li(f)e

ini sekilas tentang li(f)e

semoga saat novel ini berhasil diluncurkan, cewek cewek yang mempunyai daya khayal yang tinggi bakal tergila gila dengan penampilan Majun. cukup bayangkan seseorang yang berkulit sawo matang, berahang tegas, bibir tipis, dan bermata lancip dengan alis yang sedikit menukik. Badanya kekar, tingginya 182 cm, huaaa, gue aja setiap nulis penggambaran dia, deg degan parah. padahal belum nemuin orang kayak gitu. hanya saja menurut gue cowok yang berkulit sawo matang itu cocok di julukin "sexy man". haha, hanya persepsi gue aja sih. Tapi dalam imajinasi gue sumpah dia itu keren. Bagi yang nggak suka cowok yang berkulit gelap, gue harap kalian bakal tergila gila dengan karakter dia, karena di novel ini gue usahakan biar kalian semua melting akan sikap dia. haha., becanda

ok, langsung aja ke part 2 novel ini

Majun POV
                Namanya yani, seorang anak yang terlahir dari keluarga sederhana. dia berambut ikal yang sedikit melebihi bahunya, bergigi kelinci yang besar besar dan hal yang paling kusuka pipi chubbynya yang kalau tersenyum itu lucu sekali, seperti kue pau yang yang baru selesai dikukus. Manik matanya kehitaman, bulu matanya sedikit lentik dan terlihat  sangat menarik jika dia terbengong bengong dalam mengagumi sesuatu termasuk jika dia memandangi ku dengan mata lugunya itu. aku benar benar seperti ingin memakanya.
                Umurku waktu itu 25 tahun. Cukup terlambat  jika harus memperjuangkan cinta pertama yang sebenarnya telah terjadi 13 tahun yang lalu. Kalau dibawa ke ilmu pertanian nih, biji yang tertanam dalam hatiku sebelum sebelum ini hanya berdormansi sebelum aku benar benar berniat membawa biji itu ketempat yang benar. Tekat dan keadaan saat itu mendukung, aku dipindahkan ke depok, masuk ke indonesia lagi setelah bertahun tahun menjadi warga negara malaysia. Aku ditempatkan disalah satu cabang perusahaan yang bergerak di sektor minyak bumi. Selalu ada cara tuhan untuk mengubah keadaan. Aku sebenarnya sempat pesimis dengan perasaan masa kecil ku itu, tentang anak kecil yang berambut pendek dan kalau mengingat dia mengingat kan aku pada superhero wanita. Bagaimana ya dia sekarang, apa masih seperti dulu, ahhh, aku terlalu membayangkan dia masih suka manjat manjat pohon, berlari larian, menirukan jalan katak, burung yang terbang atau membuat kegaduhan dengan suaranya yang ahli menirukan suara berbagai binatang. Dia itu lucu sekali, selama 2,5 tahun aku bersedia jadi pengikutnya, meski harus dikejar kejar ayahnya, diburu dengan sapu lidi ibunya, atau kadang kadang dicecar kakaknya, tetap saja jadi momen momen indah yang tak akan pernah terlupakan apalagi tertinggalkan.
                Sebentar sekali rasanya waktu itu, perpisahan itu, saat aku melihat penuh wajahnya yang lugu setelah membukakan pintu. Dia berbaju kaus longgar dan bercelana panjang dan memasang tampang terpana. Wajah itu tak ada bedanya, hanya saja aku tak menyangka dia cukup tinggi juga kalau sudah dewasa. Padahal dulu aku sering menjulukinya pendekar, pendek tapi kekar. Aku kembali memastikan kalau itu dia, bukan karena tak percaya tapi hanya saja aku bingung harus memulai dengan kata kata apa. hanya saja saat itu dia tak mengenaliku, seakan ingin aku sampaikan aku ini majun mahardika, pengikut setianya yang pernah mengisi hari harinya. Oh, aku sempat lupa melepaskan kacamata, dia mungkin tak mengenaliku karena kacamata hitam yang kupakai ini. aku tahu sekali dia sangat mengindentikanku mataku dengan sudut tajam di ekor mataku, dan alisku yang sedikit menukik. Dan ternyata benar saat aku membuka kacamata dia mengenaliku dan langsung memperbaiki logat bicara ku yang katanya seperti tokoh kayak tuyul botak yang bernama upin dan ipin
                Aku canggung, aku memilih mencari kesibukan dengan membalas berbagai sms dari pimpinan perusahan, bos ku yang baru, urusan kepindahanku bahkan sms dari penggemarku dari tempat kerja lamaku. Dia mengantarkan segelas air putih, lumayanlah sedikit menyiram kerongkonganku yang kering akibat  diluar panasnya kebangetan. Kayaknya yan udah mulai progress nih, udah lumayan kayak cewek sekarang apalagi aku lihat dia memanjangkan rambutnya. Meski sedikit berantakan tapi rambut ikalnya itu jatuh indah dibahunya. Tapi masih tampak jelas kalau dia itu masih tomboy sampai sekarang, kalau dibanding teman teman wanita dikantorku yang sangat memperhatikan penampilan. Tapi tampilanya yang alami itulah yang sebenarnya menjadi daya tarik buatku . ditambah lagi sifatnya yang apa adanya
                Hanya sebentar  percakapan kami, uhhh susah menghilangkan sifat dingin ku ini. aku baru menyesalinya  kali ini. selalu ada hal baru yang kutemukan jika aku berhadapan denganya. ntah lah aku juga tidak mengerti kenapa, munkin karena dia orang yang bisa meemukan apa yang ada dalam diriku. Mengajarkan aku berani, padahal dulu sejujurnya waktu keciil aku manja sekali, hampir seprti anak perempuan malahan, munkin karena aku juga terlahir sebagai anak pertama dan satu satunya dari orang tuaku yang keduanya sudah jadi almarhum sekarang.  Beruntung sekali menemukan yan saat masa kecilku sekurang kurangnya dia mengajarkan aku berani dan tak selalu bersembunyi di ketiak ibuku. Walaupun dia sedikit brutal kadang kadang, dia memiliki jiwa pemberontak tapi untuk sesuatu yang benar, jika dia bosan jika selalu dikambing hitamkan dari kakaknya ;indri. Yaaa, indri yang pernah naksir berat padaku bahkan sampai dimalaysia dia masih mengirimkan surat tapi hanya berlangsung 3 bulan setelah kepergianku. Tapi yan yang ku kenal adalah orang yang selalu menangis dalam diam, dia tak akan terlihat sedih walaupun aku sangat tahu dia hari itu pasti lagi dihajar rotan dibetisnya oleh ayahnya. Dia akan tersenyum sambil mengangkat lengan bajunya dan menirukan gaya popeye kalau udah makan bayam. Percaya diri kalau dia akan baik baik saja. Salut

                Aku tak sempat menanyakan kabarnya lalu aku dipaksa untuk mengurus kepindahanku ke kantor yang baru. Pulang pulang jam 10 malam  terlalu terlambat kalau ingin bercerita banyak dengan yan, sebenarnya aku telah siap siap menghujaninya dengan beragam pertanyaan. Mulai dari bagaimana dia menjalani hidupnya, bagaimana dengan pengalaman remajanya, oh iya satu hal yang paling aku ingin tahu tentang alan. ya orang itu, ibunya menyinggung itu waktu aku seminggu yang lalu berkunjung ke rumahnya. Siapa dia, karena dia itulah yan kembali hidup sebagai pemberontak. Dia sering sekali melakukan pembelaan ke orang itu kedepan ibunya. 
sebenarnya siapa dia?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sistem Saraf Pada Ikan

Filosofi barang antik