Nanti...

Ini cita cita gue, jika tuhan memberikan gue kesempatan untuk berumur panjang

Dan untuk orang orang yang mungkin terlibat di masa depan dalam kehidupan gue

Gue mimpi gosok gigi 2 kali yang terjadi di malam malam sebelumnya sebelum hari ini, katanya mimpi itu bermakna gue akan kembali ke cita cita awal gue, mungkin ini dampak gue jatuh cinta dengan ilmu yang sedang gue dalami yaitu bioteknologi.  Dan ternyata hanya setengah tahun gue berada dilingkaran setan kebencian terhadap jurusan gue, karena sekarang gue sudah dalam keadaan  bebas bersyarat.

Bersyarat? Ya tentu saja syaratnya gue musti dengan lapang hati kepo terhadap materi materi kuliah dari dosen gue, pasang muka badak untuk pelajaran pelajaran yang sebenarnya remeh temeh yang gue tanyakan karena gue nggak paham sedangkan mungkin separuh isi kelas udah ngerti dengan materi yang gue tanyakan, dan pastinya gue harus mendekatkan rohani dan jasmani gue ke bidang keilmuan gue, tak ada lagi ceritanya males malesan nge lab atau apalah itu

“gue ingin pergi jauh do, gue nggak mau nikah menjadi penghalang langkah kaki gue, kalau lu percaya gue maka tunggulah gue, kalau nggak, maka mungkin lu bakal gue suruh pergi dengan yang bisa menjanjikan lu kebahagian dengan cepat, menikah muda bukan cita cita gue, gue nggak akan pernah latah dengan bahagianya sebuah nikah muda”

Gue ingat malam itu dodo tak berucap banyak, hanya sekilas mengingatkan jika gue pergi jauh jangan sampai ke eropa, Karena orang eropa kata dodo tipenya adalah wanita wanita asia berkulit eksotis macam gue, dia takut gue kehilangan keperawanan saat berada disana.

Gue juga tak menanggapi banyak, karena gue harus mempersiapkan mimpi mimpi gue sehebat mungkin, jangan sampai cerita gue masuk s2 tanpa beasiswa terulang lagi karena gue gegabahnya minta ampun. Karena gue lebih sayang umur gue, gue tidak menunggu apapun, tak sempat mendaftar beasiswa manapun, tak melatih skill bahasa inggris gue (toefl) dengan maksimal padahal hanya 3 point lagi untuk mencapai beasiswa luar negeri. Karena tahun lalu gue merasa bergengsi berada di institut terbaik di negeri ini, dan mirisnya setengah tahun kemudian teman teman gue yang ipk nya jauh dibawah gue telah wara wiri di luar negeri dan memamerkan kehebatan mereka di media sosial. Gue gigit jari.

Tak apa, ITB mendidik gue agar mempunyai jiwa laksana intan.

Tiap malam gue kuatkan diri, untuk tidak kepo apapun tentang luar negeri, agar gue berhenti mengutuki diri sendiri, begitu tergesa gesanya pilihan ini, tapi gue yakin Tuhan diatas sana pasti punya rencana terbaik buat gue, mungkin ini latihan dulu, karena sistem belajar di Unpad nggak ada apa apanya dibanding Itb, mungkin maksud Tuhan gini, “dian, kalau kamu langsung Saya takdirkan ke luar negeri nanti kamu shock sendiri, shock  dengan sistem belajarnya, makanya kamu di training dulu di ITB”

Semoga maksud Tuhan terpengasih dan terpenyayang begitu. (ngusap air mata dulu)

Tapi...
Gue pernah iseng iseng nanya masa depan gue sama tasya, seseorang mahasiswa yang punya kemampuan paranormal saat gue di pare dulu, “kamu itu masih bingung, masa depan mu juga nggak jelas mau kemana, gitu yan”
Adit pasti tau ini, gue pernah cerita ini ke dia waktu gue di pare, tapi dodo mungkin nggak tau.

Maka dari hari ini, gue ingin melawan jika takdir gue seperti apa yang diucapkan tasya tadi, gue bakal berjuang melawan arus suratan nasip gue, gue janji.

“yan kamu itu tipe yang disukai banyak cowok, kamu terlalu berterus terang terhadap orang yang kamu sukai, tapi kamu banyak ditolak, dan terpenting kamu lupa sesuatu yang penting, ada orang yang benar benar ada untuk kamu yang menyanyangi kamu tapi kamu abaikan begitu saja”
Sekilas teringat bobby sih, dan cerita ini adit juga tau

Dan terakhir

“yan, kamu itu akan nikah diusia 24 atau 25 tahun, garisnya disini nih” ucap tasya lagi sambil memperlihatkan garis tangan jodohku

Kalau ini si adit nggak gue kasih tau, si dodo yang gue kasih tau, dan GUE INGIN MELAWAN TAKDIR INI, SUPAYA TAKDIR TAKDIR BURUK LAINNYA TIDAK PERNAH TERJADI

Terserah lah, mau ngomongin gue percaya hal mitos atau bagaimana, tapi sumpah itu jadi beban, terlebih ada ramalan dia yang benar tentang “kamu kamu terlalu berterus terang terhadap orang yang kamu sukai, tapi kamu banyak ditolak”. IYA GUE DITOLAK 2 KALI.

Gue hanya pengen hidup gue nanti tenang, banyak memberi, tak menyusahkan banyak orang, hidup dengan cinta kasih, dan gue pengen jadi seseorang yang berbakti untuk bangsa ini, jadi anak bangsa yang membuat indonesia bangga. Itu saja.

Kalau kebanyakan wanita lain memilih hidup hanya dilingkaran keluarga, sebatas membesarkan anak dan membahagiakan suami dengan baik, maka gue pengen ranah yang lebih luas, gue ingin memberi makan anak anak kelaparan, menciptakan lapangan pekerjaan,memberikan harapan dan semangat untuk indonesia, gue ingin jadi kartini masa depan, seperti bu sastia, bu fenny dan dosen dosen lainnya yang telah membuat indonesia di kenal di negara luar.

Wanita itu multitasking...

Gue nanti akan membesarkan jagoan kecil gue dengan demokrasi, tak adalagi yang namanya larangan yang tak punya alasan yang konkrit sehingga setiap larangan itu memberikan kesan menakut nakuti, tak adalagi istilah sex adalah sesuatu yang tabu, gue mengajarkan mereka untuk mengerti, bukan memerintah untuk alasan yang belum mereka pahami, tak adalagi cerita dimana nanti orang tua adalah sumber ketakutan dan pencipta ketakutan untuk anak anaknya, gue berjanji tak ada lagi mitos mitos untuk jawaban seputar pertanyaan remeh anak anak gue, gue harus jawab semuanya secara teoritis dan praktis. Ya untuk mencapai itu semua gue musti punya tingkat keilmuan yang tinggi, punya perasaan yang teramat peka dengan apa yang mereka mau, gue nggak mau mendidik anak gue dengan cara seperti ini

“kamu ya, masa bahasa inggris nya dapat 6 sih udah mama les ini padahal”

Lu tau nggak, ini terjadi di masa kecil gue, dimana penghargaan dari keluarga gue merupakan hal terlangka, gue udah pernah nangis sejadi jadinya sambil memeluk buku bahasa inggris di dalam kamar sendirian, lalu ngebantingkang meremuknya tapi keluarga gue nggak mau tau, bahkan tak ada waktu untuk menenangkan kegilaan gue, itu terjadi waktu gue masih smp.
Padahal nilai gue itu dapat ranking 2 sekelas, nilai matematika 9, nilai ipa 8, nilai bahasa indonesia 8, dan nilai ips 8. Tak ada yang lebih berarti karena nila setitik dari bahasa inggris gue seperti merusakan susu sebelanga untuk mata pelajaran lainnya, sumpah, gue merasa nggak berharga sekali waktu itu

Nak, jika suatu saat kau sudah keluar dari perut ibu, dan umurmu sudah cukup untuk baca ini, maka ini adalah bentuk janji ibumu, ibu tak akan seperti itu untuk kamu, ibu akan menghargai setiap proses yang kamu hadapi nanti, ibu akan meapresiasi setiap hal yang telah kau dapatkan dengan jujur agar kau merasa kau manusia beharga, dan tentunya ibu akan bangga sekali jika kau adalah pekerja keras dan mengerti dengan cita itamu, mengerti dengan pentingan sebuah ilmu pengetahuan untuk kehidupanmu.

Gue nggak mau anak anak gue bermental kayak gue dulu, yang hidupnya pengen diakhiri hanya karena suratan guru atau dosen yang tak sesuai standar kelulusan, gue ingin mereka menikmati tiap malam mereka untuk tidur dengan nyenyak, bukan kayak gue yang selalu dihantui bayang bayang saat ada berapa soal yang nggak bisa gue jawab sewaktu ujian, SUNGGUH KAWAN, JIWA YANG TENANG ITU ADALAH SUATU BENTUK KEBERKAHAN, buat apa lu punya semuanya tapi nggak tenang, buat apa lu punya kepintaran tapi hanya hidup lu dipenuhi oleh rasa kompetitor yang selalu sakit saat lawan lu ngalahin lu, jalani saja, karena saat kalah itu sebenarnya lu banyak belajar, bukan hanya masalah tentang apa yang gagal lu dapatkan tapi kedewasaan diri lu bertambah dari sana. Hadapi persaingan dengan kerja keras dan tetaplah bertawakal serta berfikir positif agar nanti apapun hasilnya lu tau cara bangkit, cara menghibur diri sendiri, dan masih tau caranya bersyukur ditengah himpitan nasip buruk. Ini gue serius, jika lu masih percaya Tuhan, maka lu akan sadar bagaimana dia tidak akan tidur untuk lu. Mungkin satu keberhasilan hakiki akan didapatkan dari keberhasilan keberhasilan yang bernama kegagalan. Kalau lu belum ngerti maksud gue, baca aja bagaimana thomas alfa edison menghibur dirinya sehingga terciptalah kalimat ini “setiap saya gagal dalam menciptakan bola lampu sebenarnya saya sudah berhasil menemukan bagaimana membuat bola lampu itu tidak menyala”

Resapi...

Tambahannya, dulu guru sma gue; pak eko pernah berujar

“jangan minta tuhan meringankan bebanmu, mintalah untuk dikuatkan bahumu”
Apa artinya, kalau lu minta tuhan meringankan beban lu otomatis kemampuan lu nggak akan bertambah, bahu lu bakal kuat dengan beban maksimal segitu segitu aja, tapi cobalah minta agar bahu lu dikuatkan maka daya tahan bahulu untuk menopang beban akan bertambah, lu akan semakin kuat dan tangguh.

Dan ada yang membuat gue ingin naik pitam dengan ibu ibu yang gue temui di jalan yang sering sebal dan bahkan membentak anaknya dengan galak karena menanyakan hal sepele yang menurutnya nggak patut dipertanyakan

“bu, itu awan  gerak gerak gitu kenapa ya”
Anaknya bertanya, ibunya menjelaskan seadanya, “ada angin”

“bu, kenapa ya itu burung pipit dari tadi disitu terus, bertengger wae”
Ibunya kalau ibarat gunung merapi yang mau meleduk udah di level waspada nih, ibunya lebih menjawab seadanya, sambil menguatkan genggaman ke anaknya, ntah maksudnya agar anak ini nggak ribut dekat keramaian atau nggak mau menjelaskan dengan panjang lebar dari pertanyaan si anak ini.

“bu, kemaren aku beli permen kapas dari abang abang itu warnanya pink, sekarang warnanya udah biru, beda ya bu”
Pertanyaan anak itu memancing naiknya tingkat bahaya dari gunung berapi dari waspada ke  siaga, ibunya makin terlihat ogah ogahan, bisa saja sambil buang muka, pura pura nggak dengar

“bu, tadi aku...”
Ini saat omongan anak itu dipotong dengan sekenanya, gunung berapi sudah berada di posisi awas diiringi dengan letusan, gertakan ibunya bahkan marahan terhadap anaknya bisa membuat anaknya seketika terdiam.

“udah sih, udah tau ramai gini, kamu masih aja nanya nanya, nanti aja dirumah, nilai kamu tadi juga nggak bagus bagus amat”

Hahaha, gue pengen ketawain tuh ibu ibu kalau masih aja bertingkah kayak gitu
“bu, meskipun pasal satu ibu ibu selalu benar, walaupun dalam kondisi ibu pakai daster, posisi helm, maupun lampu sen ngaco di jalan raya tapi masih bisa bentak bentak polisi waktu ditilang, tapi saya mohon bu, apa yang ibu lakukan ke anak tadi bisa melahirkan mental mental penakut, pemalu, tidak percaya diri, dan mungkin bermental seperti saya di zaman dahulu kala. Saya tau bu, jadi seorang ibu itu tak segampang ngurus surat nikah di KUA, butuh kesiapan tingkat tinggi, butuh biaya, butuh waktu dan tenaga, tapi jangan jadikan sesuatu pengajaran yang salah membuat anak anak ibu dimasa remaja dan dewasa nantinya tak mampu mengontrol diri mereka sendiri,tak mampu bersosialisasi dengan baik, maupun  tak mampu mendewasakan diri mereka karena masa kecil mereka yang amburadul.

GUE DULU DIPERLAKUKAN KAYAK GITU, dan akibatnya masa kanak kanak sampai remaja gue adalah menjadi seorang penakut, bahkan buat bilang pengajaran guru yang gue tau itu salah aja takut, jangankan itu buat nanya ke pegawai ramayana aja takut, takut disalahkan, padahal gue  nggak maling nggak apa.

Hahaha, dodo pasti tau banget kalau gue sekarang udah hilang urat malu, bahkan seperti nggak ada yang bisa gue takutin di dunia ini kecuali Tuhan, kehilangan, dan tentunya takut dengan segala perbuatan salah yang bisa merugikan orang lain.

“makasih ya, semenjak sama dian, odo nggak takut ke indomaret hanya beli akua doang, padahal dulu odo gengsi, sering beli banyak banyak padahal nggak dibutuhkan”
“ah, lu mah kebanyakan gengsi, kan disana lu ngasih uang bukan nyuri, walaupun cuman satu mereka untung lah dari elu”

Atau begini
“odo malu ah ke BIP cuman pakai baju jelek dan sendal jepit, takut dikira nggak punya duit”
“orang yang menilai orang hanya dari penampilan kualitas dirinya dibawah kita, lu ngapain sih malu, lagian disana ntar juga lu beli, gue aja yang biasanya cuman window shopping biasa aja”

Ya, anggap aja gue kehilangan urat malu, atau mungkin karena semua ketakutan gue sudah hilang semenjak gue mengerti akan diri sendiri. Anggap aja begitu.

Terakhir..
Ingin rasanya menimba ilmu sedalam mungkin, ingin rasanya kembali menelanjangi kebodohan diri sendiri, ingin rasanya aku hidup dari awal lagi dengan wujud anak anak ku nanti, ingin rasanya membina rumah tangga setelah bekalku benar benar telah cukup, minimal agar generasi ini sedikit berubah, aku mohon Tuhan berikanlah aku waktu dan kesempatan yang banyak untuk mempersiapkan ini itu. Iringi langkahku, kuatkan hatiku, dan harapanku.

Salam dari aku hari ini untuk masa depan

Dian




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sistem Saraf Pada Ikan

Filosofi barang antik