Karena ketidakhinggaan itu halusinasi


Pohon itu basah kuyup. Padahal hujan malam itu hanya rintik rintik yang  pelan-pelan jatuh dari langit.

Huft... tapi sorenya hujan lebat, bulan itu hujan tak henti-hentinya mengguyur, bisa hampir tiap hari

Iya, dingin. Sedingin aku kalau lagi beradu argumen, menusuk hati, dan menyakitkan  

Kau pernah perhatikan jika banyak orang yang datang tidak hanya sekali ke kedai nasi, tepat disebelah pohon itu berdiri?

Setiap Hujan mengguyur, aroma bunga yang selalu menatap tanah itu bersenyawa dengan air hujan. Wangi sekali, tapi memabukan. Kau akan berfikir aku mengada-ngada tapi yang mengada-ngada itu ternyata ada.

Namanya kecubung gunung, mungkin tingginya tak lebih dari 4 meter tepat di mana kita pertama kali bertemu malam itu. di tengah suara gemericik air hujan yang terpeleset di atap kedai nasi

Tak ada ragu menggenggam tanganmu, berucap dengan pasti. “Dian” aku menyebutkan nama pemberian bapakku, kau sudah tau, mungkin itu pertama kali kau bertemu ragaku yang memakai kaos dan celana panjang sederhana, dengan gaya apa adanya

Ada yang menarik tentangmu teman, untuk perkenalan yang singkat lalu diakhiri oleh perpisahan yang jelas. Seperti menemukan pulau kecil di tengah birunya samudra, seperti tempat aku singgah sebelum melanjutkan perjalanan panjang. Dan sekarang aku telah bersiap untuk pergi ke tempat yang lebih jauh lagi

Dan aku tak akan balik ke tempat yang sama

Hujan masih menghentak pelan lalu menggoyang air yang tergenang dibawahnya, mungkin disana tempat dia sementara  bermuara.

Langit masih hitam, meski ada sedikit kekakuan dari perjalanan beberapa meter sampai kita menemukan atap atap tempat berlindung.

Dan pohon itu telah jadi saksi dari awal pertama kali pertemuan, menghitung detik demi detik dengan guliran air pada ujung daunya. Di bawah dahan dahanya itu adalah Tempat kau sementara berlindung, dengan kaki yang basah dan kepalamu yang tak tertutup apa apa. Mungkin dingin sekali

Ini yang kusebut dengan cerita mengada ngada yang ternyata ada
Bunga kecubung gunung beracun, berkhasiat antiasmatik dan penghilang nyeri (analgesik).Kandungan kimianya  Alkaloid skopolamin, saponin, glikosida flavonoida dan polifenol. Zat aktif ini bisa menimbulkan halusinasi.

Dan sepertinya detik detik kita bertemu dan berkenalan itu kita telah berhalusinasi. Banyak hal yang  telah dipertemukan tapi itu hanya sekedar fantasi, dan ilusi. Dan kau bukan pulau kecil seperti yang aku ibaratkan, ternyata kau juga sebuah kapal tetapi  ukuranya sebesar pulau kecil.  Kini layar-layarnya sudah kembali di tiup angin, membuka kompas, kembali berlayar dengan arah yang berlawanan.

Tak ada pulau kecil, pulau kecil  hanya ada diakibatkan oleh halusinasi, sepertinya bunga itu terlalu mencampuri banyak hal.

Hari ini 24 februari 2015 senja merekah sempurna, lalu gelap dan bulan tersenyum miring menatap pohon itu sehingga menghasilkan siluet karena terpaan cahayanya.

Iya, itu tempat kita bertemu pertama kali...




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sistem Saraf Pada Ikan

Filosofi barang antik