A JOURNEY

Ok, gue mulai
Test test, 1 ...2...3...

Si eta, ini bukan mic masjid. Jadi nggak perlu cek suara. Tulis aja

Ok. Something serious is beginning
Nah, ini pengalaman gue, yang nggak bakal lupa deh
Kira kira bulan mei pertengahan, wabah panik dan stress akibat PKM mulai menggonjang ganjingkan kosan tercinta gue

“yan, eta mah.  Pkm ini kayaknya nggak mungkin deh, bakalan gagal”
Ucap salah satu keturunan shaolin di kosan gue, sebut aja namanya maria, haha, bukan rasis sih. Tapi serius kalau ngeliat mata dia, ngerasa di film film kungfu

ETA MUSTI TANGGUNG JAWAB YAN

Ini gara gara eta, gara gara ide PKM yang berjudul “pembuatan kapsul nabati dengan memanfaatkan senyaa glukomanan Amorphophallus variabilis sebagai pengganti kapsul gelatin pada industri farmasi” itu.

Belibeuttt beuttt.... haha, ntah kenapa tuh ide muncul aja di kepala gue. Mungkin gue dapat wangsit setelah KKN setahun yang lalu. Gue rasa sih dampak nyari tuh tanaman yang susahnya bukan kepalang. Melewati semak belukar dan bahkan sungai sungai kecil yang digunakan untuk ritual. Ya mungkin aja jin penunggu disana pengen gue sukses kedepanya. Yang dikasih bukan nomor togel tapi ide tentang tanaman ini. NGAWUR

            Ya singkat cerita, pada perjalanan panjang di alas purwo, gue ngerasa selamat dari bahaya. Yang gue pikirin waktu itu sih takut takut aja di hutan ketemu macan atau bisa diserunduk babi hutan. Tapi alhamdulillah nya gue nggak sendiri waktu itu. Karena ada yang bantuin yakni pak polisi hutan bernama robby dan diiringi dengan rekan seperjuangan; zanne. Kami bersama sama menerobos hutan, kayak petualangan diego the explorer:itu tuh saudaranya si dora

            Satu hal yang musti disyukuri dari PKM ini adalah GOL untuk yang dinanai, walaupun meleset dari proposal tapi dana  11.013.000 berhasil dikantongi. Eittts, satu kali lagi ini bukan masalah dana tapi masalah tanggung jawab. Dan gimana caranya buat pkm ini menjadi sesuatu yang worth it dan bermanfaat untuk kemajuan ilmu pengetahuan bangsa ini kedepanya
            
Hebat ya lu, kebetulan nggak mikirin duit
            
             Udahlah, saat itu emang posisi gue lagi sulit. Sebagai pencetus ide PKM ini gue juga dibebani oleh keberadaan tia. Sebut saja dia manusia yang paling tertumbalkan. Angkatan termuda dari anggota kita. tapi berhubung dia jurusan farmasi dan saat itu kebetulan gue udah ketua di PKM yang lain, dengan sangat terpaksa dia dinobatkan  jadi ketua walaupun dengan beragam alasan penolakan.
            
HAHA, MAAFKAN
            
                 Nah, udahlah, ini memang tanggung jawab gue. Oleh karena itu, gue ke kampus pun kayak orang kesetanan, berpacu dengan waktu, membawa eksplan kami kesana kemari. Dari lap gue di pasir banteng di tanjung sari sampai ke Lab biokimia MIPA. Rasanya waktu itu mungkin waktu terberat gue jika melaksanakan semuanya seorang diri. Apalagi karena anggota anggota tim lain juga sibuk dengan kuliah dan ujian. Asa kasihan kalau mereka musti mengorbankan nilai kuliah untuk PKM ini. soalnya gue begitu sadar bagaimana pentingnya nilai kuliah untuk seorang mahasiswa. Nggak mau kan, udah capek capek kuliah selama 4 bulan, bakal dihargai nilai jelek gara gara ada urusan yang lain diluar perkuiahan. ITU pendapat gue, mungkin yang lain nggak berpikir sama dengan gue. Tapi gue tetap memegang prinsip gagal nggak nya lu kuliah itu terlihat dari nilai akademik lu. Ingat bro, kebanyakan orang tua hanya mau itu. Dan nggak bakal ngerti alasan lu sibuk organisasi lah, ngurus ini itu lah, atau tete bengek yang lainnya.
            
HAHA, lu sih yan KUPU KUPU (kuliah pulang kuliah pulang)
            
             Baiklah, gue teruskan. Akhirnya gue dapat pencerahan dari web  pembuatan cangkang kapsul di  internet. Sebuah perusahaan Kapsul di daerah cibinong; namanya kapsulindo. Waduhhh, baguslah. Sekurang kurangnya ada titik terang meski di sekelilingnya masih remang remang. Yang penting gue udah tau ini tepung umbi amorphophallus mau dikemanain supaya berakhir dalam bentuk kapsul. Tanpa banyak pertimbangan hari itu juga gue buru buru ke kampus, nggak boleh kalah cepat dengan langkah pak ari mengunci pintu TU. Nggak boleh terlambat, soalnya ini sudah H-16 sebelum aku mempresentasikan penelitian ini ke tim evaluator nanti. Pokoknya surat izin itu musti dijuin sekarang, biar senin udah bisa diambil. Ada tantangan besar sekaligus berat di depan sebenarnya. Terutama siapa yang mau menemani gue ke tempat itu. Rempong juga sih, kalau dipikir pikir karena gue nggak tau jalan ke cibinong sama sekali. Bahaya juga kalau nge bolang sendiri
            Setelah melalui diskusi yang panjang, terciptalah sukarelawan yang bersedia menemani gue ke cibinong. Namanya wiwit anak sastra indonesia 2012. Wahhh, bahagia banget gue waktu itu. apalagi wiwit orangnya ngerti jalan kesana, maklum orang depok yang jarak rumahnya tak jauh dari lokasi yang ingin kita datangi. Gue merasa aman kalau berdua. Karena berdua lebih hebat kata iklan SGM eksplore. Haha, bukan masalah iklan, tapi masalah solidaritas.
            
Dan di selasa pagi yang mataharinya masih malu malu, kita mulai pertualangan ini.
            
BISMILLAH
To be continued
           


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sistem Saraf Pada Ikan

Filosofi barang antik