yaitu :
1.     Air merupakan bahan penyusun utama dari pada protoplasma. Kandungan air yang tinggi aktivitas fisiologis tinggi sedang kandungan air rendah aktivitas fisiologisnya rendah (Kramer dan Kozlowsksi, 1960).
2.     Air merupakan reagen dalam tubuh tanaman, yaitu pada proses fotosintesis.
3.     Air merupakan pelarut substansi (bahan-bahan) pada berbagai hal dalam reaksi-reaksi kimia (Kramer dan Kozlowski, 1960). Fitter and Hay (1991) dalam  Eliakim et. al. (2008) disebutkan, air adalah pelarut yang sangat baik  untuk tiga kelompok bahan (solute) biologis yang penting yaitu : bahan organik, ion-ion bermuatan (K+, Ca2+, NO3-) dan molekul kecil. Bahan organik dan air dapat membentuk ikatan ion hidrogen termasuk asam amino, karbohidrat serta protein yang berat molekulnya rendah, mengandung hidroksil, amine atau gugus fungsional asam karbiksolat. Air juga membentuk dispersi koloida dengan karbohidrat dan protein dengan berat molekul tinggi.
4.     Air digunakan untuk memelihara tekanan turgor. Menurut Tso (1972) Turgor adalah penentu utama pertumbuhan yaitu perluasan daun. Turgor adalah penentu utama pertumbuhan, perluasan daun dan berbagai aspek metabolisme tanaman. Penutupan dan pembukaan stomata banyak dikendalikan oleh tersedianya air. Tanaman yang cukup air, stomata dapat dipertahankan selalu membuka untuk menjamin kelancaran pertukaran gas-gas di daun termasuk CO2 yang berguna dalam aktivitas fotosisntesis, aktivitas yang tinggi menjamin pula tingginya kecepatan pertumbuhan tanaman (Bayer, 1976).
5.     Sebagai pendorong proses respirasi, sehingga penyediaan tenaga meningkat dan tenaga ini digunakan untuk pertumbuhan.
6.     Secara tidak langsung dapat memelihara suhu tanaman.
7.     Berperan perpanjangan sel

1.2.2.     Peranan Air Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Air telah mempengaruhi pertumbuhan tanaman dimulai dari perkecambahan biji yang terjadi setelah adanya dormansi. Peran air dalam prosesini  adalah sebagai berikut:
1. Air yang diserap oleh biji berguna untuk melunakkan kulit biji dan menyebabkan pengembangan embrio dan endosperm. Hal ini mengakibatkan pecah atau robeknya kulit biji
2. Air memberikan fasilitas untuk masuknya oksigen kedalam biji. Dinding sel yang kering hamper tidak permeable untuk gas, tetapi apabila dinding sel diimbibisi oleh air, maka gas akan masuk kedalam sel secara difusi. Apabila dinding sel kulit biji dan embrio menyerap air maka supply oksigen meningkat kepada sel-sel hidup sehingga memungkinkan lebih aktifnya pernafasan. Sebaliknya juiga CO2 yang dihasilkan oleh pernapasan tersebut lebih mudah mendifusi keluar. 
3. Air berguna untuk mengencerkan protoplasma sehingga dapat mengaktifkan bermacam-macam fungsinya. Sebagian air didalam protoplasma sel-sel embrio dan bagian hidup lainnya pada biji, hilang sewaktu biji tersebut telah mencapai masak sempurna dan lepas dari induknya (seed are shed) Semenjak saat ini aktifitas protoplasma hamper seluruhnya berhenti sampai perkecambahan dimulai. Sel-sel hidup tidak bias aktif melaksanakan proses-proses yang normal separti pencernaan(digestion) , pernapasan (respiration), asimilasi (assimilation), dan tumbuh (growth), apabila protoplasma tidak mengandung sejumlah air yang cukup.
4. Air berguna sebagai alat transport larutan makanan dan endosperm atau cotyledon kepada titik tumbuh pada embryonic axis, didaerah mana diperlukan untuk membentuk protoplasma baru.
Air merupakan faktor yang penting bagi tanaman, karena berfungsi sebagai pelarut hara, berperan dalam translokasi hara dan fotosintesis (Fitter dan Hay, 1998). Translokasi melalui xylem berupa unsur hara yang dimulai dari akar terus ke organ-organ, seperti daun untuk diproses dengan kegiatan fotosintesis. Stress air memperlihatkan pengaruhnya melalui terhambatnya proses translokasi. Pengaruhnya tidak langsung terhadap produksi adalah berkurangnya penyerapan hara dari tanah. Berkurangnya penyerapan unsur hara akan menghasilkan laju sintesis bahan kering, antara lain protein yang rendah pula (Anggarwulan, 2008).
2.2.3  Pengaruh Kadar Air Abnormal Terhadap Pertumbuhan
Sebelum membahas pengaruh kadar air abnormal, ada beberapa faktor-faktor mempengaruhi kebutuhan kadar air pada tanaman yaitu::
a)      Jenis, Bentuk dan Umur Tanaman
Berdasarkan kebutuhan air, umumnya ada tiga jenis tanaman, yaitu:
o   Jenis Suka Air, memerlukan air yang cukup banyak untuk dapat hidup dengan baik, contohnya jenis Adiantum, Begonia, Calathea, Dracaena, Dieffenbachia, Monstera, Peperomia serta jenis pakis-pakisan.Jenis
o   Jenis menyukai air dalam jumlah sedang, memerlukan air yang cukup tapi tidak berlebih untuk tumbuh dalam kondisi yang sehat, contohnya adalah Aglaonema, Anthurium, Philodendron, dan lainnya
o   Jenis menyukai sedikit air, merupakan jenis tanaman yang dapat tumbuh dengan baik dalam keadaan sedikit air, contohnya berbagai jenis tanaman sukulen, kaktus, Sansiviera, Chryptanthus dan lainnya.
Bentuk daun juga harus diperhatikan, jika daunnya besar dan tipis, berarti tanaman tidak kuat kondisi kering dan membutuhkan relatif lebih banyak air dalam penyiraman. Jika daun ada lapisan lilinnya berarti sedikit tahan akan kondisi kering. Daun kecil akan menghindari penguapan air saat siang hari. Akan tetapi penting pula diketahui jenis tanamannya, apakah tanaman menyukai air atau tidak
b)      Lokasi dan Kondisi Sekitar Tanaman
Lokasi juga mempunyai andil dalam menentukan banyaknya air untuk penyiraman. Tanaman dalam pot yang diletakkan di bawah naungan dengan yang langsung di bawah sinar matahari akan mempunyai perbedaan kebutuhan air. Umumnya tanaman yang berada di daerah naungan membutuhkan jumlah air yang relatif lebih sedikit dari pada tanaman yang terkena sinar matahari langsung.
Peletakan tanaman pada sumber air membutuhkan air yang berbeda dengan yang diletakkan di tengah lapangan terbuka. Peletakan di dekat sumber air merupakan jenis tanaman yang menyukai kondisi air cukup banyak untuk pertumbuhannya. Jenisnya pun berbeda dengan tanaman yang tahan akan sinar matahari.
c)      Jenis Media Tanam
Media merupakan material yang bersentuhan langsung dengan akar, bagian tanaman yang sangat penting untuk penyerapan air dan unsur hara lainnya. Media tanaman yang umum digunakan adalah tanah, humus, sekam, cocopeat, pasir malang, dan akar pakis. Masing-masing mempunyai daya ikat air yang berbeda. Humus mengandung banyak sisa-sisa bagian tanaman yang membusuk. Biasanya bersifat menahan air. Tetapi jika diletakkan di area terbuka, humus mudah kering dan berbentuk serpihan/butiran halus.
Sekam yang umumnya digunakan adalah jenis sekam biasa dan sekam bakar. Bentuknya yang berupa butiran-butiran sekam kasar membantu tanah dalam memperbaiki struktur tanah hingga menjadi remah-remah tidak padat sehingga air dapat mengalir dengan lancar. Untuk itu media tanam sekam murni relatif cocok untuk tanaman hias pada pot, atau campuran media tanam pada musim hujan agar air tidak merusak akar yang akan mengakibatkan busuk akar.
Cocopeat relatif dapat menyimpan air hingga penggunaan media dengan campuran bahan ini sangat tepat saat musim kering, tetapi jangan biarkan media ini terlampau kering. Beda dengan pasir malang yang lebih bersifat tidak menahan air. Sangat cocok digunakan sebagai campuran media tanam pada musim hujan. Tak jarang untuk penanaman sering kali media tersebut dicampur dengan jumlah tertentu. Oleh karena itu penting mengetahui sifat media terhadap daya pegang air untuk mendapat media yang ideal dengan jenis tanaman yang hendak ditanam.
d)     Besar Kecilnya Pot
Terkait dengan tingkat kelembaban media dalam pot. Pot kecil akan mempunyai tingkat kelembaban yang lebih kecil jika dibandingkan dengan media pada pot yang besar. Tepai pot besar mempunyai kelebihan dalam pertumbuhan akar tanaman. Banyaknya ruang yang tersedia dapat memberikan ruang yang cukup untuk bernafasnya akar.
e)      Musim
Dua musim utama di Indonesia, musim kering dan musim hujan, akan mempengaruhi penyiraman terhadap tanaman. Musim kering tanaman harus diperiksa apakah memerlukan penyiraman satu-dua hari sekali sedangkan musim hujan apakah harus disiram setiap hari atau tidak.
Dalam Buckman and Brady (1982) disebutkan bahwa keberadaan air berdasarkan klasifikasi biologi air di dalam tanah ada tiga bentuk yaitu : air kelebihan, air tersedia dan air tidak tersedia. Keberadaan air ini berpengaruh terhadap pertumbuhan tumbuhan karena pada dasarnya air merupakan pembatas pertumbuhan (FP UGM, 2008). Berikut ini adalah penjelasan mengenai keadaan pertumbuhan tumbuhan terhadap kadar air:
a.      kadar air kurang
Air seringkali membatasi pertumbuhan dan perkembangan tanaman budidaya. Respon  tumbuhan terhadap kekurangan air dapat dilihat  pada aktivitas metabolismenya, morfologinya, tingkat pertumbuhannya, atau produktivitasnya. Pertumbuhan sel merupakan fungsi tanaman yang paling sensitif terhadap kekurangan air. Kekurangan air akan mempengaruhi turgor sel sehingga akan mengurangi pengembangan sel, sintesis protein, dan sintesis dinding sel (Gardner et al., 1991). Kekurangan air (water deficit) akan mengganggu keseimbangan kimiawi dalam tanaman yang berakibat berkurangnya hasil fotosintesis atau semua proses- proses fisiologis berjalan tidak normal. Apabila keadaan ini berjalan terus, maka akibat yang terlihat, misalnya tanaman kerdil, layu, produksi rendah, kualitas turun dan sebagainya (Crafte et al, 1949; Kramer, 1969 dalam Harwati, 2007).
Kekurangan air akan menyebabkan tanaman menjadi kerdil, perkembangannya menjadi abnormal. Kekurangan yang terjadi terus menerus selama periode pertumbuhan akan menyebabkan tanaman tersebut menderita dan kemudian mati. Sedang tanda-tanda pertama yang terlihat ialah layunya daun-daun. Peristiwa kelayuan ini disebabkan karena penyerapan air tidak dapat mengimbangi kecepatan penguapan air dari tanaman. Jika proses transpirasi ini cukup besar dan penyerapan air tidak dapat mengimbanginya, maka tanaman tersebut akan mengalmi kelayuan sementara (transcient wilting), sedang tanaman akan mengalami kelayuan tetap, apabila keadaan air dalam tanah telah mencapai permanent wilting percentage. Tanaman dalam keadaan ini sudah sulit untuk disembuhkan karena sebagaian besar sel-selnya telah mengalami plasmolisia (Dwidjoseputro, 1984 dalam Harwati, 2007).
Selain itu, Sintesis klorofil dibatasi pada kekurangan air yang lebih besar. Defisit air pada saat proses fotosintesa berlangsung, berakibat pada kecepatan fotosintesa. Defisit air akan menurunkan kecepatan fotosintesa. Dari suatu penelitian disimpulkan bahwa perluasan daun dibatasi oleh ketersediaan air sehingga menurunkan efisiensi fotosintesa
Kehilangan air dari tanaman oleh transpirasi merupakan suatu akibat yang tidak dapat dielakkan dari keperluan membuka dan menutupnya stomata untuk masuknya CO2 dan kehilangan air melalui transpirasi lebih besar melalui stomata daripada melalui kutikula. Indeks luas daun yang merupakan ukuran perkembangan tajuk, sangat peka terhadap cekaman air, yang mengakibatkan penurunan dalam pembentukan dan perluasan daun, peningkatan penuaan dan perontokan daun, atau keduanya. Perluasan daun lebih peka terhadap cekaman air daripada penutupan stomata. Selanjutnya dikatakan bahwa peningkatan penuaan daun akibat cekaman air cenderung terjadi pada daun-daun yang lebih bawah, yang paling kurang aktif dalam fotosintesa dan dalam penyediaan asimilat, sehingga kecil pengaruhnya terhadap hasil (Ali, 2013).
Martin, Tenorio dan Ayerbe (1994) dalam Ali (2013) menjelaskan bahwa cekaman air yang terjadi pada paruh kedua dari siklus hidup tanaman ercis mengakibatkan penurunan nilai LAI (leaf area index) setelah pembungaan. Hal ini menyebabkan rendahnya hasil biji ercis bila dibandingkan dengan hasil pada musim tanam sebelumnya, dimana curah hujan selama paruh pertama siklus hidupnya lebih besar. Kekurangan air dapat menghambat laju fotosintesa, karena turgiditas sel penjaga stomata akan menurun. Hal ini menyebabkan stomata menutup. Penutupan stomata pada kebanyakan spesies akan mengurangi laju penyerapan CO2 pada waktu yang sama dan pada akhirnya akan mengurangi laju fotosintesa.
Pengaruh kekurangan air selama tingkat vegetatif adalah berkembangnya daun-daun yang ukurannya lebih kecil, yang dapat mengurangi penyerapan cahaya. Kekurangan air juga mengurangi sintesis klorofil dan mengurangi aktivitas beberapa enzim (misalnya nitat reduktase). Kekurangan air justru meningkatkan aktivitas enzim-enzim hidrolisis (misalnya amilase) (Gardner et al., 1991 dalam Solichatun et. al., 2005). Cekaman kekeringan dapat menurunkan tingkat produktivitas (biomassa) tanaman, karena menurunnya metabolisme primer, penyusutan luas daun dan aktivitas fotosintesis. Penurunan akumulasi biomassa akibat cekaman air untuk setiap jenis tanaman besarnya tidak sama. Hal tersebut dipengaruhi oleh tanggap masing-masing jenis tanaman (Solichatun et al., 2005).

b.     Kelebihan kadar air
kelebihan air yang terjadi pada tanaman biasanya disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
· Periode hujan lebat
· Pengelolaan irigasi yang buruk
· Drainase jelek
· Meningkatnya permukaan air bawah tanah
Akibat kelebihan air secara umum bagi tanaman adalah sebagai berikut:
·       Kelebihan air menyebabkan pori-pori tanah tidak ada oksigen, sementara  tanaman memerlukan oksigen untuk pernapasan dan pertumbuhannya
·       Tanaman akan terlihat menguning, pertumbuhan terhambat dan kurus
·       Tanaman akan mati
·       Tanah menjadi gundul
·       Beberapa spesies tanaman menjadi lebih toleran terhadap kondisi jenuh air dan akan mengambil alih vegetasi daerah tersebut.
·       Menurunkan potensi hasil antara 30-80% pada beberapa hasil pertanian di daerah padang rumput yang curah hujannya ≥ 400 ml (McFarlane and Williamson, 2001 dalam Eliakim et. al., 2008).
Tanaman yang tergenang menunjukkan gejala klorosis khas kahat N. Kekahatan N terjadi karena penurunan ketersediaan N maupun penurunan penyerapannya. Pada kondisi tergenang ketersediaan N dalam bentuk nitrat sangat rendah karena proses denitrifikasi, nitrat diubah menjadi N2, NO, N2O, atau NO2 yang menguap ke udara. Pada proses denitrifikasi, nitrat digunakan oleh bakteri aerob sebagai penerima elektron dalam proses respirasi. Genangan berdampak negatif terhadap ketersediaan N, tetapi ada pula keuntungan dari timbulnya genangan yaitu peningkatan ketersediaan P, K, Ca, Si, Fe, S, Mo, Ni, Zn, Pb, Co. Genangan berpengaruh terhadap proses fisiologis dan biokimiawi antara lain respirasi, permeabilitas akar, penyerapan air dan hara, penyematan N. Selain itu menyebabkan kematian akar di kedalaman tertentu dan hal ini akan memacu pembentukan akar adventif pada bagian di dekat permukaan tanah pada tanaman yang tahan genangan (Eliakim et. al., 2008).
Pengaruh genangan pada tajuk tanaman: penurunan pertumbuhan, klorosis, pemacuan penuaan, epinasti, pengguguran daun, pembentukan lentisel, penurunan akumulasi bahan kering, pembentukan aerenkim di batang. Besarnya kerusakan tanaman sebagai dampak genangan tergantung pada fase pertumbuhan tanaman. Fase yang peka genangan: fase perkecambahan, fase pembungaan, dan pengisian. Genangan pada fase perkecambahan menurunkan jumlah biji yang berkecambah (perkecambahan sangat memerlukan O2). Genangan yang terjadi pada fase pembungaan dan pengisian menyebabkan banyak bunga dan buah muda gugur (Eliakim et. al., 2008).

Biasanya kelebihan air ini terjadi pada pertengahan musim hujan. Ciri, sinar matahari terhalangi mendung, suhu udara turun, kelembaban udara absolute (Ah) turun / rendah, kelembaban udara relatip (Rh) tinggi, frekwensi hujan tinggi, dan sumber air tanah maupun air permukaan melimpah. Dampak bagi tanaman antara lain Kelembaban (Rh) tinggi pada suhu yang rendah merupakan kondisi ideal pertumbuhan spora jamur. Tanaman yang tidak sehat atau bagian tanaman yang tua menjadi rentan serangan jamur. Genangan-genangan air pada bagian batang, bonggol, dan daun (bagian-bagian yang kaya karbohidrat) cepat atau lambat akan diserbu jamur. 
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1.  Tumbuhan tersusun dari 70 sampai 90 persen air.
2. Tumbuhan dapat memamfaatkan air sebagai penunjang pertumbuhanya dikarenakan air mempunyai sifat sebagai pelarut, adesi, kohesi, polaritas, transparan, polaritas dan lain lain.
3. Jenis jenis air yang terdapat di media tumbuh tumbuhan meliputi air grafitasi, higroskopis dan kapiler. Air kapiler adalah air ytang bisa diserap akar.
4. Jenis pengangkutan pada air terdiri dari pengangkutan ekstravaskular dan intravaskular.
5. Kadar air pada tumbuhan mempengaruhi pertumbuhan. Jika kadar air kurang akibatnya tanaman layu dan pertumbuhanya terganggu. Sedangkan jika kadar air terlalu banyak yang terjadi adalah terganggunya proses penyerapan dan hipoksia pada tumbuhan. Air yang baik untuk pertumbuhan tanaman yang baik adalah dengan kadar yang cukup.
3.2 Saran
Kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan untuk perbaikan makalah ini kedepanya. Diharapkan makalah ini dapat memberi petunjuk dalam melakukan penyiraman terhadap tumbuhan dengan kadar air yang cukup dengan memperhatikan kebutuhan tanaman terhadap air.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, A. 2013. Pengaruh Air Terhadap Pertumbuhan Tanaman. http://doc-bukanbasabasi.blogspot.com/2013/04/pengaruh-air-terhadap-pertumbuhan.html. Diakses pada 14 September 2014 pukul 16.00 WIB.
Bayer. J, S. 1976. Water deficits and photosisnthesis in water. Defficite and Plant
Growth TT Kozlowski (ed) : Vol. IV 153-190. Academic Press Inc New York
Campbell NA, Reece JB, Mitchell LG. 2002. Biologi, Edisi Kelima, Jilid I. Jakarta: Erlangga. Crafte, A.S., H.B., Currier and C.P. Stocking, 1949. Water in the Physiology of Plants. Waltham, Mass. USA. Published by The Chronoca Botanica Company.
Dwidjoseputro, D. 1984. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Penerbit PT. Gramedia. Jakarta. Pp. 66-106.
Eliakim et. al. 2008. Pengaruh kelebihan air terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Paper. Medan: Universitas Sumatera Utara
Fitter A.H. dan Hay, R.K.M. 1991, Fisiologi Lingkungan Tanaman. Universitas  Gajah Mada, Yogyakarta.
Furqonita D. 2007. Biologi. Indonesia: Penerbit Yudistira
Gardner, F. P. ; R. B. Pearce dan R. L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Terjemahan: Herawati Susilo. UI Press, Jakarta.
Harwati, T. 2007. Pengaruh kekurangan air (Water Deficit) terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman tembakau. Jurnal Inovasi Pertanian. 6(1): 44 - 51.
Jackson, I, J., 1971. Climate, Water and Agriculture in the Tropics. Published in the United States of America by Longman Inc. New York.
Jumin, H. B. , 1992, Ekologi Tanaman suatu Pendekatan Fisiologi, Rajawali Press, Jakarta.
Kramer, P.J. and T.T. Kozlowski, 1960. Physiology of Trees. Mc Graw-Hill Book Co. Inc. New York.
Mudakir, Imam. 2004. Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia
Salisbury FB, Ross CW. 1995.Fisiologi Tumbuhan. Indonesia: Penerbit ITB Bandung.
Solichatun et. al. 2005. Pengaruh ketersediaan air terhadap pertumbuhan dan kandungan bahan aktif saponin tanaman ginseng jawa (Talinum paniculatum Gaertn.). Biofarmasi. 3 (2):47 - 51.
Syamsuri, Istamar. 2006. Biologi untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Tso, T.C., 19072. Physiology and biochemistry of tobacco plants. Dowden
Hutchinson and Rose Inc Stroudsburg Pa.
Wahyu, D. 2013. Pengaruh jenis air terhadap kecambah tanaman kacang hijau. http://dewahyu-wm.blogspot.com/2013/10/pengaruh-jenis-air-terhadap-pertumbuhan.html. Diakses pada tanggal 14 September 2014 pukul 16.30 WIB.
  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sistem Saraf Pada Ikan

Serangga Predator