SELINGAN
Chapter 21
Perfect
Sabtu jam sebelas pagi
Majun sibuk-sibuk membersihkan rumah
dan aku juga ikut membantunya. Menjamu Hana dan rombongan yang bakal datang hari ini
“lo siap siap, jun, mandi dan dandan
seganteng munkin, ini biar gue yang ngerjain ok?”
“ngapain harus dandan, kan gue udah
ganteng”
Kepala ku sakit mendengar
komentarnya. Tak tahu mau musti jawab apa
“pokoknya lo harus sempurna
bangeetttttttttttttttt, lo ingat perjanjian kita kan, ayo”
Dia langsung keatas setelah
mengangguk, aku kembali berkutat dengan sapu dan lap meja dan sedikit debu debu
yang tertinggal ini
ÕÕÕ
Tak
berapa lama teman teman kuliahku yang dulu
datang. Yang datang itu ada Hana, linda dan lani. Cewek cewek ini pasti tipenya
majun; cantik, ramah, sopan, perfeksionis,dan idaman lelaki bangetlah. Tapi
majun sepertinya masih mandi, cukup berbasa basi saja dulu sama mereka.
Aku mempersilahkan mereka duduk di
ruang tamuku. Kalau bagi Hana ini adalah kedatanganya yang kedua, dia datang seperti pemandu tur karena hanya dia yang tahu rumahku. Aku segera membukakan kotak kue
mempersilahkan mereka mencicipinya
“nggak usah malu malu, makan aja”
Lani dan linda malu malu mengambil
kue yang ku suguhkan. Mereka sangat sopan santun menutup mulut mereka jika
makan. Elegan sekali!
Beda dengan Hana, dia tampak biasa
saja, ya iyalah teman lama, tak canggung malah membuka majalah yang terletak
dirak meja
“lo beli majalah juga yan, katanya
gak mau, pantesan ada Alan di cover depan”
Aku lupa meletakanya ke kamar ku
kemarin, sial, Hana dapat ide untuk bahan obrolan
“masih suka yan?”ucap lani
“nggak , gue lupa membakarnya aja,
gue udah ada pengganti”
Linda mulai sedikit tersenyum.
Padahal dia sama sekali tidak tahu kisah asmaraku kayak gimana, hanya tahu dari
majalah yang ada foto ku dua tahun yang lalu
“o gitu, selamat ya”ucapnya sopan
Selamat, kata yang baik untuk
seseorang tercampakan, terimakasih!
Tak lama bercakap cakap Majun datang
mebuyarkan percakapan. Semua mata tertuju padanya.
Majun
berkemeja yang lenganya sengaja dilipat sampai siku. Macho pasti. Ganteng nggak
diragukan lagi. Dia memakai celana bahan bukan celana jeans atau celana
skinny jeans yang kayak cowok cowok ababil waktu SMA. Pokonya perfect banget
deh
Tingginya yang menggapai 182 senti
sangat pas dengan postur tubuhnya yang berisi. Sexy man itu memang julukan yang cocok untuknya. Hobinya fitness
membuat badanya sangat padat . Dia hitam manis dengan ujung mata yang lancip. Dia
berusaha tersenyum seramah mungkin pada para tamu
Majun datang dengan langkah yang tak terburu buru , biasa saja tapi memikat. Omongan kami terhenti. Aku
tersenyum melihat Majun lalu mengedipkan kedua mata dengan isyarat lo sukses jun.
Majun tersenyum pada ke tiga cewek
itu. Linda mulai mati gaya dan wajahnya memerah. Aku rasa Linda mulai jatuh cinta.
Aneh tapi nyata karena selama ini cewek ini memang susah minta ampun di
taklukan. Tapi kulihat gelagatnya mulai tak beres dan dia mulai menghampiri
majun yang masih berdiri memberi salam hangat.
“saya linda”ucap linda meraih tangan
majun
Lani yang telah mempunyai pacar benar
benar seperti orang yang lupa daratan. Sifat mereka yang sebenarnya mulai
ketahuan; agresif
“saya Lani” Lani tak mau kalah
Tapi ku lihat Hana teman SMA ku hanya biasa
saja. Tak ada reaksi apa apa. Aku tahu dia telah menutup mata terhadap laki
laki setelah dia dikhianati tunanganya.
Majun duduk di bangku sofa yang
kecil. Mereka mulai bercakap cakap. Majun berbeda sekali dari biasanya karena
mengikuti intruksiku kemarin. Tak ada tatapan galak yang hanya ada senyum di
bibir tipisnya. Pembicaraan mulai menghangat. Majun ke dapur sebentar menyiapkan
teh untuk tamu, untukku dan tentunya untuknya juga. Tetapi sesuatu yang krusial di tanyakan
hana
“yan, mana babu lo itu, kayaknya lo
sama dia deket banget”ucap Hana membuat darahku tersirap. Aku lupa memberi tahu kalau Majun lah yang kusebut dengan sebutan babu itu
“Majun itu”
“pembantu lo, mana munkin?gila aja lo cari
pembantu se cakep dia”ucap lani
“sebenarnya bukan babu gue, hanya
teman masa kecil gue aja”ucapku meralat
“dia tinggal di rumah lo yan”
“stt jangan keras keras hanya kalian
yang tahu, iya gue lagi merahasiakan itu dari tetangga untung bokap gue udah
urus ke rt dan bilang majun itu sepupu gue”ucapku menjelaskan
Semua geleng geleng. Tak percaya
“gila yan, lo punya temen berapa sih
kayak dia, bisa bagi gue satu nggak”ucap linda
“gila aja lo,kalau lo mau ambil aja
sebelum dia nikahan”ucapku berusaha memelankan nada bicaraku.
Hana mengangguk mengerti. Semuanya
tampak bersaing sekarang. Hana kayaknya masih bingung di wajahnya
“tenang aja han, lo jangan sedih,
cowok di dunia ini masih banyak, kalau lo mau, tuh majun ada, gue jamin dia
justru lebih baik dari si your baby sweety tuh,lo dengerin ya, si majun itu gak
satupun ada majalah porno di kamarnya, mana ada sih cowok yang kayak dia zaman
sekarang”
Semua mata terpana, siap siap bersaing
“dan satu lagi, majun itu selalu jadi
imam gue selama di rumah, alim banget pokoknya”
Tiba tiba majun datang tanpa ku
sadari. Dia berdehem
“lo ngomong apaan yan, pasti
ngomongin gue ya”
“santai bro, gue nggak ngomongin lo
jelek jelek kok, tenang aja”kataku tertawa cengengesan
Majun menyentuh kepalaku gemas. dan
pembicaraan berlanjut sampai habis zuhur dan mereka bertiga pamit pulang
ÿÿÿ
Setelah pertemuan itu, aku kebanjiran
sms dari teman teman sejurusanku. Macam macam yang di tanyanya, mulai dari nomor
hp lah sampai ke nomor sepatu. Gila
“yan nomor sepatu majun berapa”sms
linda padaku. Jarang jarang linda sms. Tapi sekali sms langsung tanya orang
lain
“42, emang kenapa, lo mau bikinin
sepatu untuknya ya? tapi jangan lupa bikinin juga buat gue, biasa kompensasi”
Setelah itu dia lalu menanyakan nomor
hp majun. Lucu memang, kenapa nggak tanya dari awal, dasar sifat cewek yang malu
malu kucing
“yan, gue boleh minta nomor hp majun
nggak, gue keingetin dia mulu nih” Lani nggak kalah gilanya
“o tidak bisa, lo masih punya
pacarkan? urus dulu tuh pacar lo itu”
“itu gara gara lo juga tadi yan, yang
ngomongin majun yang baik baik jadi gue jadi ke ingetan sekarang”
“ok”aku langsung mengirim no hpnya
Tapi Hana sepertinya tidak berminat.
Apa karena dia terlalu trauma dengan masa lalunya?
ÿÿÿ
Tak lama kemudian aku langsung di
tarik keluar kamar oleh majun. Disuruh untuk menjelaskan sesuatu
“yan, kalau bakal kayak gini gue
nggak mau terima yan, gila aja mereka sms gue kayak gini”ucap majun
memperlihatkan layar hpnya
Hai jun, gue linda yang datang kerumah yan tadi, lo ada waktu gak, kita
bisa ketemuan gak?
Aku memperhatikan deretan kata dalam
sms itu sambil berfikir sejenak
Gila juga nih anak, agresif juga, parah, gue kira dia diam diam di kampus
ternyata menghanyutkan juga
“dan ini juga yan”majun kembali
mencari sms dari rentetan nomor nomor yang belum dinamai
Gue lani, ini nomor majun kan? Masih wajar benakku
Lalu dia mencari sms masuk lagi
Lo mau nggak jadi pacar gue, please
Sumpah itu gila banget. Majun jelas
jelas nggak suka ini
“lo liatkan yan, ini sebabnya gue
nggak mau dekat-dekat cewek seperti mereka, mereka terlihat seperti baik baik
tapi apa, ya begini, trus ini maksud lo gue harus baik baik sama mereka, kalau
seperti ini sama aja murahan, gue nggak suka”
“mereka nggak murahan kok, tapi gue ngomong
ke mereka lo itu baik banget, itu aja, dan gue jelesin deh satu persatu
kebaikan lo”
Majun menarik nafas lagi, siap siap
menyalahkanku
“gue sebenarnya gak bakal terima
tantangan lo, tapi demi kebaikan lo, karena lo janji bakal ngelupain Alan,
sampai sekarang gue masih tahu lo manusia yang selalu menepati janji, ok, yan,
tapi lo jangan mengusik hidup gue juga, gue nggak suka cewek cewek itu...”
“apa salahnya jika lo nganggap positif dulu, mereka juga
cantik menurut gue”
“cantik?gue nggak butuh cewek cantik
seperti mereka”
“trus lo butuh cowok ganteng madsud
lo”
“apa.....?”
Mata Majun membulat. Aku menekurkan
kepala ketakutan
“jadi lo kira gue homo, gue bukan
homo, lo butuh bukti?”
“apa buktinya”aku mengangkat kepalaku
kembali dan menatap balik matanya
Majun tak bereaksi. Aku kira dia
kehabisan ide pembelaan apa lagi yang bisa dilontarkan. Tapi tiba tiba saja Majun
mengecup bibirku sekejap. Darahku bak berhenti mengalir. Aku terdiam tak
percaya.
“itu ciuman pertama gue, itu bukti
kalau gue masih suka wanita”
Aku diam terpaku. Tak bergerak, aku
seperti tak bernyawa. Seperti debu yang terbang pada sore ini
komentar gue, ya mungkin seperti kecelakaan. Haha, kenapa juga gue bikin karakter yang kayak Yan, dingin tapi konyol, dan ngapain gue bikin karakter seperti Majun, yang setiap tingkahnya menyiratkan sesuatu jadi terkesan misterius. Nggak disangka, setelah melewati 50 Chapter, prosesnya selesai nya juga lama, Sifat mereka membuat semuanya menjadi sangat Complicated. Gue sebenarnya juga bingung gimana mensetting ciuman pertama mereka. Kalau dibikin tanpa ciuman, agak gimana gitu,..,
Bukan berarti gue merekomendasikan kalau masih pacaran itu boleh kissing, Tapi apa yang terjadi di novel ini anggap aja selingan, Iya hanya sebatas selingan, Serius dah...
Komentar
Posting Komentar