Pengajar bukan lah dewa dan pelajar bukan lah kerbau (soe hoe gi)

sekarang liat,rata rata pelajar cari aman, cari aman sampai lulus, sampai pengajar mendewakan diri mereka sendiri, menutup mata dengan berbagai kondisi, hanya mau tau “KAMU HARUS BISA, NGGAK PEDULI GIMANAPUN CARANYA, SAYA NGGAK NANYA KAMU TIDUR BERAPA JAM, KAMU MUSTI NGERTI, TITIK”

si pelajar mengangguk mengerti, belajar sampai sakit sakitan sampai mimisan terkadang, waktu lulus dengan nilai tertinggi tak jarang ampas ampas kekesalan mereka akan dunia pelajar mereka curahkan dengan spesifikasi tinggi di lamaran pekerjaan, standar gaji juga tinggi sekali, tak jarang jikapelajar bermental seperti ini akhirnya terjerumus sendiri dengan kesombongan tingkat tinggi, syukur syukur nih ya,tuhan kasih rejeki lebih, semua perencanaan terlaksana dan teruji, kalau tidak, jeruji rumah sakit jiwa akan mengobati kegilaan atau mereka melimpahkan kekesalan pada tuhan yang mereka lecehkan karena kerja keras mereka tak kunjung terbayarkan, doa tinggi hati mereka tak kunjung terjawab, satu demi satu penolakan dengan bacotan murahan dari pewawancara, mereka akan merasa mengecil sendiri lalu berguman dengan nada tinggi “Hidup tak adil, tuhan tak pernah ada, hanya ilusi”


“hai sob, variabel tuhan menilai itu banyak sekali, lu nggak pernah tau kan seberapa menakjubkannya catatan lu di hari nanti, nggak tau juga kan, saat lu merasa lu paling tinggi tapi sebnarnya itu adalah penempatan terendah di hidup lu, maka belajarlah buat melihat kebanyak hal, sabarlah untuk sesuatu yang belum didapatkan, hiduplah dengan wajar dan penuh syukur yang tinggi”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sistem Saraf Pada Ikan

Filosofi barang antik