DEMOKRASI

Ini loh yang gue nggak paham

I never understand about this opinion

“kalau terlalu pengen itu, kebanyakan nggak kecapai loh”

Gue ingat si mungil widhi ngomong itu, Lantang logika gue merangkai lalu menghubungkannya dengan impian

Gini analoginya

“iya, gue pengen kali ke luar negeri, duduk di bawah pohon maple di senja musim panas, sambil baca buku migropropagation of plants. Di halaman kampus gue yang indah, terlihat berbagai ras manusia disana. Melihat kebiasaan mereka dalam belajar, bercengkrama, berdebat dan segalanya yang nggak bisa gue temukan disini. Itu adalah dunia. Dan benar, itu dunia yang sebenarnya yang dilihat dari titik kecil sebuah pengharapan”

DAN ITU NGGAK KECAPAI

Jadi apa yang akan kecapai?

Ahhh, gue malas, jika musti harus mengarang bebas dengan tulisan yang gue ciptakan. Gue ini pemeran utama dari diri gue sendiri, dimana milyaran sel dalam tubuh gue, dalam kendali gue. Masa harus menciptakan orang lain dari diri sendiri. jadi kesimpulannya kayak gini, andrea hirata menghidupkan novelnya dari karakter dirinya dan orang sekelilingnya. Menginspirasi bukan karena karakter ilusinya, tapi itu dirinya. Sekali lagi dirinya

Bagaimana?

Seorang tokoh yang menginspirasi banyak orang. How fabulous he is. Gue sampai baca novel dia dengan muka orang yang pertama kali ngeliat malaikat ridwan penjaga firdaus. Yang mempersilahkan gue masuk ke surga (ngarep). Tapi serius, this is truly a greatness

Enak kali ya jadi inspirator, Menceritakan pengalaman pahit dan manis. Dan menancapkan ke jiwa jiwa mereka  “if you want the rainbow you should pass the rain”

Hebattt

Gue bisa nggak ya kayak gitu?
Gimana kalau tuhan bilang jika itu bukan jalan gue?
Gimana kalau tuhan bilang kalau gue cukup jadi ibu rumah tangga dan seumur hidup gue lakuin hanya membahagiakan suami dan anak anak gue aja?

Persetan dengan semua itu

Nggak ada artinya gue belajar selama ini, jika keberadaan gue hanya bermanfaat untuk keluarga gue
Gue pengen hidup lebih bermanfaat untuk yang lainnya

Bukankah Tuhan bilang “JIKA MANUSIA TERBAIK ITU ADALAH MANUSIA YANG BERMANFAAT UNTUK YANG LAINNYA”

Gue nggak ada maksud merendahkan pekerjaan ibu rumah tangga. Ini hanya opini. Dan di negara demokrasi semua orang berhak beropini

Gue sebagai calon ibu ibu juga merasa salut pada ibu ibu yang lain yang telah berhasil menyekolahkan anak anak mereka hingga sukses, menjaga mereka hingga besar, tetap disamping mereka di masa kecil mereka

Tapi gue lebih salut lagi sama orang tua yang berhasil mendidik anak mereka hingga sukses tapi tetap bisa berbuat untuk negara mereka

Jadi mentri
Jadi presiden
Jadi pimpinan perusahaan
Jadi dosen
Dan masih banyak lagi kegiatan positif lainnya

ITU YANG ARTINYA KESUKSESAN
ITU NAMANYA EMANSIPASI WANITA
KITA SAMA, KITA PUNYA HAK YANG SAMA

Sudahlah, sekurang kurangnya dengan kita bekarya, Kita bisa ngurangin beban negara

Gue selalu menanamkan ini ke kepala gue

“meski wanita itu ujung ujungnya emang harus ngurusin dapur mereka tapi sebenarnya banyak yang wanita bisa lakukan di luar sana”

kan wanita multitasking

Ingat loh, wanita itu punya banyak serabut serabut syaraf yang bakal membantu kita melakukan banyak hal dalam satu waktu, bedanya sama laki laki adalah laki laki punya banyak badan sel syaraf yang artinya hanya bisa melakukan 1 pekerjaan dengan fokus maksimal dalam satu waktu.

MAMFAATKAN LAH
DAN BERKARYALAH

Jadi gimana sama pendapat widhi tadi? Ntah lah, gue anggap aja opini, kan dinegara ini siapapun berhak beropini. DEMOKRASI.....

Hmmmmm

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sistem Saraf Pada Ikan

Filosofi barang antik