Heart in your pain
mungkin Yang baca menganggap blog ini Gaje, emang sih, sori pisan ini mah, emang terdapat banyak ketidakselesaian dari cerpen, maksud author cuma mau bikin blog ini sebagai timer, soalnya di laptop filenya subhanallah acak acakan . Kalau ada mood pasti dilanjutin kok. hehe
Kini kita telah sampai sayang, di
suatu waktu dimana kita tak bisa kembali lagi ke masa lalu . Aku masih denganmu
dan lebih dekat denganmu, tapi aku tak bisa merasakan lagi, aku menatap langit
lalu berharap semua itu akan hilang dan sirna
Maaf kasih, aku pergi, dengan
sejuta kenangan di antara kita, aku butuh waktu tanpa kau, tanpa kita , ya tanpa
kata kata itu. aku hanya ingin kau jalani hidup mu ini, jangan bersama ku, sekarang
aku lari, benar aku kabur, karena bagimu masa ini masih panjang. Tapi untuku
ini singkat, sesingkat kesempatan kita dipertemukan dulu. Dalam secuil kisah tuhan.
Menceritakan kita yang sama sama dikecewakan nasip,tapi saat itu aku tak merasa sendiri kerena aku
masih punya orang yang sama yaitu kau, replikasi diriku
Dulu,Kau pernah bilang sayang,
jika sekejam kejam takdir bukan memisahkan aku dan kau, tapi justru sebaliknya
menyatukan kita berdua disini. Ditempat ini, di taman rumah sakit.
Kau selalu membuatku terbang tapi
tampa sayap, membuat ku melayang ke tempat dimana kita berawal, munkin kita
memang tercipta sebagai pasangan, you are
my destiny, may be.... Aku diciptakan dengan tulang rusukmu, sudah lama
sekali aku tidak membicarakan itu dengan mu saat 6 bulan yang lalu aku lumpuh,
berbaring disini, di balut slang slang impus, alat bantu pernafasan, slang yang
masuk melalui hidungku membuat ku berlama lama di ruangan 4 kali empat,
berkutat dengan maut, berdebat dengan harapan dan semangat, tapi selalu ada kau
yang menantangku agar berbicara dengan
maut, agar aku berteriak, aku tak takut sungguh tak takut, karena
maut dan kehidupan bedanya hanya beberapa inci, orang sehat bisa saja mati
sesuka tuhan mengoreskan takdir mereka, dan orang sakit yang hanya beberapa
mili lagi dari maut malah bertahan, karena sakit bukan alasan untuk berhenti,
bukan alasan untuk mati, semangat itu menyentrum setiap aliran nadiku, sukses membuatku
melupakan apa yang terjadi padaku sekarang. Kanker hati
Aku masih ingat saat badanku
sudah mulai menguning, saat cairan bewarna merah itu keluar tampa permisi
menerobos kerongkonganku lalu keluar lewat mulutku, sat itu aku lemah sayang,
kau membawaku keluar dengan kursi roda, mendorong perlahan, membawaku ke tempat
pertama kita bertemu, taman cemara di belakang rumah sakit, kau masih ingat
kan, disini aku membuang mimpi mimpi itu tapi kau seakan mengembalikan hal itu
lagi padaku, utuh tak berkurang, membuang cita cita ku jadi novelis tapi saat
itu kau berhasil membaca apa yang tak mampu lagi ku tuliskan
Sekarang novelnya udah sampai
mana ya? Kamu tetap menuliskan, masih bercerita si gigi kelinci itu kan? Atau
masih bercerita tentang teletubis teletubis itu yang tergila gila dengan kue
tabi, atau guyonan mu itu, yang garingnya setengah mati, ahh, aku Cuma becanda,
tapi masa itu masa paling baik dalam hidupku. seperti senyummu itu, di gigi
ginsulmu
Pada suatu saat , matahari
meninggi , tepat tengah hari waktu itu, fisikku merasa ini kondisi terburuk
dalam hidupku. Berulang kali aku mendongeng dalam hati, menyuramkan wajah ibuku
yang lebih mendahuluiku menghadap ilahi. Mengingat jika masa masa tersulitku
sudah terlewati. Berharap adanya donor hati dan aku juga berharap kau bisa
memiliki seorang pendonor jantung untukmu. Dunia akan mengabadikan kita untuk
sementara. Lalu memisahkan kita suatu saat nanti tentunya dalam waktu yang
lama, bukan sekarang.
Aku melihat sepasang kunang
kunang d tengah hari, berkejar kejaran lalu kunang kunang tersebut datang satu
persatu lalu seperti kumpulan lebah yang bercahaya. Tatapan kosong tak kusadari
ulu hati ini semakin sakit, perutku semakin membuncit. Aku berharap jika
kesakitan ini terlewati.
To be continued again....
Komentar
Posting Komentar