PERTEMUAN TENGAH MALAM

Malam ini walaupun tak berbintang,bulan tak berlekuk ataupun sekedar menampakan garis lengkung kemolekanya,aku bersandar dalam sebuah kursi tua rapuh yang ku rasa masih dapat menopang bobot badanku yang hampir setengah kwintal.Nafasku bergerak perlahan .Tanganku beranjak dari posisi tertopang merangkuh sebuah buku berdebu yang letaknya tepat di depan rak buku yang tak kalah tuanya dari sebuah kursi ini.Ku nyalakan sedikit lentara,berharap dapat melihat di tengah gelap.Tanganku meraba raba di tengah pekatnya malam.Kuambil sebatang lilin di temani sebuah kotak korek api yang dan kunyalakan lentera  itu.



    Kunang kunang berterbangan membentuk sebuah formasi yang bentuknya abstrak tak beraturan.Cahayanya seakan berpencar-pencar seperti beberapa kismis yang di selimuti oleh roti tawar.Mataku seakan menamakan ilusi .Atau barang kali sebuah imajinasi.Ku pikir ini hanyalah sebuah efek refleks dari mataku yang telah lama dalam bertahan dalam gelap.
    Ku buka buku yang debunya telah menyelimuti hampir dari 5 per6 dari seluruh bagian buku itu.Ku perhatikan  sampul nya nan masih di hiasi tulisan penuh misteri bergaris bawahi yang berbunyi “Ingat Aku Jika Kau Butuh”.Kata kata itu begitu sederhana  tapi diukir dalam penuh makna.Di tulis bukan dari seorang ahli kitap ataupun ahli urusan agama ataupun psikologi.Juga bukan buku yang di turunkan oleh malaikat jibril yang bertindak sebagai penurun wahyu.
                                ***
    “Bermimpilah,disini tempat mu bermimpi rumput liar ,ayolah pejamkan lah matamu itu,ucapkan kata kata yang ingin kau ucapkan atau sesuatu yang ingin kau dapatkan.Ayo mulailah”
    Kata kata itu yang selalu ku ingat dalam benakku.Sungguh tak ada kata lain saat ku menatap malam tanpa di tekuk bulan.Jiwa  ku yang remang seakan kembali terang oleh sebuah lentera seseorang yang seakan muncul di tengah kegelapan.Aku rasa aku terlalu bodoh atau terlampau lugu.Tapi ini adalah perkataan batinku yang selama ini tertahan gelombang.Aku merasa ada sebuah jiwa yang merangkuh jiwaku pergi .Meninggalkanku ,membawaku melayang di dera angin lalu menghempaskanku pada sebuah kesenangan.Tapi mengapa hanya sesaat?.
                                ***  
    Malam ini aku serasa ada sebuah jiwa baru yang merasuki tubuhku.Masuk dengan perlahan lalu mengguncang guncang imajinasiku.Lalu aku bermimpi atau barang kali berkhayal.
    Angin malam kala itu membimbingku pada sebuah tempat nan hijau.Daun-daun ilalang berserakan dan berdesakan.Batangnya tinggi tinggi dan menjulang merangkuh malam .Datang seakan dengan tenang seperti sepasang sayap membawa ku tersesat dan jatuh pada sebuah tempat yang tak ku kenal.Tak ada siapa siapa di sini pikirku.Hanya ada tumpukan benda yang menurutku tak asing lagi bagiku .Tapi sayangnya aku tak tahu sekarang dimanakah aku.
    Perasaan jauh dari diriku.Aku seakan hilang tapi pikiranku berkata aku masih di sini.Tapi ilalang ini membuat gelap mataku.Aku ingin keluar dari sini tapi tak bisa.Akhirnya ku sibak pengganjal ini ku cari jalan kedepan dari tempatku berdiri.
    Kaki ku melangkah perlahan.Ilalang ilalang ini seakan seperti cambukan berduri .Ku coba lebih hati hati kuperhatikan jalan keluarnya.Mataku seakan buta,seakan tak ada artinya lagi ku punya mata saat ini.Di mana mana  hanya ada lukisan abstrak rumput tinggi tak berseni.
    "Malam cepatlah berlalu.Malam gantilah wujudmu dengan mentari,gulita bergantilah dengan cahaya.Ayolah ku mohon”Tanganku ku kepal lalu ku kulum bibirku yang dingin.
    Seseorang di belakangku seakan telah menangkap bayanganku.Tangannya menyentuh ke pundakku.Kedatangannya sontak mengejutkanku ,membuat merinding bulu kudukku.Membuatku berpaling dari pengembaraan malam ini.Ku lihat sosok itu datang dengan cahaya,tapi cahaya itu hanya ada di matanya .matanya itu seperti sepasang kunang kunang menatapku dalam sekali.Jauh lebih dalam .Cahaya itu membuat sebuah getaran hebat di jantungku.Lalu merangkak pada sepasang mata bola seperti magnet berkutup berlawanan membuatku tak pernah lepas dari pandangannya.
    Sungguh indah sosok itu.Tumbuhnya tinggi ,aku kira tinggiku hanya lah setinggi dagunya.Sangat kekar,dia datang dengan sayap.
    Aku tak pernah berkata satupun saat pria itu menggenggam tanganku.Lalu membawaku dari tumpukan ilalang dengan sayapnya.Aku rasa kini aku telah berada diantara desaran angin.
    Sangat bodoh pikirku.Mengapa aku hanya diam?mengapa pula aku tak bisa menanyakan siapa dia?Pertanyaan itu datang saat aku melihat ke bawah.Hijau hijau sekali tapi ku masih bertanya di mana jalan keluarnya.Aku tak dapat menemukan apapun disini.
    “Tenanglah ,kau akan tahu kau ini dimana”
    Suara itu sontak mengejutkanku.pria itu akhirnya dapat membuka mulutnya suara nya indah sekali seperti suara sebuah perhelatan musik yang menghasilkan simponi luar biasa.Berbeda sekali dengan suara pria lainnya.Ini seperti sebuah suara dari surga.
    Aliran angin seakan menemukan tempat diatas awan.Aku berada di awang awang ,terbang ,semakin lama semakin tinggi.Rambutku di ayun ayun oleh sebuah perhelatan udara.Aneh,tapi ini seperti sebuah imajinasi atau mimpi yang sempurna.Tanganku di genggam  oleh seseorang yang lebih dulu terbang di depanku.Aku rasa saat itu adalah saat yang paling membahagiakan dalam hidupku.
    Aku sekarang merasakan tinggi sekali.Padang ilalang telah tampak hanya seperti hamparan kecil yang tak terlalu memfokuskan pandangan.Mataku seakan lumpuh pada sebuah awan .Pria itu membawaku seakan seperti duduk diantara tumpukan kapas bergerak yang tak lain adalah awan yang seperti dalam cerita peri ataupun dongeng sebagainya.
    “Kau mengenaliku,rumput liar?"pria tampan itu mulai membuka tabirnya
    “Apa,rumput liar?”
    Aku tertegun ,aku rasa dulu pernah ada seseorang yang memanggilku dengan kata kata itu.
    “Rumput liar?”aku kembali bertanya
    “Ya,kau mengenal aku kah”pria itu memperlihatkan wajahnya ,menatapku,dan meyakinkan ku agar mengingatnya
    “Yang aku ingat ada seseorang yang mengatakan kalimat ini bermimpilah,disini tempat mu bermimpi rumput liar ,ayolah pejamkan lah matamu itu,ucapkan kata kata yang ingin kau ucapkan atau sesuatu yang ingin kau dapatkan.ayo mulailah”
    Aku berfikir sekarang mengapa aku hanya ingat itu,aku rasa diriku yang sebelumnya pasti mengenal orang yang menyebutkannya padaku
    “Apakah kau telah bermimpi dalam hidupmu”pria itu semakin membuatku ragu.
    “Mimpi?”
    “Ya”
Sungguh kebingungan ini terlalu buta,kurasa aku pernah mendengarkan kalimat itu tapi aku tak pernah mendefinisikanya
    “Ku rasa kau membuatku bingung “
    “Tidak rumput liar,pikirkanlah apa kah kau pernah bermimpi”
    “Mimpi,ku mohon jangan tanyakan hal itu lagi,aku tak dapat mengingatnya ,semuanya”
    “Tahukah kau,aku di sini karna kau memanggilku dalam mimpimu”  
    Pria itu menatapku meyakinkan,munkin terlalu berharap agar aku mengingatnya.
    “Aku rasa aku belum pernah mengenalnya ,ya tentu saja belum”
    “Baiklah,apakah kau pernah mengatakan sesuatu dari tadi?”ini adalah satu satunya pertanyaanya yang ku mengerti dari tadi.
    “Ya ,tadi aku mengatakan  agar cahaya datang dalam hidupku”
    “Itulah yang ku minta,sekarang kau tahu artinya mimpi bukan?”
    “Iya,tapi tadi benarkah aku bermimpi”
    “Iya,itulah yang namanya mimpi”
    Aku lega ku rasa dia tidak akan memberikanku pertanyaan atau kalimat kalimat yang membuatku bingung bukan kepalang.  
    “Lihatlah kebawah sana apa yag kau lihat”
    “Aku hanya melihat kumpulan rumput hjau ,tapi ku bingung di manakah  jalan keluarnya”
    “Begini,begitulah hidupmu yang sekarang,sekarang rumput liarku terperangkap dalam sebuah daerah yang sebenarnya hanya membuatnya bingung.Kau hanya tenggelam dalam sebuah ke sedihan yang menghalangi mu untuk bermimpi.Kau takut untuk bermimpi ,karna suatu hari kau takut untuk jatuh dalam mimpimu itu ,bukankah begitu?”
    Aku mengangguk ,aku mulai di getarkan oleh kebodohanku di masa lalu,yang tak pernah berani untuk bermimpi atau yang selalu di tindas karena aku hanya megangapnya hanyalah takdirku.
    Penyesalanku memuncak.Airmataku deras sekali ,aku menangis sambil terisak.Tapi pria bersayap itu hadir bagaikan sebuah sapu tangan yang mengusap air mataku.Membuatku berhenti dari tangisku .Dirangkuhnya erat tubuhku .Setelah itu aku telah tak merasakan apa apa lagi.
                                ***
    Aku terbangun .Cahaya matahari telah berada jauh dari tempat peraduanya tadi malam.Matahari pagi telah menusuk ventilasi jendela berkabut .Aku pun bangun dengan mata yang masih sayu.Ku perhatikan tanganku yang masih menempel pada halaman satu buku itu.Helaian itu bergambar seseorang pria yang sangat ku kenali dan seseorang wanita yang tanganya di genggam erat oleh pria itu yang tak lain adalah diriku.Air mataku kembali menetes mengingat kejadian 3 tahun lalu yang masih tergambar jelas di benakku.
    Saat itu 3 tahun lalu aku menemani sesseorang yang sekarat melihat dunia terakhir kalinya .Masih ku kenal aku memanggilnya dengan sebutan kakak.Memang dia adalah seorang kakak kelas ku.Dia adalah seseorang pria berkepribadian seperti seorang malaikat.Yang datang menyelamatkan dari teror sekolah yang seperti berhantu karena ulahmuridnya yang menjahiliku ,yang datang membawakan ku makan siang di saat bekalku di buang dengan semena mena ataubarangkali yang selalu memanggilku dengan rumput liar yang tegar.”Aku merindukan mu, Kakak”batinku berkata sejenak.
    Tapi kenangan itu telah ku kubur rapat rapat sejak aku memulai hidup baruku .Aku tahu dia telah tiada ,ini adalah tahun ke 3 saat terakhir kali aku mengingatnya dan tiba tiba dia datang dalam mimpiku.Aku tahu dia ingin aku mengingatnya dan memberikan aku sedikit motivasi agar aku tak tenggelam dengan kepasrahanku.Aku tersenyum .Kutarik nafas lega sebelum suara tarikan pintu dari luar mengoyak khayalanku.
                            Selesai  

TERIMAKASIH,Itu adalah kata pertama yang pantas ku ucapkan kepadamu. Tentunya terima kasih untuk semuanya. Perhatianmu ,kepedulianmu, pengorbananmu, kesetiaanmu, atau bahkan terima kasih atas lelucon yang selalu kau dengung dengungkan di telingaku.
    Meski hidup ini tak semudah apa yang kita pikirkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sistem Saraf Pada Ikan

Filosofi barang antik