Ini tentang Boneka

nah, ada hal yang paling suka didunia ini selain bikin orang ketawa, apakah itu? ya bikin puppet show bareng adek gue tercinta. Dulu sampai gue berumur 10 tahun, mak gue masih sering beliin boneka. Walaupun ukuran bonekanya waktu itu kebanyakan berukuran kecil, tapi setiap mak gue pulang ke kampung dan ngajak ke pasar pasti gue minta dibeliin boneka impor. haha, maksud gue boneka seken dari luar negeri yang harganya dibandrol 10000  4 biji. murah kan? iya murah, tapi hal yang paling gue senang selain menenteng kresek berboneka itu adalah dapat memainkan mereka. Ya, bagi gue boneka bukan hanya sekedar pajangan atau pemenuh isi kamar biar kelihatan lebih girly, tetapi boneka sudah gue anggap sebagai bagian dari masa kecil bahkan sampai beranjak mendekati dewasa bagi gue dan adek gue

Terhitung ada 70 boneka yang menyesaki rumah kecil gue sampai gue kelas 1 smp. Dan pada akhirnya mak dan bapak gue inisiatif untuk mengekspor kembali boneka itu ke kampung. Ada 50 an boneka yang berhasil dipindahkan. Dan apa dampaknya? gue sama adek gue ngambek berhari hari. Mak dan bapak gue berusaha meyakinkan dengan melihat keadaan kami waktu itu. Kita keluarga kecil yang masih mengontrak rumah kecil sampai saat itu, dan boneka hanya dianggap nambah nambah muatan jadinya kamar gue terkesan lebih sempit. Tapi di penghujung kelas 1 SMP akhirnya kita nggak ngontrak lagi. Mak dan Bapak gue akhirnya nyicil rumah yang gue tinggalin sampai sekarang ini.

Tapi tetap aja nggak bisa ngembaliin mereka. Walaupun gue dan adik gue beralasan jika rumah yang tinggalin sekarang sudah nggak sempit lagi. Tapi tetap saja permintaan kami tak dikabulkan dengan alasan kita sudah besar besar dan nggak pantas lagi main boneka. Tapi masa masa itu memang ada guncangan dari keadaan psikologis gue akibat teman teman gue. Dan gue ngerasa hanya boneka dan adik gue yang dapat mengatasi itu seusai pulang sekolah

Gue memainkan boneka yang masih tersisa sampai gue nggak lagi tinggal di rumah itu,dengan arti saat gue udah ngekost.Tapi setiap pulang ke rumah pasti ada kehidupan lagi dari boneka boneka itu. Gue selalu bikin alur cerita agar bikin adek gue ketawa atau malah adek gue yang diposisi kayak gue. Buat gue main boneka itu mengasah imajinasi , sekalian latihan bikin materi lawakan. Mereka itu lucu saat suara khas adek gue seolah olah mereka bisa berbicara, saat gue menggerak gerakan anggota badan mereka, ada yang hidup dari sana. Gue nganggap mereka bernyawa, dapat menggambarkan isi hati, meski lagi lagi kalau gue ceritan sepotong kisah ini kemanusia lain mereka hanya menganggap gue sebagai manusia yang terkurung dalam kesepian.

hai aku teddy,hai aku pinky, perkenalkan kami adalah sepasang beruang yang bewarna coklat dan merah jambu. Seperti coklat valentine... haha. gue beli ini hanya karena gue nganggap gue bisa menyatukan sepasang hati boneka. Gue nggak mencari ini, hanya saja kebetulan liat, dan langsung imajinasi gue nanggapin jika gue harus membeli boneka ini, dan kebetulan boneka ini masing masing cuma ada satu. Jadinya langsung nanggapi insting gue, gue harus berperikebonekaan, haha. Jangan biarkan mereka jatuh ke tangan orang yang berbeda. Mereka nggak boleh terpisahkan. Anggap aja kalau gue memulai dengan hal kecil, dengan berperikebonekaan sama boneka, mana tahu hidup lebih berperikemanusiaan buat gue. Hidup akan menyatukan gue sama seseorang yang mungkin  sekarang sedang mencari cari atau lagi menunggu gue pada suatu tempat di luar sana

                                       pinky dan teddy

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sistem Saraf Pada Ikan

Filosofi barang antik