11 desember 2008
Tangis Di Tanah Pusara
Malam telah semakin larut dengan nyanyian halus penuh simponi yang menghasilkan nada nada resah dari luar.Jangkrik jangkrik telah kembali bernyanyi untuk ke sekian kalinya dengan nada nada yang semakin membuktikan larutnya dari malam ke malam .Matahari pun telah lama berselimut dengan pemadani tidurnya dan telah terhitung sejak tadi kembali ke peraduanya.Desah desah air hujan pun telah semakin terasa semakin kedalam semakin dingin dari guyuranya senja berselimut kabut sore tadi.Hujan sore ini terlalu mengharu biru jauh dari kesan hampa tentang lontaran anak manusia yang semakin berbuai air mata.Tampaknya sang mentari pun juga ikut menangis pada sore itu.Raungan sang mentari pun juga ikut mendesah dengan konflik yang tak pernah usai dari hari ke hari.
            Aku termenung dengan lamunan yang semakin berani menatap kejadian tadi sore.Hujan lebat yang mengguyur tak pernah dapat menghanyutkan sepatah pun konflik yang pernah terjadi di keluargaku.Hatiku teriris dan semakin teriris dari 3 hari belakangan ini. Canda tawa ku di rumah paman seakan di telan bumi dan di makan langit oleh kejamnya cobaan yang menghampiri orang orang yang ku sayangi.Aku tak dapat berbuat apapun,tak ada satu muka pun yang dapat ku salahi dalam kejadian yang telah terjadi.Imbang imbang bayangan pun tak juga pernah berarti menjadi sesal ku kemudian.Larutnya  konflik ini semakin menjadi konfik seperti api dalam sekam.
            Aku kembali menatap kelangit langit atap rumah pamanu yang begitu sederhana  yang letaknya diantara jejeran sawah sawah yang kembali berair lagi.Rumah tak bisa di sebut permanent ini adalah rumah hasil keringat pamanku sendiri.Tak ada perabot yang menjadi hiasan rumah maupun kasur empuk untuk di tempati.Kehidupan pamanku dan keluarganya memang susah yang menggantungkan hidup dengan mengolah sawah agar menjadi lahan uang.Hidupnya begitu menggantung gantung dengan keadaan tanah yang akan diolahnya.Tapi Tuhan masih memberikan paman harapan ,jerit payah paman seakan dapat tergantikan dengan pintarnya otak anak paman yang telah membuat sedikit dari capek paman .Itulah y ang membuatku selalu berdecak kagum dari keluarga paman.Walaupun kehidupannya susah tetapi masih membuat hati paman tergerak tentang masa depan anak satu satunya yang mereka miliki.
            Aku sedikit kembali mengingat ingat perkara yang telah terjadi pada hari hari suram yang telah kulewati. Dengan berlagak sebagai detektif aku pasang otak yang menurutku paling encer yang tak pernah ku keluarkan.Aku kembali menghitung kejadian dari hilang nya paman secara misterius sejak 3 hari lalu .Ku mulai langkah langkah yang menurut ku janggal mulai dari adanya Pak Semah yang menurutku nama aneh yang baru pertama kali ku dengar.Dan di tambah lagi perkataan orang orang yang selalu menjadikan paman ku sebagai buah bibir perkataan mereka.Bermacam- macam katanya dari mulai yang menurutku tak masuk akal  seperti adanya roh roh halus yang menyelinapkan pamanku karena tak  suka pondok ini di bangun sejak 1 bulan yang lalu ,sampai cerita yang selalu memojokan pamanku  seperti paman yang di tangkap karena melakukan pencurian terhadap hasil sawah Pak Semah .Perkataan tentang pak Semah inilah yang membuatku mendapatkan identitas yang baru kukenal dan hatiku menjadi  geram tak pernah terima .Jujur ,batinku tak akan pernah rela dengan perkataan seperti itu. Aku merasa pamanku adalah sosok yang jujur dan tak pernah berdusta.Aku telah pernah mendapat bukti seperti pamanku selalu tak pernah korupsi sejak pamanku bekerja dilahan orang.Itu memang telah lama ,mungkin telah 2 tahun lalu sejak pamanku belum memiliki lahan sendiri dan tentunya sebuah pondok ini.
“Tok tok tok”suara itu telah membuat pikiran ku yang sedang terhubung berhenti sejenak.Dengan sedikit meraba raba  lilin dan korek api aku pun mulai mencari sumber cahaya yang  sebenanya telah di hadiri oleh cahaya bertabur bintang dari luar.Maklum saja rumah pamanku yang letaknya di tengah sawah ini belum dapat dialiri listrik.Biasanya pamanku hanya memakai aki sebagai pembangkit listrik. Itu hanya untuk 1 lampu dan hanya kadang kadang saja bila pamanku mempunyai kelebihan uang.
“Iya!sebentar”kataku dengan mengghidupkan lilin yang telah di bakar dengan korek api
“Resti ,bangunlah cepat dan bawalah air minum untuk tamu”kata seseorang yang suaranya kebetulan sering kudengar.
Tampa berpikir panjang aku pun berlari kecil dan segera meminta penjelasan dari tanteku tentang apa yang akan di persembahkan untuk tamu yang datang pada malam malam begini.
“Apa Nte”kataku dengan segera menghampiri tanteku
“Bawalah air minum ini untuk tamu itu”kata tanteku sambil menunjuk ke tamu yang bajunya tebal seperti orang kaya dan mungkin dari kampung seberang..
Tampa berpikir panjang aku pun menerima segelas teh yang di buat tanteku dengan sedikit lepotan teh yang ada di gelas.Menurutku tanteku terlalu tergesa gesa dan seperti kalang kabut dalam menerima tamu itu.Aku sebenarnya agak  sedikit curiga tentang seberapa pentingnya tamu ini di mata tanteku.
Aku mulai berjalan mendekati tamu itu.dengan sedikit penasaran dan tergesa gesa sampai sampai teh itu semakin berlepotan dan airnya hanyatinggal ¾ gelas kurang sedikit.
“Permisi pak!!ini tehnya”kataku dengan penuh basa basi sambil masih menekurkan tubuh sampai setengah dari badanku
“Ia ,letakkan saja di situ”kata tamu itu yang menurutku perkataanya itu agak sedikit kasar
“Iya ,silakan diminum dulu pak”kataku yang masih menjaga keramah tamahan
            “Iya,iya”katanya dengan ketus
Aku mulai melihat wajah tamu itu dengan  memperhatikan nya sedikit demi sedikit.aku mulai mengatur matak uagar tak kembali di tatap oleh tamu itu yang kukenal sedikit ganas.Tiba tiba aku tekejut betapa melihat wajah tamu itu seakan memoriku pernah bersangkut paut dengan orang yang duduk persis di didepanku.Rasa terkejutku mengulang kembali kenangan saat paman pernah bersangkut paut denganya.Ingatanku masih bersih denganya .Kurasa ada satu hal yang telah aku lupakan tentangnya.
 Aku kembali mengingat tentang aktor memoriku yang sedang duduk persis di sampingku.Pikiran itu akhirnya terlintas juga dalam benakku tentang siapa dia dan ada hubungan apa dia dengan pamanku.
Dulu ,aku pernah sewaktu waktu membuntutinya ketika paman terlihat mengkuatirkan sejak wajah ganasnya memaki maki pamanku .Aku tak sempat mendengar seluruh kata kata yang keluar dari mulutnya. tapi yang sempat ku dengar adalah  masalah utang pitang yang pernah di pinjam pamanku sekitar 5 tahun yang lalu.sayangnya aku tak tahu berapa jmlah hutang yang dia pinjamkan kepada pamanku.
Kejadian itu agaknya seperti telah berakhir sejak 2 tahun yang lalu.Tetapi aku bertanya tanya dalam hatiku mengapa ini kembali muncul setelah sekian lama masalah ini yang menurutku seharusnya terselesaikan.seribu satu pertanyaanku menggerogoti hatiku .mulai dari,mengapa tidak sejak dulu paman tak melunaskan hutangnya padahal keidupan pamn lebh baik dari 2 tahun belakangan?mungkin itulah satu pertanyaan dari seribu peranyaan yang menuju alam sadar dari kasus misteri hilangnya paman.
“Eh.... !sudah menunggu lama pak”kata tanteku dengan mulut manisnya yang spontan membuatku tekejut sambil melupakan ingatan yang baru ku pikirkan sedikit demi sedikit
“Ndak apa apa dik,ah nggak lama kok”kata bapak itu dengan ramah dengan seribu senyuman pesona.Hal inilah yang membuatku sedikit aneh mengapa saat denganku dia bersuram muka dan pada saat tanteku dia malah bermanis muka.
“Resti,kamu kayaknya sudah mengantuk ,lebihbaik kamu tidur dahulu dari pada kamu nanti sakit ,kan rumah sakit jauh dari sini”kata tanteku dengan lemah lembut lebih dari biasanya.
“Ah..nggak apa apa kok tante ,tante jangan cemas gitu dong”kata ku spontan dengan menyisipkan perasaan aneh
“Betul kata tantemu itu”tiba tiba bapak itu kembali menambah pembicaraan yang merupakan kartu mati bagiku untuk menuruti ucapanya.
“Ia deh !Resti tidur dulu”tuturku sambil bangkit dari duduk ku dan seraya menuju kamarku.
Dengan perasaan mengantuk dengan perasaan yang penasaran aku kembali membuka pintu kamar dengan berharap aku dapat tidur nyenyak dan melupakan masalah yang terjadi itu sebentar.Aku mulai membaringkan badanku pada tikar yang sederhana dan mulai membentangkan badanku .Tak lupa pula ku buka selimut dan kututupi seluruh tubuhku mengingat malam ini sangat dingin sebagai imbas hujan lebatnya senja tadi.
Kumulai mulai penjelajahan malam ini dengan sedikit helaan nafas panjang dan ku lepaskan pelan pelan .Dari luar kamarku masih terdengar suara tanteku dengan bapak yang bertamu 20 menit lalu lebih sedikit.Tapi kali ini tak terlalu lagi ku pedulikan dan aku pun tertidur           
♦♦♦


            Matahari pagi telah menusuk celah celah jendela kamar berdindikan papan .Sang mentari kembali bangun dengan pucat yang masih di selimuti embun putih yang pasi..Para pencari rezeki yang berharap dengan tanah pagi inidapat memberikan hasil maksimal pada kehiduan mereka telah lama datang dari tadi.Hari ini sebenarnya masih berjalan dengan biasanya ,masih ada burung yang bekicau ,masih ada sapi yang diangkut oleh para pengembala.tetapi bedanya adalah paman yang tak lagi menampakan batang hidungnya pada segarnya udara pagi dan senyumnya mentari.
Aku kembali bangun dari tidur panjang yang telah meringankan sedikit beban otakku .Kembali ku hela nafas panjang dan ku lepaskan sedikit sedikit.Dan tampa berpikir panjang ku lihat jam yang telah menunjukan pukul setengah tujuh lewat 20 menit.Dan tak lama kemudian aku pun kembali  tergesa gesa untuk menyusul tanteku yang  biasanya bersama si Raka yang sedang mandi di kolam sederhana sebelah  ladang milik orang terkaya di kampug ini yang tak lain adalah pak budi. Di kampungku ini pak Budi di kenal dengan sosok dermawan dan suka menolong.Bagaimana tidak dengan ke dermawanannya pak Budi membuat kolam yang menurut petani sangat menguntngkan seperti sisi ekonomi
            Aku kembali meneruskan perjalanan menuju kolam melalui pematangan sawah yang licin dan sedikit berlumpur.Tiap kali aku terpeleset dan bajuku semakin kotor oleh luluk yang menempel.Luluk ini terasa lebih menjanggal dari pada dinginya pagi ni yang jarak pandang tak lebih dari10 meter .Tapi semua ini tak menghalangkan niatku mencapai kolam  yang kunanti nanti.
            Dengan usaha dan kerja keras aku pun tiba ada sebuah pemandian anak desa yang tak lain ada kolam Pak Budi.Pagi –pagi begini para pengunjung telah banyak dari tua sampai muda dari anak anak sampai dewasa.tapi yang menjanggal adalah aku tak menemukan tante dan budi yang sejak tadi seharusnya masih ada disini,tiba tiba tiada angin tiada hujan orang orang seakan memperhatikanku dan menaruh  pandangan mereka padaku .Aku sempat menatap orang orang itu dengan pandangan curiga.Dan ada seorang separuh baya berkata “dik,mengapa kamu disini bukanya,kamu seharusnya kekampung seberang?’
            “Emangnya ada acara apa bu?apa ada hajatan”kataku yang menyimpan rasa penasaran
            “Ahh...!masak kamu belum tahu tapi pamanmu telah di temukan”
            “Apa!!!!!paman telah di temukan”kataku dengan riang merasa tak percaya
            Semua mata melongo padaku seakan mereka mau mengatakan padaku sesuatu yang telah terjadi.
            “Dik,apa kamu belum tahu kalau pamanmu telah di temukan dalam keadaan........”kata wanita separuh baya itu dengan sedikit gugup dan memotong kata katanya
            “Dalam keadaan apa ,bu”kata ku sedikit cemas dan takut
            “Dik,kamu harus sabar ya pamanmu itu sudah me...!kata ibu itu terpotong
            Sotak pikiran ku kacau .pikiranku tak terkendali dan aku tak tahu dimana aku dan diriku telah jatuh pinsan
♦♦♦


Matahari telah sayup – sayup menampakan cahayanya.sore menjelang dari angan angan yang ada artinya lagi .4 hari sudah aku tidur di pondok ini dalam keadaan yang serba kacau balau .Sekarang sore tetap seperti biasanya dilukiskan dengan langit merah duka cita yang mendalam
Aku pun terbangun dari 10 jam hampa yang telah terlalui dengan sia sia .Kulihat jam sambil mengingat ingat kejadian tadi pagi .Tetapi perhatianku tidak lagi berada di tempat yang sama ,ku dengar suara pengajian yang mengalun dan menggetarkan jiwa.orang orang menangis dengan seribu harapan mereka lontarkan.Kakiku pun ini  seakan bergerak menuju pengajian ku bertanya pada tanteku”Tente mana paman”
“Paman telah meninggal”kata tanteku dengan menangis tersedu sedu
“Apa?”mulutku tertatih
“Iya nak paman telah meninggal”kata nenekku yang kebetulan berada bersebelahan dengan tanteku
“Apa jangan harap aku akan percaya sekali pun paman itu masih hidup ...hidup dan hidup ,paman itu tak meninggal”kataku dengan emosi meledak ledak tak percaya
Semua orang melongo padaku .Mereka diam seribu bahasa.Tak ada satu kata pun keluar dari mulut mereka.Perasaan ku sontak gugup dan malu. Tak kusangka perkataanku yang begitu kerasnya menghentikan pengajian mereka.Aduh betapa malangnya aku pikirku.Tapi kumulai dengan mengendalikan suasana
“Maaf para hadirin,saya tidak sengaja”kataku dengan sedikit mengubah suasana
“baiklah”kata mereka sebagian
Dengan kata kata itulah aku dapat tenang sebentar.lalu ku buka masalah yang sebentar ini hampir terbenam karena ulahku.Sontak ku tarik tangan tanteku dengan sedikit memaksanya untuk mengikutiku.
“Tante,sekarang tante jujur apa benar paman telah meninggal ,tante”tanyaku untuk ke dua kalinya dengan duduk  di kursi kamar
“Benar,tak ada yang perlu tante rahasiakan”ujarnya dengan sedikit menahan air mata
“Tante jangan berbohang lagi deh ,ntar dosa loh”kataku dengan menuduh tanteku
“Ternyata kamu tak percaya”kata tanteku terisap isap tangisnya
“iya”kataku sedikit ketus
“Baik baiklah, tante tunjukan buktinya tetapi kamu tenang dulu”kata tanteku segera mengambil salendang yang baru karena yang tadi telah basah berlumur air mata
♦♦♦
  Ini adalah perjalanan yang suram bagiku.Tak pernah satu katapun kata terucap dari mulutku.Wanita yang telah berkepala satu itu pun juga diam seribu bahasa.Jalan yang berliku dan penuh rerumputan juga mengundang kesan sedih luar biasa.Matahari yang tinggal setengah badannya mencapai peraduanya tak dapat lagi meninggalkan kesan bahagia.Hatiku tak menerima se sen pun apa yang terjadi.berulang ulang ku berjalan ,beronta ronta hati tak percaya .Dan akhirnya tanteku tiba di makam pamanku
    “Apa itu tante”kataku masih menyembunyikan emosiku
    “Ini makam pamanmu,nak”kata tanteku dengan nangisnya terisap isap
    “Tidak munkin tante paman itu masih hidup”katakudengan mempertahankan pendapatku
   “nak kesinilah sebentar,lihat lah kuburan ni”kata tanteku dengan menusap usap batu nisan kuburan itu
    Aku berjalan menuju makam paman yang lindungi oleh pohon kayu manis yang seakan menampakan keelokanya.Di samping makam paman terdapat pula 3 makam orang orang yang telah lebih dahulu menghadap tuhan .Hatiku sedih tak percaya saat aku melangkahkan kaki pada tempat peristirahatan terakhir paman .Elok nian laku paman harus berakhir pada usia paman yang tergolong masih muda.
    Mulai ku duduk melihat nisan yang membayangi penghuninya.Tulisan yang begitu simpel tetapi telah menggoyahkan hati yang di cintanya .Ku mulai sedikit sedikit membaca tulisan sederhana yang bunyinya tak lain adalah:
Innalillahiwainnailaihi rajiun
Telah berpulang keramatullah
Supriyadi bin abu talibalkausar
Lahir :15 februari1976
Wafat :18 november 2008
       
 Kata kata sederhana penuh makna membuat diriku seolah tak bernyawa lagi.sel sel darahku seakan mati dan mukaku pucat pasi .Tiada satu kata pun yang terlantun dalam mulutku.air mata pun jatuh mengiringi dengan berbaring paman di dalam tanah sendirian.Tak kuasa hati ini membiarkan paman yang telah bergabung dengan tanah yang sepi dan senyap.Ingin rasanya ku melihat paman untuk terakhir kalinya pada hari ini .Tetapi kuhanya dapat menghirup nafas sesal dan menyadari takdir telah berlalu padaku.
Ku tak tahan lagi,tangis rindu kepergian paman berakhir di pusara.Hatiku menderita,aku tak rela ,tapi tak ada satupun yang bisa ku perbuat hanya merelakan kepergian paman.
♦♦♦

Jalan kaki ku akhirnya telah mengakiri dari pusara paman .Ribuan kata tak pernah lagi keluar dari mulutku.Aku telah bungkam sejak 2 hari lalu.tampa kata kata yang biasanya menjadi alunan suaraku.Hanya ku dengar ri uan suara yang selalu membujuku.
“Resti ,kamu makan,ya”kata tanteku dengan harapan penuh
Ku hanya menggeleng kan kepala dan menolak kemauan tanteku.akhir akhir ini aku terlibat mogok makan .dan hanya saja aku makan itu sekali kali .aku tak mau mau gimana lagi .
“Resti akan mau makan kalau kamu tak makan nanti sakit loh”ujar tanteku dengan madsud membujukku
“Tidak”kataku dengan menggelengkan kepala
“Nak kamu harus menerima segalanya nanti arwah paman tidak tenang di sana”katanya tante dengansedikit serius
Kata kata tante itulah yang membuat diriku berpikir sejenak. Seakan mendapat jurus maut aku pun mulai berbicara.
“Tante!ada apa dengan kematian paman sebenarnya?”aku mulai bertanya
Tapi tanteku diam seribu bahasa tampa kata kata.Seolah ada suatu rahasia besar yang tak mau diungkit kembali.
“Itu karena ,pak semah yang datang semalam itu ,karena paman tak kunjung melunaskan utangnya”kata tante dengan membuka sedikit celah rahasia
Aku terkejut dan terdiam hampa di bilik itu yang selalu di teraangi oleh sinar bulan purnama .Rasa hati hancur tak bisa ku toleran lagi dan aku pun terkejut dan tak tahu lagi aku mesti berbuat apa apa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sistem Saraf Pada Ikan

Filosofi barang antik