KABUT

Aku ingin melihat hasil refleksi dari kata kata rindumu yang kau ucapkan lewat sinyal telepon pada malam malam syahdu
Seperti menemukan rindu yang diselubungi kabut
Yang sebelumnya tak dapat tertembus oleh mata tapi terdengar pada telinga
Menciptakan batas yang tak dapat kita sentuh
Hari itu kabut itu mulai menguap sehingga mereka perlahan memisah dari bumbunganya
Kau dan aku bertemu
Tetap saja malam itu syahdu
Di ruangan itu kita berbicara empat mata
Memecahkan keheningan sambil menebak-nebak perasaan lawan bicara
Menyusun kata-kata seperti sedang mengobral  isi hati
Sesekali tawa memecahkan kekakuan
Aku akui sebulan tak jumpa seakan aku terkukung dalam beton beton segi empat yang menyesaki seluruh tubuhku
Sehingga saat aku bebas aku lupa cara menggerakan kaki dan tangan
Karena selama ini yang kulakukan hanya berteriak
Tanpa bertindak
Hari ini kau datang
Kukungan itu sirna


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sistem Saraf Pada Ikan

Filosofi barang antik