Ghost letters
Kita
nggak pernah tahu sampai kapan kita dapat bertahan, sampai kapan kita bisa
tegar memendam amarah, sampai kapan lutut ini masih bisa menopang atau sampai
kapan kita berkelana di muka bumi ini. ini masih rahasia yang sebenarnya telah
tercetus sebelum kita lahir di dunia,
karena ini hanya goresan yang telah
tergambar dalam suratan takdir
Aku juga
manusia, banyak berdosa. Bahkan aku juga termasuk orang yang nggak mau tau.
tolong
bedain yang mana kesetiaan yang mana kebodohan
mana
kepastian sama yang mana kepalsuan
kenapa
sih kamu makin gede bukannya tambah dewasa tapi tambah kekanak
kanakan
pikiran kamu
itu terlalu naif
lihat
dunia ini kawan, mereka itu hidup dengan beribu karakter,
jangan
asal ngasih kepercayaan, jangan mempercayai seseorang kalau kau belum pernah
melihat ketulusanya secara langsung, bagaimana ini hidup kawan, yang kadang
seperti rimba belantara, makan dan dimakan, sakit atau menyakiti, begitu
sederhana tapi penuh persaingan yang tidak sehat. Seseorang yang baik menurutmu
bisa saja menikammu, bukan di perutmu tapi dipunggungmu yang menembus jantungmu,
sakitan mana?
Aku menunduk lesu, lututku
bergetar membaca secarik kertas yang tergolek di atas meja berdebu. Semenit
tadi aku tak ada niat membacanya, aku membiarkanya begitu saja, karena kutahu sang
pemberi surat ini juga tak tahu rimbanya. Sama seperti surat surat lain yang
tak lebih seperti rongsokan meski sekilas surat surat itu sangat spesial.
Ditulis dengan sepenuh cinta mungkin, corak lucu lucu menghiasinya, wanginya
yang semerbak dan warnanya yang warna warni dengan tulisan meski tak semuanya
bagus tapi kutahu kata katanya indah, niat nian tapi karena terlalu banyak maka
semuanya membosankan. Seperti ini, menejerku yang berkicau membacakan satu
persatu jadwal manggungku untuk sebulan ini. ditambah embel embel “jadwal ini
hanya jadwal sementara”karena dua minggu lagi ada tawaran yang mungkin akan
diterima. Sekurang kurangnya ada 25 kali manggung bulan ini, mulai dari diacara
ulang tahun anak pejabat pemerintah, acara musik televisi, acara talk show yang
mengundang aku sebagai bintang tamu sampai acara ulang tahun kota yang sedang
ku diami. Semuanya membuatku melupakan diriku, sibuk dengan mencari apa yang
sebenarnya tidak mau lagi ku cari. Tapi demi keluarga yang sepertinya masih
membutuhkanku sebagai tulang punggung maka semuanya kulakukan. Merintis karir
ku satu persatu dari nol, mulai dari penyanyi kafe sampai sekarang ini menjadi
penyanyi dengan jutaan fans. Uhhh, jika mengenang perjalanaan karirku sampai
sejauh ini aku juga sangat sayang sekali jika harus pensiun dini dari semua ini
Harta hal yang pasti kudapatkan,
setiap alunan yang kulantunkan, setiap decak kagum yang kuterima, itu artinya
pundi pundi kekayaan mengalir ke kantongku. Semuanya cukup untuk membeli
beberapa hal yang keluargaku butuhkan. Mulai dari memboyong mereka ke
rumah baru mereka 3 lantai, yang
terletak di kawasan elit nan strategis tepat di pusat kota, sampai membuat kami
berlima sebagai keluarga yang cukup terpandang, ibuku tak perlu lagi susah
susah menjadi buruh cuci berpenghasilan rendah, 3 adikku yang masih mengenyam
bangku sekolah tak perlu lagi cemas setiap batas akhir pembayaran uang sekolah,
tak adalagi namanya acara tunggak menunggak yang membuat mereka malu sekolah.
semua masalah teratasi setelah pak subroto yang merupakan seorang produser
musik menemukan bakatku yang sedang menyanyi di kafe. Berkat dia juga yang
mengubahku dari “nothing menjadi something”. Aku berhutang banyak padanya
Sekurang kurangnya ayah di atas sana sudah bahagia sekarang. Berhasil
mendidikku sebagai seseorang yang berjiwa pekerja keras. Dan menanamkan prinsip
agar aku tidak mudah menyerah
Ngomong ngomong soal ayah nih.
Ayahku hanya seseorang yang berlatar pendidikan yang rendah. Tamatan sd yang
bekerja sebagai kuli bangunan. Ayahku tak berbadan seperti samson yang kuat
bekerja berat berat semisal memindahkan beberapa batang besi dengan satu tangan saja atau
memisahkan batu dan pasir dengan ayakan dengan cepat. Ayahku bebadan kurus
kering bermata cekung badanya sedikit bungkuk karena sering membopong semen.
tapi semangat ayah yang kukenal luar biasa sehingga ayah masih bisa dipercaya
beberapa orang dari sekadar memerbaiki atap rumah yang bocor, lantai keramik
yang terkelupas atau saluran air yang mampet. Tapi tetap saja pekerjaan sebagai
kuli bangunan tidak cukup mampu menopang 5 kepala yang harus ditanggungnya
setiap hari. Ayah harus berhutang kian kemari, untuk memenuhi kebutuhan
keluarga. Meski masa masa tersulit ayah
tidak pernah menyerah meski job lagi sepi ayah berusaha mengumpulkan beberapa
plastik minuman bekas. Pemulung adalah kerjaan sampingan dari ayah.
Tapi malang tak bisa ditolak,
setelah 3 hari ayah tak pulang dari memulung ayah dipastikan tak lagi ada untuk
kami selama lamanya. Ayah di temukan tak bernyawa di tepi rel kereta api.
Daerah itu memang rawan kejahatan begitu yang kudengar dari pada tetangga
sepulang melayat. Aku tak bisa mengenali mayat itu lagi, selain baju kaus lusuh
yang melekat pada badan ayah yang bersimbah darah yang sudah berwarna
kecoklatan. Hari kepergian ayah, aku sangat terpukul padahal waktu itu aku
masih kelas 3 sma yang akan ujian akhir. Tapi untuk tiga bulan itu tak bisa
lagi berharap aku harus menggantikanya dan membantu ibuku mencari uang meski
itu artinya aku harus berhenti sekolah.
Dan hal yang paling kusayangkan
sampai sekarang tak ada satupun yang tahu siapa pelaku yang telah membunuh
ayah. Tak cukup bukti untuk menjerat preman preman yang biasanya beroperasi di
sekitar stasiun. Kasus ayah dihentikan begitu saja , pertanda jika kami harus
merelakan nya dengan ikhlas
Hari demi hari telah terlewati,
3 tahun sudah ayah meninggalkan kami. Tiga tahun sudah juga aku telah menjadi
tulang punggung keluarga . satu tahun masa tersulit pertama telah terlewati
dimana masa masa susah sampai sekarang 2 tahun masa masa indah yang sepertinya
sedikit demi sedikit tak kunikmati. Terlalu rumit dengan problema yang tidak
berujung, stress pekerjaan yang terlalu menuntut dan tentunya kewajiban tampil
sempurna, agar menejerku tak kembali cerewet. Tampa memikirkan ini sudah
kelewatan menurutku
Aku masih menggenggam surat itu,
surat itu tak cantik. terkesan bukan seperti surat cinta tapi hanya sebuah
surat yang selalu rutin kehadiranya sebulan sekali. Tapi uniknya surat ini
selalu tahu hal hal apa yang terjadi padaku. Seminggu ini aku sangat kesal sama
mantanku yang memanfaatkan ketenaran ku agar mendongkrak kepopuleranya sebagai
bintang film. Surat itu meski sama sekali tak menyinggung kata kata mantan
pacar tapi aku langsung menangkap maksudnya jika aku baru saja putus dan jangan
berharap untuk kepalsuan. Tapi siapa pengirimnya?
Pertama surat itu ada saat
seorang tukang pos langsung memberikanya ketanganku di minggu pagi 5 bulan yang
lalu. Surat itu beralamat dikota ini juga tapi setelah aku cari cari alamat
yang dimaksud tak ditemukan. Hanya rumah kosong tak berpenghuni , rumah itu
telah di tumbuhi tanaman yang merambat di dinding dindingnya yang tak terawat
bahkan ada sebagian batu bata dindingnya yang copot. Sangat mustahil jika ada orang
yang tinggal disana
Aku penasaran sekali waktu itu.
aku mengalami sekelumit masalah di dalam menajemenku. Menajemenku yang lama
membawa kabur uangku setengah milyar.
Surat itu berkata begini
Sekelumit
manusia memang tak tampak aslinya
Mereka
hanya kelihatan seperti debu debu berterbangan
Melekat
pada suatu tempat lalu pindah lagi jika angin memaksanya terbang
Begitu
saja, meski semua orang beranggapan dia tampa beban
Tak
ada yang mempedulikanya meski hidupnya sebenarnya penuh hantaman
Meski
ancaman, hanya dia yang tahu
Hanya
dia, sampai suatu hari memaksamu untuk melihat siapa dia sebenarnya
Keterlambatan
hanya sia sia karena selama ini tiada kepentinganya bagimu
Hanya
kamu, segala nya demi bintangmu sampai tidak sadar kau membuatnya redup
Apakah
kau menyesal tampa harus menyesali dia?
Gunakan
hatimu bukan hanya matamu yang membuatmu buta
Hati
benar tak bisa melihat, tapi hati masih mampu merasakan keberuntungan dibalik
kerugian
Hal
yang tidak bisa dilakukan mata bukan?
Hanya sekian, tak ada nama,
pengantar surat pun tak tercantum. Tapi kebetulan surat itu tidak menjadi
rongsokan karena itu pertama kali ku terima surat yang datang tidak rombongan
yang di antar oleh tukang posnya langsung. Tapi unik jika datangnya rombongan
juga aku selalu merasa penasaran dengan surat yang beramplop putih polos dan
ditulis di kertas hvs biasa. Karena
surat yang pertama itu seperti ada seberkas penyelesaian yang memaksaku
untuk menerjemahkanya
Debu yang mungkin dimaksud
adalah siti menejer ku dulu. Dia menejer pertamaku yang mendampingiku mulai di
awal karirku. Ombak ketenaran membuat ku lupa, aku terkena yang disebut sebut
orang sebagai star sindrom. Aku mulai sedikit terlena oleh ketenaran, pujian
pujian yang bertebar tebaran kemana mana membuat aku lupa siapa aku. Kacang
lupa kulitnya itu memang pantas disandangkan padaku. Aku lupa asalku, yang
penting aku dan diriku sekarang yang tenar
dengan jutaan penggemar
Pagi itu siti mempersiapkan
beberapa jadwalku dalam sebulan ini. siti beda sekali dengan menejerku yang
sekarang. Dia sopan , ramah bahkan sedikit kampungan. menjadi menejerku merupakan debut kedua siti
sebagai menejer. Artis yang pertama di menejerinya terlibat kasus narkoba
sehingga karirnya harus mati suri. Siti mengundurkan diri dan melamar menjadi
menejerku padahal pengalamanya sebagai menejer tak lebih dari tiga bulan
Kadang aku benar benar kelewatan
sama siti. Aku bahkan semena mena, kepribadian yang penurut kadang kadang
membuatku berbuat sesukaku. Memerintahnya bagai seorang dayang istana. Nggak
peduli siti lagi sakit, kalau aku mau sesuatu meski hujan badai diluar siti
akan membelikanya. Bahkan sesuatu hal yang berjarak 5 meter dari ku
Karena dulu penilaian ku tentang uang begitu
klasik. Uang adalah segalagalanya. Wajar
dong, siti artinya bekerja untukku . aku adalah sumber mata pencarianya
untuknya. Iya sih benar siti bekerja juga demi kepentinganku. Tapi akulah yang
membayar gajinya. Beberapa bagian dari honorku
Picik. Pemikiran picik itu
menikamku. Karena aku hanya mempedulikan diriku sendiri. siti membawa kabur
uang ku. Aku syok berat waktu itu. aku memerintahkan orang untuk mencari siti.
Karena pencarian itu aku juga kehilangan beberapa job. Berita hilangnya siti
tersiar dalam infotaiment semakin memperbesar besar masalah. Tidak ada titik
terang karena hampir dua tahun dia bekerja untukku aku tidak tahu apa apa
tentangnya. aku memang orang yang tak mau tau
Sekedar rumah keluarganya saja
aku tidak tahu. Padahal jasa siti dikeluargaku lumayan banyak. Bahkan sebelum
adanya sopir pribadi, siti kadang tak keberatan jika aku menyuruhnya untuk
menjemput adik adikku pulang sekolah. dan masih banyak lainya tentunya. Ntah
karena aku terlalu menyibukan diri atau memang aku orangnya yang kurang komunikatif
sehingga tidak banyak yang ku ketahui dari siti
Puncaknya seminggu setelah kehadiran
surat yang kuanggap salah alamat itu,
siti ditemukan di surabaya. Menurut keterangan, siti terpaksa melakukan itu
karena kepepet masalah hutang dan ayahnya yang lagi sakit sakitan. Baru ku
ketahui siti mempunyai masalah yang pelik. Benar aku mempunyai mata yang
ternyata ini buta karena tak pernah melihat apa yang seharusnya ku lihat. Lagi
lagi kata dalam surat itu benar
Siti memang tak dipenjara. Aku
sadar dan tidak memaksa siti untuk mengembalikan uangku. Aku tak menyalahkan
siti, malah sempat meminta siti untuk menjadi menejerku kembali. Tapi siti
sepertinya harus merawat ayahnya yang seorang diri sakit sakitan di kampung. Siti merupakan anak tunggal yang
ibunya telah berpulang sepuluh tahun yang lalu. Itu adalah makna kalimat ada
keberuntungan dibalik kerugian. Yang
hanya bisa dilihat oleh hati, meski mata hari itu mengingkari
Sekarang giliran surat kedua.
Surat kedua tak ku terima langsung dari tukang pos. Adikku yang paling kecil
yang memberikanya. Dia bilang surat yang sedang disodorkanya itu untukku. itu
hari ke 27 sejak kedatangan surat pertama. Pertama aku beranggapan jika surat
itu adalah dari teman adikku yang nge fans padaku. Melihat tampilanya saja ini
seperti anak kelas dua sd yang baru belajar membuat surat untuk orang yang
digemarinya. Mana tahu dia kata kata dear,
wajahmu selalu terpikirkan olehku, jantungku bergetar atau basa basi aneh
lainya khas orang yang lagi kasmaran. Paling Cuma kata kata “kakak yang cantik, mau dengar suara kakak
lagi, mau belajar nyanyi sama kakak” palingan Cuma itu, karena dugaan itu, aku
tak membaca surat itu sebelum adikku yang polos merengek agar suratnya dibaca ,
katanya sih pesan pengirimnya
Cinta?
Apakah
sekarang kau sedang jatuh cinta?
Kau
memikirkan seseorang yang sedang merangkak dalam benakmu
Menari
nari dalam hatimu
Mengingat
ingat pesonanya yang membuat kau melambung
menjauhi angkasa
Bermain
main bersama bintang
Menembus
cakrawala
Berlonjaklonjak
kegirangan di atas awan
Tak
berfikir nanti
Karena
hari ini
Cinta
mengalahkan logika
Karena
pesona seseorang
Hanya
sebuah sensasi yang sedang kau nikmati
Karena
menurutmu bintang bintang hanyalah
sebesar ujung jarum yang berkelap kelip
Dan
jika awan itu benar benar kapas bukan sekumpulan uap air yang membumbung
keangkasa
Aku membaca surat itu kurang
mengerti. Anak kelas dua SD tidak mungkin membuat kalimat seperti ini.
tulisanya juga bukan tulisan anak kecil yang masih belajar menulis. Aku segera
menemui adikku yang sedang bermain ayunan di halaman belakang. Adikku hanya menjawab begini
“tadi ada orang yang memberikan
itu di gerbang sekolah kak, orangnya berkerudung, suruh kakak agar membacanya”
Aku sudah salah sangka dari
awal. Memang salahku tak menanyakanya siapa pengirimnya. Tapi dari mana dia
tahu kalau aku sedang jatuh cinta? Berita ini sama sekali belum tersebar ke
infotaiment. Yang tahu perasaan ini hanya aku. Aku yang sedang jatuh cinta pada
seseorang artis film yang bernama romi. Kepentingan aku di film itu hanyalah
sebagai pengisi soundtrack. Sekalian syuting video klip yang memakai beberapa
adegan di film itu
Aku mulai mencari surat yang
pertama yang aku rasa dari penulis yang sama. Aku bisa menyimpulkan surat itu
berasal dari penulis yang pertama. Cara pengemasan surat itu pun tak ada
bedanya. Hanya kata katanya saja yangmengalami perubahan sangat sesuai dengan
apa yang sedang ku rasakan.
Tak mau ambil pusing. Aku menjalani
hidupku seperti biasa. Tak ada penyelesaian dari surat itu hanya bintang dan
awan. Kata kata yang melantur
Hubungan aku dengan romi mulai
serius. Kami mengumbar hal itu ke infotaiment meski masih 2 minggu dari tanggal
jadian kami. Aku sangat bahagia karena aku menyukai romi dengan segala komitmen
nya yang segera menikahiku di umurku yang masih 21 tahun. Romi tidak main main
membawa aku ke keluarganya merupakan suatu bentuk keseriusanya. Wanita mana
yang tidak tersanjungan dengan ini?
Aku yang selama ini jauh dari
gosip pacaran akhirnya gosip itu menyebar seperti jamur di musim penghujan.
Wartawan mencari cariku karena berita dan foto fotoku bersama keluarga romi di
sukabumi. Banyak wartawan selama ini memang yang penasaran tentang kisah
asmaraku yang hampir tidak pernah diketahui mulai dari awal karirku. Keluargaku
juga terima terima saja aku dekat dengan romi. Mereka tak banyak berkomentar
“ibu setuju setuju saja, asal
kamu bisa jaga diri nak”
Aku melonjak kegirangan saat ibu
berkata begitu. berarti lampu hijau buatku dan juga romi. Tapi hal yang
menyebalkan buat penggemarku terutama kaum adam. Beberapa orang terang terangan
menyatakan ketidaksukaan terhadap romi. Mereka mencecarnya di jaringan sosial.
Bahkan menejerku juga menyatakan ketidak sukaannya karena bisa mengurangi kepopuleranku karena
membuat fans ku patah hati . Lagi lagi masalah uang. Menejerku yang satu itu
memang mata duitan
Giliran surat ketiga sekarang
letaknya tak lagi terkhususkan. Kini surat itu mendarat diantara tumpukan surat
surat lain yang masuk beserta buah tangan dari penggemar. Menejerku mungkin
sudah satu setengah jam yang lalu kesini memindahkan semuanya. Diluar sangat
panas. Aku menghabiskan waktu dengan membaca beberapa surat penggemar dari seminggu
lalu yang berhasil terkumpulkan
Mereka umumnya kecewa tentang
romi. Mereka kebanyakan menanyakan hal yang sama, tapi tentu saja pertanyaan
mereka tidak akan aku jawab satu persatu. Mungkin lewat media sosial sekedar
mengkonfirmasikan jika aku benar benar serius dengan langkah ini. bersiap
menjadi nyonya romi ridiantoro, hahahha,
kikik ku dalam hati
Beberapa surat telah berhasil
aku baca dan sekarang perhatianku tertuju pada amplop putih yang ukuran nya
lebih besar dari yang lain. Aku penasaran setelah dua surat sebelumnya. Aku
sebenarnya tidak begitu yakin itu adalah surat dari pengirim yang sama. Pertama
alamat nya sama dengan alamat sebelumnya. Mungkin saja dari orang yang sama
Tak
ada yang sama, kau tumbuh menjadi orang yang berbeda. Sifatmu sudah banyak
berubah tapi satu kepribadian mu yang tak kan hilang yaitu selalu menganggap
semuanya dangkal. Air yang kau lihat jernih tak bisa kau perkirakan dalamnya
jika kau masih berdiri melihatnya kebawah tampa kau masuk lalu merasakan
sendiri berapa dalamnya. Maksud seseorang tak akan mungkin kau terjemahkan jika
kau masih melihat nya untuk menjaga hatimu sendiri, bukan berniat melihatnyadi
sisi lain yang tak ingin kau ketahui. Lebih baik menyesal sekarang dari pada
nanti. Tak ada yang bisa mengubah jika nasi telah jadi bubur dan jika semua nya
tak lagi sesuai yang kauharapkan. Berusahalah melihat hal yang tak mau kau
lihat. Berusalah menerima hal yang tidak mau kau terima.
Aku bisa menerjemahkannya kali
ini. aku rasa si penulis surat ini mencoba memperingatkanku agar aku melihat
sisi lain dari seseorang. Tapi siapa , aku mengenal banyak orang, produserku,
menejerku, asistenku, pembantu rumah tangga mungkin, atau teman temanku, atau
barangkali romi. Aku rasa surat kali ini membuatku sedikit bingung.
Aku menjalani hidupku seperti
biasanya “apalah arti sebuah surat yang nggak akan berpengaruh besar dalam
hidupku”ucapku remeh dalam hati. Kesibukanku masih merupakan jadwal rutin yang
terpaksa kunikmati tiap hari. Tak ada yang tampak luar biasa, selain minggu ini
romi akan mengajakku untuk menonton peluncuran film petamanya di bioskop.
Mungkin itu adalah satu satunya momen spesial diminggu ini pikirku
Malam malam pelepas kepenatan
merupakan malam malam yang jauh membosankan buatku. Bukan mengistirahatkan diri
di rumah, teman temanku pasti akan mengajakku party sampai besok pagi. klabing
mungkin telah menjadi kebiasaanku saat teman temanku bukan lagi tetangga tapi
beberapa orang yang berperan dalam dunia hiburan. Selebritis dengan dunia nya
yang penuh sensasi bagi sebagian orang. Disini mungkin tak semua bisa dituntut
tampil sempurna. Seorang yang jaim dan alim di sinetron bisa saja membuat hal
yang paling menjijikan disini. Karena ini bukan sinetron kawan, ini hanyalah
kumpulan realita cara pelepasan kepenatan, kadang keputus asaan. Kehidupan
nyata mereka yang kurang di dengar, hidup mereka yang berantakan, keluarga yang
tak akur, pacar mereka yag selingkuh, bermacam macam komplikasi yang kadang
menurut mereka berat yang bisa selesai dengan sebotol wisky, vodca dan bir.
Kelar buat besok pagi, menjelang mereka terbangun dan melihat kembali kenyataan
yang harus mereka hadapi
Sedangkan aku, diantara mereka
hanya berusaha menikmati seperti apa yang sedang mereka nikmati. Meski tidak melantai karena romi tidak hadir malam
hari ini aku berusaha membuatnya semuanya terkesan baik. Setelah lagu ku usai
kunyanyikan dj langsung mengambil bagian dengan musik remix yang membuat
semuanya ikut larutdalam party. Tidak peduli sadar atau yang penting Party telah
dimulai...
Hanya begitu saja sampai besok
pagi sampai dijemput sopir pribadi. Aku juga begitu sama seperti mereka. Hidup
seperti dalam lembah keputusasaan tapi dalam latar belakang kesenangan. Aku
merasa bisa membeli semuanya tapi aku tak berdaya jika berhadapan dengan yang
namanya kebosanan. Aku kesulitan meramu resep kebahagian menurutku sendiri.
begitu banyak laki laki disekitarku, yang memperlakuakanku seperti mainan tapi
tak ada secercah membuatku menjatuhkan pilihan ke mereka semua. Kecuali romi,
aku sangat yakin dia adalah pilihan yang tepat
Hari hari berganti setelah
peluncuran film pertama romi yang terhitung sukses besar. Nama filmnya melejit
yang sebenarnya biaya iklan untuk triller sangat bisa ditekan sesedikit
mungkin. Aku menyadari keberhasilan film itu juga berkat diriku yang muncul di
pemberitaan menyangkut pautkan nama romi sebagai artis baru beserta film
pertamanya. Aku tak merasa aku dimamfaatkan meski sebagian orang beragumen
seperti itu. hitung hitung ikut menyukseskan proyek pacar, tidak masalah bukan?
Sekarang giliran surat keempat
yang muncul kali ini aku tak terlalu yakin jika pengirimnya dengan orang yang
sama. Karena kata katanya kali ini sangat aneh, bahkan kali ini hampir sama
dengan penggemarku yang tergila gila kepadaku. Isinya begini.....
1 tahun mentok di otak gue, nanti dulu aja
Komentar
Posting Komentar