If i were a man, i would...

Yan, maneh kalau jadi cowok bakal kayak mana ya yan?

Ini adalah pertanyaan yang berulang ulang yang muncul dalam benak gue, saking gue terobsesinya jadi seseorang yang katanya adalah pemimpin para wanita, sampai gue merencanakan jauh jauh hari tentang punya anak laki laki yang bisa memproyeksikan diri gue sebagai lelaki dalam tubuh manusia baru, gue pelajari, serius, ini gue pelajari, dengan bermodal artikel sex dan kesehatan gue mulai membayangkan beberapa posisi sex dan suplemen makanan sehingga pada saat gue nikah nanti gue langsung bisa mensetting jika anak gue adalah anak laki laki.

Segitunya?

Iya, gue sangat terobsesi dengan itu, punya 3 anak lelaki yang tangguh dan berani, berjiwa besar juga seksi, maksud gue disini , nanti kalau dewasa dia mempunyai pola pemikiran yang seksi dalam arti pemikiran anti mainstream dan jauh dari kesan cowok cowok sekarang yang rata rata memuakkan, itu lagi itu lagi

Maksud lu yan, kayaknya dendam amat lu sama cowok cowok yang tadi baru lu kenal tadi siang, sememuakkan apa sih emangnya?

Haha, entahlah, tapi gue bosan aja menghabiskan waktu dengan percakapan yang benar benar tak bermutu apalagi tidak kontiniu, dia asik main hp sedangkan gue asik nyerocos mengintrogasi, non sense banget, ternyata otaknya yang calon sarjana stei itb tak ada lebihnya dengan gumpalan permen karet, yang bebal dan lengket, iuhhhhh

Ah, sebenarnya gue udah males meladeni segala bentuk pertemuan pertemuan layaknya kencan buta, apalagi gue sudah berstatus bukan single lagi setelah proses balikan gue berjalan mulus, tapi ya sudahlah, gue menyerah karena sifat cowok ini yang sedikit keras kepala padahal selalu gue tanggapi dengan kata kata tajam, hanya saja dia benar benar bebal, cuman lengket, ya sudah, rambut gue sudah seperti ditempeli permen karet, mau nggak mau gue musti bersentuhan dengan permen karet yang sudah lengket tersebut.

“lu pengen cewek kayak apa, gue punya beberapa teman kalau lu mau”
“yang tingginya 160 cm, cantik, berisi, pintar, dan nggak matre”
“oh ya” gue tergopoh gopoh menunjukan beberapa foto cewek yang gue anggap potensial dengan kemauan dia, dan menakjubkannya dari hampir seratus teman gue hanya 2 yang menarik hatinya, kebetulan 2 cewek ini selebriti instagram dengan followers diatas 1k.
“kurang ah, kurang cantik”
Haha, ingin rasanya gue lempar batu cobek ke kepala dia, biar peang tuh kepala
“lu maunya nggak matre banget, nanti gue cariin stok lain?”
“iya” trus dia asik dengan gadget nya

Persetan, ingin berkata kasar

“apa sih yang di mau lelaki kayak lu, persetan dengan semua keinginan dan standarisasi lu, lu musti tau juga apa yang diinginkan cewek cewek terhadap cowok, mereka ingin hidup senang, tanpa duit itu kayaknya nggak mungkin, lu tau kan, perawatan mahal coy, semain cantik semakin banyak yang musti lu keluarkan, bodo amat sama standar lu, tapi lu sendiri menyerah dengan standar mereka”

Dia diam, senyap. Mending gue nelfon rauf, bergosip ria, yah, 2 kali nggak diangkat.
Setengah jam kemudian dia cabut, aing merdekaaaaaaaaaaa (nyanyi reff hari merdeka dalam hati sambil jingkrak jingkrak badak)

Ini merupakan kata kesekian yang gue sering haturkan ke teman teman cowok gue yang ngerasa di posisi peran utama, seakan tanpa dia drama uttaran bisa tamat di episode 17, semakin banyak persetannya maka semakin tajam lidah gue, semakin menusuk hati ucapan gue

“lu siapanya tuhan sih, lu sogok tuhan berapa, sampai standar lu itu hanya nguntungin buat diri lu”
“lu ngerasa paling ganteng banget ya, udah pinter banget ya, sampai lu jadi cowok yang paling dicari cari, standar lu banyak, cuman kalau ada kelemahan lu yang nggak disukai target lu , lu udah kayak kambing yang besok mau dikurbanin, sok sok paling menderita”
“persetan lah, aing wanita, dan gue tau alasan lu kenapa lu ngejar ngejar cewek yang jelas jelas hanya akan manfaatin lu dan ninggalin cewek yang mungkin berpikir masa depan dengan lu, karena dia lebih cantik kan? Yang bangga lu kenalin ke orang orang, stop berhenti ngomong, alasan lu itu memuakkan”

Jawaban klien gue (baca; korban gue)
Sialan lu, anjing, tai, babi, hahaha

Aing ketawa sambil cengir cengir
Ikat tali sepatu, gue menang!

NB: karakter gue emang menyebalkan

Ntah lah kenapa gue berpikiran selalu seperti itu, selalu berada disisi yang kontra dengan mayoritas, selalu cari masalah, tak tinggal diam, lalu bertindak

Makanya penggemar gue nggak banyak banyak, cuman satu aja, odo lagi odo lagi, gue salut sama dia, yang bisa sabar tingkat dewa buat dengerin ocehan gue yang menjatuhkan, padahal kadang gue nggak sesabar itu loh ngadapin segala liatnya sifat dia, mulutnya berbisa coy

“ah, lu kok makai baju itu sih, nggak mau jalan ah”
“bangsat, jalan aja lu sendiri, maneh atur atur”

Kalau udah gitu odo biasanya bertindak, beliin gue baju baru ditokopedia, lalu nyuruh gue pakai, kalau misalnya tuh baju nggak ada waktu dia datang, maka terciptalah hasil persilangan antara anakonda dan kobra, ini hasilnya intermediet ya, badan anakonda dengan taring dan bisa kobra. Mati nggak lu tuh.

“dian, udah odo beliin baju nggak dipakai, jelek dian teh, style dian kampungan, nggak modis, males odo”

Dia pundung, gue juga merasa bersalah karena sudah difasilitasi, hanya karena gue lupa bawa ke laundry, efeknya fatal, aing ngerasa kembali jadi itik buruk rupa dimata dia, apes deh, pacaran sama orang visual, mak apes gue, pengen pacaran sama orang audiotori aja biar gue bisa ngoceh sepuasnya, nangis bombai

Lagi lagi gue seakan mengunyah kertas, berharap semua kenangan itu hilang dan gue memulai hidup baru dengan sosok lelaki audiotori yang gue idam idam kan.

Tapi, wait....
“dian teh badan bagus, odo suka, cuman nggak sylish, walaupoun odo sering hina hina dian kayak sapi, tapi badan dia kayak badan bintang bokep kesukaan odo, semok, tipe odo banget, nanti odo modalin nge gym, biar tambah bagus”

Makkkk, aing bawa bintang ketujuh rasanya di saku aing, aing lagi pamerin ke orang orang, kalau kabogoh aing bahagia dengan aing.

Kadang ngakak, tipe pacaran ala gue, yang blak blakan nya sudah melewati batas wajar, kadang nggak ada percakapan romantis antara kita, hanya ada obrolan menjatuhkan tapi bikin terbahak bahak, ini gaya pacaran yang benar benar extraordinary, hanya disini perdebatan sengit bisa diselesaikan dengan ayam goreng dengan segelas soda untuk menggantikan batu bata, atau perang dingin yang bisa diselesaikan dengan ngambek ngambek embek, lalu balikan lagi dengan sedih sedihan, ternyata selama ini gue nggak akan menemukan cowok sebaik dia, ya gue nggak pernah.

INGAT, 21 TAHUN UNTUK TUHAN MENGIZINKAN GUE BERTEMU ORANG YANG LUAR BIASA KAYAK ODO, INGAT 21 TAHUN

Tapi, wait, kalau lu tercipta sebagai cowok yan, lu  maunya kayak apa yan sama pacar lu?

Gue rincikan, gue nggak tertarik sama cewek cantik dengan banyak penggemar, gue menghindari daerah spotlight cowok cowok umumnya, gue mencari intan yang belum diasah, gue  akan bertindak sebagai pengasah intan yang profesional, cewek itu adalah media gue melatih diri, membentuknya menjadi pribadi yang bersinar, ups, sorry bro, gue nggak seinstan lu yang ingin segera mengantongi intan untuk lu pamerin atau lu jual lagi (baca:jadiin bekas pakai). Bagi gue wanita bukan hanya sebagai bahan pameran yang bangga lu pamerin atau bukan juga sebagai wadah lu untuk memanfaatkan keindahannya yang lu rayu dan lu dapatkan ini itu, dia beharga, oleh karena itu, gue mungkin sangat tergila gila dengan wanita yang punya pemikiran nyentrik, unik, nyeleneh, kritis, keras kepala, cuman selalu mengakui kelemahan. Jika ada kehidupan kedua, dia adalah intan gue yang masih tertutupi material lainnya, yang mungkin dikehidupan itu, dia akan ditinggalkan dan diabaikan oleh laki laki sontoloyo dan tolol, tapi percayalah, dikehidupan itu juga, gue akan  berdiri untuk dia, saling mengajari, dia mengajari gue menjadi pengasah intan profesional, dan dia akan jadi intan gue yang akan mengalahkan intan intan lainnya.

Dan pengasah intan profesional itu akan menjadi cinta pertama untuk anak perempuannya...

Yang akan membuat anak anaknya bersinar dengan indahnya

Ini kalau gue takdirnya laki laki loh ya, maka gue inginkan anak perempuan







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sistem Saraf Pada Ikan

Serangga Predator